SETELAH Max memanggil supir perusahaannya untuk datang ke mall yang mereka datangi, Max membiarkan supir pribadinya mengantar Radha kembali ke rumah sementara Max bersama dengan supir perusahaan kembali ke perusahaan.
Sesampainya di ruangan kantornya, Max disambut oleh sekretarisnya dengan hormat, "Pak Max, Pak Hiro dan Bu Sylvia sudah menunggu anda."
"Terima kasih Nena," balas Max singkat.
Ia membuka pintu ruangannya dan mendapati Hiro dan Sylvia yang berdiri disamping meja kerjanya dengan sikap hormat. Hiro dan Sylvia adalah tangan kanan Max, keduanya adalah tangan kanan Max yang disegani semua orang. Begitu Max duduk di kursinya, Hiro membuka suara, "Saya dengar anda akan menikah dengan nona muda dari keluarga Brathawidjaya."
Max mengangguk. "Benar. Kau harus menyiapkan persiapan pernikahanku dengan baik, Hiro."
Sylvia hendak membuka mulutnya tetapi terhenti sejenak, ia menatap Max dengan tatapan khawatir kemudian memutuskan untuk menyuarakan pemikirannya. "Apa ini tidak memengaruhi rencana bapak ke depannya?"
Max membuka folder di hadapannya dengan tenang. "Tidak. Semua akan berjalan sesuai rencana walaupun akan ada sedikit perubahan."
Hiro melirik Sylvia yang masih ingin melanjutkan perkataannya, ia menyikut wanita disampingnya diam-diam. Melihat interaksi keduanya, akhirnya Max menutup berkasnya dan menatap mereka, "Ada apa? Apa kalian meragukan pilihanku?"
"Bukan begitu," koreksi Hiro cepat. "Kami hanya khawatir hal ini menghambat rencana anda dan... keluarga besar anda tampaknya tidak akan setuju dengan mudah mengenai hal ini. Musuh anda juga akan menemukan peluang yang lebih besar untuk menjatuhkan anda."
"Tidak perlu khawatir. Kalian lupa aku ini siapa?" Max menyunggingkan senyuman kejamnya. "Aku adalah Maximilian Archangelo Dexter. Tidak ada satu orang pun yang bisa menghalangi jalanku, dan apabila ada, aku akan menyingkirkan mereka."
Meskipun Hiro dan Sylvia sudah melayani Max sejak lama, mereka tetap merasakan bulu kuduk mereka merinding setiap mendengar perkataan dingin Max.
"Lalu... dengan mantan kekasih dan rekan one night stand anda, apa anda akan tetap berhubungan dengan mereka atau..." Sylvia menggantungkan pertanyaannya.
"Aku sudah membereskannya." Max menopang dagunya dengan malas. "Kalau mereka masih berusaha mencari masalah. Itu adalah tugas kalian untuk membereskannya," tambahnya santai.
Hiro dan Sylvia menundukkan kepala mereka; diam-diam di dalam hati mereka, mereka mengeluh mengapa Max harus menikah secepat ini. Hiro enggan berurusan dengan wanita-wanita tersebut dan Sylvia lelah menerima sikap menyebalkan para wanita itu yang ditujukan kepadanya akibat gagal menujukan kekesalan mereka kepada Max.
"Apa sebenarnya anda menikahi Nona Brathawidjaya karena menyukainya? Kalau tidak kenapa anda memutuskan hubungan dengan para wanita itu?" Tanya Hiro bingung. Sepengetahuan Hiro, Max dan nona bungsu dari keluarga Brathawidjaya ini tidak saling mengenal dan kalau mereka menikah secepat itu, itu artinya bosnya ini telah memiliki rencana yang tidak mereka ketahui. Ia ingin bertanya apa rencana yang dimiliki Max tetapi Hiro rasa ia tak pantas menanyakan rencana atasannya kecuali kalau ia yang memberitahu dengan sendirinya. Bagaimana pun juga ia hanyalah seorang bawahan.
Max tersenyum dingin. "Ia akan menjadi istriku dan sudah sepantasnya aku menghargainya. Meskipun pernikahan ini tanpa cinta, tidak seharusnya aku menyelingkuhinya ataupun bermain api di belakangnya," balasnya bijak.
"Kalian berdua harus menyiapkan persiapan pernikahanku dengan sempurna. Tiga bulan ke depan aku akan menikahi wanita itu," Max menoleh kearah Sylvia, "dan Sylvia bantu wanita itu untuk belajar tentang bisnis dalam tiga bulan ke depan. Paling tidak ia harus mengerti dasar-dasar bisnis itu sendiri. Kamu akan mengajarnya di ruang perpustakaan di rumahku. Aku akan memberitahu satpamku untuk memberikan akses kepadamu dan wanita itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Not Fall In Love (COMPLETED)
Romance[The Marriage Contract Series 3] "Dan terakhir..." Jantung Radha berdebar kencang. Apa syarat terakhir yang akan diajukan pria dingin di hadapannya ini? "Let's not fall in love." Tatapan Radha kepada Max berubah menjadi sedikit menajam. "S...