three - kebimbangan

40.5K 2.6K 135
                                    



APA?

Kepala Radha terasa sakit seketika. Ia menatap mata Max lurus-lurus dan pria itu tampaknya benar-benar serius. Radha sangat mengharapkan pria berwajah lempeng itu tiba-tiba berteriak, 'Saya hanya bercanda.' Tapi nyatanya pria itu tetap diam dan malah menatapnya balik tak berkedip.

"Ini bukan tanggal 1 April 'kan, Pak?" Tanya Radha bingung.

Max melirik kearah kalender mejanya. "Bukan. Sekarang bulan September, Nona."

"Ini bukan aprilmop 'kan? Kantor anda sedang tidak diliput acara tv jebakan super 'kan?"

Max membuang nafasnya pelan dan menggeleng. "Saya tidak pernah main-main dengan segala perkataan saya." Pria itu beranjak dari posisinya dan menunjuk kearah cctv, "Kalau anda tidak percaya, saya bisa menunjukkan rekaman cctvnya."

Radha menelan ludahnya susah payah. Dengan ini artinya... sama saja Kris menjualnya bukan? "Ke-kenapa kakak saya menawarkan saya sebagai imbalannya?" tanyanya tak mengerti.

Max mengedikkan bahunya. "Entahlah. Saya juga tidak tahu. Kenapa anda tidak menanyakan hal ini sendiri ke kakak anda?"

Tubuh Radha semakin melemas, kepalanya tidak mampu berpikir lebih jauh. Kenapa Kris tega melakukan ini ke Radha? Kenapa? Memangnya dia ini barang apa?

"Wajah anda benar-benar pucat pasi, Nona. Lebih baik anda pulang dan berbicara dengan kakak anda."

"La-lalu... Anda menyetujui penawaran kakak saya?" Tanya Radha susah payah.

Max mencondongkan tubuhnya dan memperhatikan Radha lekat-lekat. "Kalau saya menyetujuinya, saya rasa anda tidak akan menginjakkan kaki anda di kantor saya karena kakak anda pasti sudah mengatur pertemuan untuk bertemu dengan saya."

Ah, benar juga! Itu artinya pria ini tidak menyetujuinya! "Tapi..." Max mulai bersuara lagi. "Kalau anda memang ingin menyelamatkan perusahaan Ayah anda, saya rasa anda harus memikirkannya."

"Ma-maksud anda?" Tanya Radha tak mengerti.

"Yang kakak anda tawarkan adalah pernikahan dan juga saham sebesar 45% itu artinya saya mengakuisisi perusahaan Ayah anda karena apabila dijumlah dengan saham yang saya miliki, saya menjadi pemegang saham terbesar. Saya rasa kakak anda menawarkan pernikahan supaya ia dapat tetap memiliki kendali akan perusahaan Ayah anda."

Radha terdiam. Meskipun dia tidak terlalu mengerti maksud Max tetapi ia dapat menangkap sedikit. "Ja-jadi maksud anda, kakak saya memberikan perusahaan Ayah saya ke anda untuk membayar hutang lalu memberikan saya supaya keluarga kita bisa menjadi besan, begitu?"

"Ya bisa dibilang begitu kurang lebih. Karena apabila saya mengakuisisi perusahaan Ayah anda, saya bisa memecat siapa saja termasuk Ayah anda dan kakak anda," terangnya santai.

Radha meremas ujung roknya dengan gelisah. Pernikahan. Apa ia harus melakukan hal ini? "Ka-kalau Ayah saya belum bisa membayar dan anda tidak memberikan dispensasi waktu... Anda tetap mengambil perusahaan Ayah saya 'kan?"

Max memutar-mutar bolpoin yang berada diatas meja kerjanya. "Tentu saja. Termasuk harta kekayaan dan seluruh asset keluarga anda. Ayah anda juga bisa berada di penjara karena saya pasti akan menuntutnya ke pengadilan."

Pria ini tidak main-main, setiap perkataannya terdengar serius di telinga Radha. Apa yang harus Radha lakukan?

"Tidak perlu khawatir. Kalau anda tidak mau melakukannya, saya tidak akan memaksa," ujar Max tenang yang sama sekali tidak membuat hati Radha tenang.

Let's Not Fall In Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang