Part 6

916 106 7
                                    

Re-make novel Lisa Kleypas dengan judul Love In The Afternoon, novel berseri tentang perjalanan cinta anak-anak Hathaway.

.

.

Jongin mendapati diri dibawa masuk ke rumah terang yang ceria, dengan jendela dan tumpukan buku melimpah dimana-mana.

"Soojung," kata Taeyeon dari balik pundak saat mereka bergerak melintasi lorong. "Mungkin kau harus mempertimbangkan ulang pakaianmu. Kapten Kim yang malang mungkin mendapati bajumu mengejutkannya."

"Tapi dia sudah melihatku seperti ini," terdengar suara Soojung dari belakang Jongin, "dan aku sudah membuatnya terkejut. Apa gunanya berganti pakaian? Kapten, apa kau merasa lebih nyaman jika aku melepas celanaku?"

"Tidak," sahut Jongin cepat.

"Bagus, aku akan tetap memakainya. Sungguh, aku tidak mengerti kenapa wanita tidak boleh berpakaian seperti ini setiap saat. Orang bisa berjalan bebas dan bahkan melompat. Bagaimana orang bisa mengejar kambing dengan memakai rok?"

"Itu sesuatu yang harus dipikirkan pembuat baju," sahut Taeyeon. "meskipun kepedulianku lebih pada mengejar anak-anak, bukan kambing."

Mereka masuk ke ruangan yang dibatasi deretan jendela setengah melingkar yang menampakkan pemandangan taman musim semi. Ruangan ini nyaman, dengan perabotan kelewat besar dan bantal bersulam. Seorang pelayan wanita sibuk menata piring porselen di meja teh. Jongin tidak bisa tidak membandingkan pemandangan nyaman ini dengan saat minum teh kaku yang kemarin terjadi diruang duduk keluarga Kim yang formal tak bercela.

"Tolong siapkan satu tempat lagi, Min-ah," kata Taeyeon. "Kita punya tamu."

"Ya, Nyonya." Pelayan itu jelas tampak khawatir. "Apa kambingnya sudah pergi?"

"Sepenuhnya lenyap," terdengar jawaban menentramkan. "Kau boleh mengeluarkan nampan tehnya jika sudah siap." Taeyeon melontarkan kernyit pura-pura kepada Jongin. "Kambing itu tidak lain hanya membuat masalah. Makhluk payah itu bahkan tidak enak dilihat. Kambing tak ada bedanya dengan domba yang berpakaian jelek."

"Itu sungguh tidak adil," sanggah Soojung. "kambing punya lebih banyak karakter dan kecerdasan daripada domba, yang tak lebih dari sekedar pengikut. Aku bertemu terlalu banyak di Seoul."

"Domba?" tanya Jongin bingung.

"Adik ku berbicara memakai kiasan, Kapten Kim," kata Taeyeon.

"Yah, aku pernah bertemu domba sungguhan di Seoul," ujar Taeyeon. "Tapi ya, aku terutama merujuk orang. Mereka semua menceritakan gosip yang sama padamu. Mereka patuh pada gaya berpakaian saat ini dan opini yang populer, betapapun konyolnya. Dan orang tidak pernah menjadi lebih baik jika ditemani mereka. Orang mulai mengikuti dan membaik."

Tawa lirih terdengar dari ambang pintu saat Baekhyun masuk ruangan. "Jelas keluarga Jung bukan domba. Karena aku sudah berusaha keras menggiring kalian selama bertahun-tahun tanpa hasil."

Dari yang diingat Jongin tentang Baekhyun, pria itu pernah bekerja di kelab judi Seoul selama bebarapa waktu, kemudian menjadi kaya raya dengan berinvestasi dipabrik. Meskipun kecintaan pria itu terhadap istri dan keluarganya sangat terkenal, Baekhyun sama sekali bukan gambaran kepala keluarga yang kuno dan dihormati. Dengan rambut dicat abu-abu, mata eksotik yang lebar, dan berlian berkelip ditelinga, kesan urakan yang tampak jelas.

Mendekati Jongin, Baekhyun bertukar hormat dengan membungkuk dan mencermati pria itu dengan tatapan bersahabat. "Kapten Kim. Senang bertemu denganmu. Kami mengharapkan kembalinya dirimu dengan selamat."

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang