18+
Nggk diwajibkan buat pembaca yang masih dibawah umur, kalo kalian tetap membacanya tanggung sendiri.
............
Ali menggulung kemeja birunya kesiku, memperhatikan setiap ditail perkerjaan yang baru saja sekretaris nya berikan.
"Pak ini tempat yang sudah bapak beli, dan ini desain yang bapak inginkan untuk membangun salah satu tempat di indonesia. Mungkin bulan depan bapak bisa kesana, melihat hasil kerja mereka."
"Sepertinya kamu saja yang langsung turun ke lapangan saya tidak bisa ke indonesia, saya serah kan semuanya sama kamu"
"Baik pak" Ali kembali melangkah meninggalkan meja sekretaris nya menuju lantai bawah, jam menuju angka 20:56 dan sebentar lagi jam sembilan ia sudah melewatkan makan malam bersama istrinya.
Drett
Ali mengambil handphone yang terus saja berdering di dalam sakunya, tanpa melihat siapa yang menelfon ia langsung menggeser tombol hijau itu.
"Halo"
"Paa... Ini Arsya, Tya sakit pa. Katanya dia kangen mama sama papa. Papa sama mama kapan pulang? Arsya juga kangen papa dan mama. Tya sakit paaa... Arsya takut"
"Arsya? Ini kamu sayang? Kenapa? Kenapa Tya sakit? Kamu jaga adik kamu baik-baik kan sayang? Papa sama mama belum tau kapan bisa pulang. Kamu jaga adik ya sayang"
"Tapi, Arsya takut. Papa sama mama cepat pulang yaa. Tadi Arsya telepon mama tapi hpnya nggk aktif, papa dimana? Mama baik-baik aja kan disana."
'Nggk aktif?' gumam Ali.
"Iya sayang mama baik-baik aja kok ini papa baru pulang kantor, kamu jagain Tya ya. Papa percaya sama kamu"
"Iya paa ... Kalo gitu Arsya tutup teleponnya assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam."
Ali merasa ada yang tidak beres, kenapa Prilly tumben-tumben nya tidak mengangkat telepon dari anak-anaknya. Ali bergegas ke lobi mencari mobilnya dan mengendarainya keluar dari area lobi, tancapan gasnya ia tekan tinggi-tinggi berhasil membela jalan raya paris yang di penuhi setiap lampu di pinggir jalan.
Angin berhembus bersamaan air yang mulai jatuh, malam kini redup cahaya-cahaya tadi terlapisih dengan kristal itu. Pandangan jalan terlihat meredup mobil-mobil banyak yang berhenti berderet di pinggir bahu jalan. Mobil Ali terlihat melesat secepatnya melihat lebih tajam kedepan dan semakin mempercepat jalannya.
Dreett Drett
Ali mengangkat telepon nya tanpa melihat siapa yang menelfon nya tengah malam.
"Hallo Ali ini aku..."
"Ada apa?" potong Ali langsung, ia melirik sekilas siapa yang menelfonnya dan kembali meletakannya di kuping.
"Kita harus berjumpa lagi, karena ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY[2/1] [Complate]
Random[SEQOEL DARI : ILY1/ LENGKAP] Hati serapuh kue kering, Hati tidak akan bisa kembali utuh jika sudah pecah berkeping-keping. Sanggupkah Prilly menerima takdir hidupnya ?? Membesarkan kedua anaknya seperti harapan ayahnya dulu. Atau hidupnya a...