2. Lie To My Self

1.1K 56 3
                                    


'Haruskah aku menamparnya kami-sama?'. batin Hinata. Hatinya terus bergemuruh antara 2 pilihan, meneriaki pria dihadapannya saat ini atau segera berlari dari tempat itu secepatnya, namun pada akhirnya kedua pilihan tersebut tidak membantu sama sekali.

"A-Aku hanya tidak sengaja lewat, ma-maafkan aku Uzumaki-san". hinata menjawab seadanya, dia tau telah tertangkap basah, tak mungkin bisa menyangkal bahwa dia tak melihat apa-apa.

"Kumaafkan, sekarang kau boleh keluar dari ruangan ini". jawab Naruto dingin. Sementara Shion pacar Naruto itu hanya tersenyum remeh menyayangkan Hinata yang tertangkap basah seolah bangga telah ketahuan mencium Naruto.

Naruto tak terlalu ambil pusing dengan salah satu anggota seperti Hinata karena sejak awal atensi Hinata dalam anggota BEM kampus, tidak pernah menonjolkan kelebihan dan bahkan Naruto tak tau apa gunanya gadis itu dalam keanggotaan BEM kampus dibawah naungannya itu. Bahkan kemungkinan nama Hinata saja Naruto tidak ingat.

Hinata mengangguk berencana segera melesat pergi dari tempat itu sebelum akhirnya Naruto menarik tangannya kembali masuk.

"Handbag itu, apa akan kau tinggalkan disini?". Naruto berucap sambil menunjuk kearah lantai, dimana handbag hinata jatuh tertinggal.

"Oh ya.. Te-Terima kasih".
'Alangkah bodohnya aku'. Batin Hinata merutuki kebodohannya.

Segera saja dia keluar dari ruangan Naruto, setelah dia rasa cukup jauh dari ruangan tadi Hinata mulai berjalan dengan gontai, dia memikirkan apa saja yang akan dilakukan Naruto sepeninggalnya dari ruangan itu. Seakan dia meminum banyak minuman beralkohol yang mampu membuat badannya berjalan lemas, Hinata bahkan tak membalas sapaan dari teman-temannya.

"Hinata, kau kenapa? " Sahabat pinky nya itu selalu tau jika ada sesuatu yang salah dari Hinata dan tanpa basa-basi bertanya.

"Apakah ini soal Naruto-san?"

'Sakura, apa yang harus kulakukan, hari ini mungkin terakhir kali aku dapat berjumpa dengannya, tapi aku seolah menyerah setelah melihatnya mencium mesra orang lain, aku telah membohongi diriku sendiri, aku memang bodoh, aku ini hanya orang yang lemah selalu pesimis terhadap apapun dan selalu menyerah sebelum berada di medan perang'.

Andai Hinata mampu mengucapkan yang ada dihatinya saat ini, maka mungkin beban dalam hatinya tidak akan seberat yang ia rasakan, tapi Hinata bukan typical yang mengumbar segala tentang perasaanya, bahkan bagi Sakura saat Hinata mau mengaku bahwa dia menyukai Naruto dan menceritakan segala pendapatnya tentang Naruto, Sakura sudah sangat bersyukur.

Mengetahui segala hal tidak berangsur baik Sakura membawa Hinata kepada teman-teman mereka yang lain, menarik pelan Hinata mendekati kerumunan orang-orang yang bernyanyi, Hinata disambut hangat dan dipersilahkan duduk, tanpa mereka tau bahwa saat ini didalam hati wanita itu ingin berteriak sekeras-kerasnya karena masih mengingat kejadian tadi dan juga mengutuk kesempatan yang tak memihak padanya.

"Baiklah apa ada yang ingin merequest lagu lain? Bagaimana dengan Hinata? ". Toneri yang dari tadi melihat tak ada ketertarikan dari pandangan Hinata selama bergabung, berusaha membuat atensi Hinata dilihat orang lain.

"A-Aku, hmm iya aku mau merequest sebuah lagu, satu lagu saja, judulnya First Love apa boleh? ". Tanya Hinata ragu

"Hmm tentu, 😊 why not? ". Toneri menjawab selagi tersenyum kearah Hinata seolah berharap dengan judul lagu yang diucapkan Hinata.

Saigo no kisu wa tabako no flavor ga shita
Nigakute setsunai kaori

Ashita no imagoro ni wa
Anata wa doko ni irundarou
Dare wo omotterundarou

Ichiban No Takaramono Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang