typo
....
Suara kendaraan begitu riuh terdengar, tak kalah suara klekson mobil pun begitu memekik gendang telinga. Mobil sedan berwarna hitam itu tengah bersiap melaju saat lampu hijau mulai menyala, kini Ali menuju ke bandara tempat penerbangan dan duduk menunggu seseorang yang akan keluar dari bilik kaca tersebut. suara riuh tak membuat Ali meranjak dari sana, hari ini bandara sangat ramai ada yang pulang maupun pergi. dan sosok yang Ali tunggu kini datang membawa koper besarnya dan tersenyum kearah Ali.
"hai" sapanya saat sudah berdiri di hadapan suami Prilly itu, senyum Ali tak pudar sedikit pun saat melihat seseorang yang ia tunggu kini datang dan berdiri di hadapannya.
"hai.. aku kira kamu akan nyasar atau salah naik pesawat, saat aku tau kamu belum pernah sama sekali ke indonesia" Ali terkekeh pelan dan membantu membawakan barang Arena dokter selama ini Ali percaya di sana, dan kini Arena yang akan mengawasi Ali di indonesia.
"hahaah aku tida sebodoh itu" kini mereka berjalan beriringan menuju parkiran, pandangan Arena tak lepas dari Ali. sosok yang selama ini ia kagumi secara diam-diam, walaupun ia tau Ali tidak akan bisa lama di sampingnya ataupun di mana pun Ali berada. kini Ali membawa Arena salah satu Apartemen yang berada tidak jauh dari kantornya,dan semenjak sekarang Arena akan berkerja di perusahaan Ali sebagai dokter baru yang seakan takut jika nantinya ia ataupun karyawannya membutuhkan seorang dokter.
Arena mengajak Ali untuk mampir ke Apartemennya hanya sekedar minum atau makan siang, dan saat Arena melihat jam benar saja dugaannya jika jam menuju angka 11:00 yang berarti sudah waktunya makan siang.
"aku akan memasak sesuatu, apa kau bisa menunggu disini sebentar aku akan belanja di bawah."
"oke" Ali menyetujuin permintaan Arena, dan wanita itu pergi meninggalkan Ali sendiri.
**
"ah.. aku dengar disebelah Apartemen mu ada yang baru pindah ya?"
"iya, sepertinya sepasang suami istri. ku lihat mereka sangat romantis dan juga serasi. mereka sangat cocok"
"ah aku yakin pasti hubungan mereka akan awet, kau tau kan film FTV itu loh..mereka seperti artis itu."
bisik- bisik dari ibu-ibu itu membuat senyum Arena mengembang, bagai mana tidak jika semua orang menggangap dirinya dan Ali adalah sepasang kekasih yang sempurna. Arena yakin akan keberuntungan istri Ai yang mendapatkan dirinya sepenuhnya itu. Arena ingin menjadi bagian keberuntungan itu, biar lah dia bersikap egois kalau Ali tidak akan meninggalkannya. Arena terlampau sayang dengan Ali, cintanya begitu besar sampai rasa takut kehilangan pun mendominannya. bisakah Tuhan bersikap adil kedirinya, kenapa seorang yang ia cintai selalu milik yang lain.
sudah cukup ia mengalah, kini sekarang dirinya harus memperjuangkan Ali dengan semestinya agar Ali bisa hidup selamanya bersamanya. Arena benci kata kehilangan dan menyerah, sekarang gilirannya membuat Ali selalu melihat kearahnya.
setelah berbelanja untuk makan siang merea Arena kambali ke Apartemennya dan melihat Ali yang tertidur di sofa, Arena tersenyum melihat malaikat di depannhya itu. tidak ingin menggangu Arena segera ke dapur dan memulai memasak untuknya dan Ali.
Arena hanya membuat pasta yang begitu mengiurkaan saat melihatnya saja tak lupa dengan jus kesukaan Ali yang akan membuat pria itu sedikit sehat, Arena terlalu fokus dengan masakannya sampai Ali datang ia tak menyadarinya.
"Kamu lagi ngapain?"
"Oh, ini aku lagi buat makanan buat kita" jawab Arena rasanya ada sedikit berbeda saat ia menyebutkan kita. Salahkah Arena mencintai Ali sedalam ini? Wanita itu berharap banyak ke Ali walaupun ia tau Ali tak akan lama disampingnya, sebelum masa itu tiba Arena ingin ada untuk Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY[2/1] [Complate]
Random[SEQOEL DARI : ILY1/ LENGKAP] Hati serapuh kue kering, Hati tidak akan bisa kembali utuh jika sudah pecah berkeping-keping. Sanggupkah Prilly menerima takdir hidupnya ?? Membesarkan kedua anaknya seperti harapan ayahnya dulu. Atau hidupnya a...