Dinner

2.2K 110 1
                                    

Typo

.......

Matahari menapakkan diri ditengah kota ini, cahayanya begitu menerangi setiap jengkal sudut jalan.

"Ini saja paman, iya..

Iya itu saja...

Terimakasih" Prilly meletakan roti itu ke dalam tas belanjanya, dan keluar dari toko tersebut. Matanya menjelajah bagian sudut jalan mencari toko yang sejak tadi ia cari. Kakinya berjalan kearah jarum jam angka satu tepat disana toko itu berdiri. Jalan kini sedikit lenggang saat Prilly tau jika semua orang sibuk dengan rutinitas masing-masing, hanya sebagian orang berjalan kaki dan ada juga naik sepeda. Kota yang sangat bersih.

Tringg

Pintu itu berbunyi saat Prilly mendorongnya kedalam, pegawai berseragam hitam putih itu menyapanya didepan pintu memberikannya kartu ucapan selamat datang.

"Selamat datang di toko kami"

Prilly tersenyum menanggapi pelayan itu, kakinya berjalan menuju sudut ruangan mencari keberadaan bunga itu dari hempitan bunga lainnya. Matanya terus menjelajah dan uhh!! Disana. Tepat diangaka jarum jam tiga bunga itu berada disana, dengan vas yang antik. Dengan gembira Prilly mengambilnya bersamaan dengan seseorang yang juga ingin mengambilnya.

"Maaf saya deluan yang mengambilnya."

"Saya juga"

Prilly berdecak, ia menatap wanita itu kesal. "Tapi saya deluan"

"Tidak saya deluan"

"Permisi ada apa ini?" tiba-tiba pelayan toko itu menghampiri mereka, Prilly menatapnya.

"Saya deluan mengambil bunga ini"

"Nggk saya!"

"Kok kamu nyolot sih? Kan saya deluan yang ngambil"

"Maaf, disini di larang keributan. Apa yang saya bisa bantu?"

"Saya mau bungan ini" jawab mereka serempak, Prilly menoleh menatap wanita itu kesal.

"Maaf bunga itu cuman satu di toko kami"

"Yaudah anda aja yang ngambil bunga lain saya ngambil ini" ketus Prilly

"Eh mana boleh, kan saya deluan"


Pelayan itu menatap mereka bergantian, sedang kan Prilly dan juga wanita itu berdebat. Semua mata melihat mereka, dua wanita itu tetap saja berdebat.

"Bunga itu tidak di jual" suara lain mengusik pertengkaran mereka, Prilly menoleh melihat siapa yang berbicara sembarangan itu.

"Kenapa?" tanya wanita disamping Prilly, sedangkan Prilly mendengus, kenapa wanita ini menjadi sedikit kalem saat lihat pria itu. Dasar.

"Karena itu sudah saya pesan terlebih dahulu."

"Mana bisa! Saya deluan memegangnya dan anda tiba-tiba datang!!" kesal Prilly, pria itu maju alisnya terpaut satu sama lain.orang bule!. Batin Prilly, Prilly yakin jika cowok ini bukan berasal dari paris melainkan dari negara lain.

"Saya sudah memesannya terlebih sebelum anda memegang bung itu." tuturnya dengan lembut, bersabar menghadapi wanita didepannya.

"Nggk bisa!!"

"Maaf, bu bapak ini sudah memesannya deluan. Kami sengaja meletakan bunga itu dari kejauhan."

"Tapi kan..."

"Maaf bu" Prilly berdecak, ia melirik wanita disamping dan mata wanita itu berbinar melihat pria didepan mereka. Dasar gatal!. Runtuk Prilly dan keluar dari sana meninggalkan sepasang mata menatapnya.

ILY[2/1] [Complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang