BEBERAPA hari kemudian, seorang wanita datang mengunjungi kediaman Radha. Wanita itu memperkenalkan diri sebagai bawahan Max dan menunjukan kartu identitas dirinya—sepertinya ia mengetahui kalau Radha cukup parno dan hati-hati karena takut kalau ia membohonginya.
"Anda bisa memanggil saya Sylvia," terang wanita tersebut.
"Ah, baiklah."
Sylvia tersenyum sopan dan mengajak Radha untuk pergi bersamanya. Wanita itu datang menggunakan mobil Mercedes-Benz tipe AMG S65 bersama dengan seorang supir yang menyambut Radha dengan sopan. Awalnya Sylvia ingin duduk di samping kursi pengemudi tetapi Radha memaksanya untuk duduk disamping Radha, akhirnya Sylvia pun mengalah dan duduk di samping Radha.
"Jadi hari ini anda mau membawa saya kemana?" Tanya Radha hati-hati.
"Hari ini anda akan memilih desain gaun pengantin di butik kepercayaan Pak Max, setelah itu anda akan mempelajari dasar-dasar tentang bisnis bersama saya di rumah Pak Max. Pukul 6 sore nanti, saya akan mengantar anda kembali ke rumah anda," jelas Sylvia.
Radha menganggukkan kepalanya. "Memangnya untuk tanggal pernikahan dan venuenya sudah disiapkan?"
Sylvia tersenyum sopan. "Untuk tanggal pernikahan sudah ditetapkan, mengenai venue anda tidak perlu khawatir karena pihak kami akan mendapatkan tempat sesuai dengan keinginan Pak Max."
Radha mengerti arti lain dibalik perkataan Sylvia, artinya apa yang diinginkan Max pasti akan didapatkan pria itu. Diam-diam Radha menelan ludahnya dengan susah payah, calon suaminya ini benar-benar orang yang mengerikan.
Begitu sampai di butik yang dituju, Radha disambut oleh lima pramuniaga yang segera melakukan tugas mereka. Radha diberikannya buku koleksi mengenai desain yang ada di butik tersebut, bahkan Radha diwajibkan untuk meng-custom gaun pernikahannya nanti atas perintah Max. Radha tidak bisa menahan keterkejutannya begitu dihadapkan dengan lebih dari 1000 desain gaun pengantin di hadapannya.
Tidak hanya dari desain, Radha juga harus memilih bahan dari kain yang akan ia gunakan, kombinasi warna, batu permata yang akan menghiasi gaunnya, dan sebagainya. Karena pernikahan ini akan diadakan dalam tiga bulan lagi, Radha tidak bisa menunda terlalu lama. Radha ingin semuanya serba simple dan meminta Sylvia untuk memilihkan baginya, tapi Sylvia selalu menolak dan hanya memberikan beberapa saran seperti selera Max maupun beberapa hal yang tidak Max sukai.
Setelah selesai memilih desain gaunnya, Sylvia membawa Radha ke rumah Max yang terletak di kawasan Paradise Residence, Perumahan ini milik Soedjono Group, perusahaan yang bergerak di bidang property. Perumahan ini banyak dihuni oleh orang-orang kaya se-Indonesia dimana nilai property rumah mereka mencapai nilai yang bombastis.
Adam dan Eva hendak membeli rumah di kawasan ini karena selain prestise diantara kalangan kaum borjuis, perumahan ini memiliki tingkat pengamanan yang tinggi, satpam yang selalu berjaga 24 jam, lahan yang luas dan cukup jauh antara satu rumah dengan rumah lain, di daerah pinggiran kota Jakarta yang memiliki akses khusus dengan banyak tol, dan dekat laut.
Tetapi Radha tidak menginginkan keluarganya pindah saat itu, terlebih ia juga sudah nyaman dengan rumah lamanya yang lebih dekat menuju SMA-nya jadi orang tuanya pun tidak jadi pindah rumah ke perumahan disana. Radha mengakui bahwa segala rumor mengenai Paradise Residence ini benar setelah ia mengunjungi rumah Max.
Di pintu gerbang perumahan, terdapat delapan satpam yang menjaga gerbang tersebut. Mereka mengidentifikasi nomor plat mobil serta seisi mobil. Selain itu Sylvia juga menyerahkan suatu kartu khusus dan memberikan alat dimana Sylvia menempelkan ibu jarinya. Alat itu mengescan sidik jari Sylvia kemudian mengeluarkan warna hijau, barulah mereka diperbolehkan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Not Fall In Love (COMPLETED)
Romance[The Marriage Contract Series 3] "Dan terakhir..." Jantung Radha berdebar kencang. Apa syarat terakhir yang akan diajukan pria dingin di hadapannya ini? "Let's not fall in love." Tatapan Radha kepada Max berubah menjadi sedikit menajam. "S...