six - perjanjian

37.6K 2.9K 64
                                    



MOBIL Max melaju menuju daerah perbelanjaan di ibukota, suasana di dalam mobil itu benar-benar canggung. Radha sendiri bingung harus memulai pembicaraan apa. Sesampainya di lobi salah satu mall, Max segera turun dari dalam mobil diikuti Radha.

Keduanya berjalan menuju salah satu toko pakaian yang terkenal akan karya haute couture-nya. Radha tahu betul berapa uang yang harus digelontorkan untuk satu buah pakaian simple dari toko tersebut, meskipun dirinya tidak pernah membeli merk tersebut, kakaknya merupakan pelanggan setianya.

Begitu mereka menginjakkan kaki di dalam sana, seorang pramuniaga menyapa Radha dan Max dengan sopan. "Selamat pagi Pak Max. Ada yang bisa dibantu?" Tanya pramuniaga tersebut.

"Tolong tunjukkan koleksi yang kalian miliki ke gadis di belakang saya ini."

Pramuniaga itu mengangguk, ia mendekati Radha dan mengangkat tangannya dengan sopan. "Mari Bu, saya antar melihat koleksi terbaru kami."

Radha tersenyum kecil, ia mengikuti pramuniaga tersebut yang membawanya ke satu ruangan khusus berisi pakaian perempuan. Ruangan itu terpisah dari ruangan sebelumnya seperti ruangan khusus bagi pelanggan VIP.

"Ini adalah koleksi terbaru kami yang tidak kami display. Hanya pelanggan VIP yang dapat melihat koleksi baru ini sebelum jadwal penjualan di Indonesia, Bu." Pramuniaga itu menjelaskan tanpa Radha minta. Radha mangut-mangut mendengar penjelasan pramuniaga tersebut.

Perhatian Radha tertuju pada dress berwarna krem yang dipadu dengan ikat pinggang berwarna merah dan biru. Radha berusaha mencari price tag dress itu tetapi tidak menemukannya.

"Anda ingin yang ini, Bu?" Dengan cekatan pramuniaga itu meraih dress tersebut dari gantungan dan menunjukkan di hadapan Radha.

Radha mengangguk. "Iya."

"Baiklah, mari saya antar ke kamar ganti."

Pramuniaga itu mempersilahkan Radha berjalan terlebih dahulu lalu ia mengikuti Radha disamping, ia membawa Radha ke lorong lain dan membukakan pintu untuk Radha lalu menggantungkan dress tersebut di gantungan.

"Kalau ada yang anda butuhkan lagi, anda bisa memanggil saya Bu. Saya akan menunggu diluar."

"Baik. Terima kasih."

Radha meraih dress itu dengan hati-hati, ia merasa saying harus membuang uang sebanyak ini hanya demi sebuah dress branded tetapi ia tidak bisa memikirkan kata-kata yang pas untuk menolak Max. Aura yang berada disekitar pria itu terlalu kelam membuat Radha takut salah bicara, apalagi wajahnya yang sedingin es semakin membuat Radha enggan berdekatan dengannya.

Setelah selesai berganti pakaian, Radha berjalan menemui Max yang tengah menatap layar ponselnya dengan intens. Menyadari ada seseorang yang berada di hadapannya, Max mendongakkan kepalanya kemudian mengangguk. Ia segera berjalan menuju kasir untuk membayar dan dengan arahan matanya menyuruh Radha untuk mengikutinya keluar.

Keduanya berjalan dalam keheningan, Radha kira Max akan membawanya menuju lobi mall tetapi siapa sangka Max justru menaiki eskalator. Radha tepat berada dua tangga di bawah Max, ia bersuara pelan, "Mmm... Anu..."

Max tidak menggubris Radha sedikit pun. Radha menggaruk kepalanya frustasi, ia ingin menarik jas Max tapi rasanya tidak sopan. Tiba-tiba saja Max bersuara, "Kalau anda ingin bicara dengan saya, anda harus berada di samping lawan bicara anda," ujarnya dingin.

Dengan ragu-ragu Radha menaiki tangga; berdiri di samping Max. Pria itu bergeming, membuat Radha memulai pembicaraan terlebih dahulu, "Kita mau kemana?"

Let's Not Fall In Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang