7. Necessity

1K 46 2
                                    


"Naruto jadi benar? Kau dan Hina-.."
"Aku bilang kau tak perlu ikut campur, ingat batasanmu Karin!, kau itu bukan siapa-siapa, kalau bukan karena kemurahan hati ibuku, kau tidak akan menjadi apa-apa." Naruto dengan lidah tajamnya seketika mampu membuat Karin terdiam.

Karin yang merasa sangat direndahkan mengepalkan tangannya, dia benar-benar tertekan dengan kata-kata pedas yang diucapkan pria Uzumaki itu, dia segera saja meninggalkan lawan bicaranya kemudian keluar dari kamar hotel.

'Kasar sekali, apakah begini cara dia memperlakukan semua orang?.' batin Hinata

"Hyuga-san ini surat pemecatanmu sebagai pramugari, dan mulai sekarang kau bukan lagi anggota Dermaga Pramugari, tolong tandatangani berkas ini"
"What the .. 😧 Apa-apaan ini, kenapa aku dipecat, atas perintah siapa kau berani memecatku?."
"Maaf Hyuga-san tapi itu sudah ketentuan dari Naruto-sama, kau tidak boleh terlibat dalam pekerjaan apapun selama menjadi istrinya."
"Berengsek! Aku bahkan tidak mengatakan setuju akan menikahinya, kenapa pekerjaanku harus kukorbankan?."
"Jadi kau tega mengorbankan keluargamu di Kobe, aku tidak tau kalau kau gadis yang kejam Hinata." kali ini ancaman Naruto benar-benar serius , dia tidak akan segan menjatuhkan keluarga Hinata jika saja Hinata berani menolak.

Naruto mengangkat tangan kanannya, mengisyaratkan Kakashi untuk keluar, Kakashi mengerti, kemudian berjalan keluar dari kamar hotel.

'Bajingan kotor.' umpat Hinata.
'Apa salahku Kami-sama?, bukan kisah Cinta seperti ini yang aku harapkan, aku memang mencintainya tapi tidak dengan jalan ini aku bersamanya, aku juga wanita, bagaimana nanti dengan Shion, aku hanya diperalat untuk menghasilkan keturunan, bukan atas dasar Cinta dia menikahiku.'

"Aku harap kau tidak berpikiran sempit, dan mencoba untuk mengakhiri hidupmu, ayolah Hinata rencana ini juga akan menguntungkanmu aku janji, dan untuk mengembalikanmu menjadi pramugari disini, itu sangat mudah bagiku."
"Kau pikir aku masih memiliki wajah, untuk kembali kesini setelah dipecat secara tidak hormat?!."
"Kau ini keras kepala juga ya, baiklah apapun yang kau inginkan, kau bisa bekerja di posisi apapun dan dimanapun yang kau mau, tapi jika kau tanya aku, lebih baik kau tak perlu bekerja lagi, karena aku akan memberikan lebih dari cukup untukmu, aku akan memberikan 15% kekayaan milikku untuk jasamu, tentunya setelah melahirkan anakku nanti."

Hinata terlihat seperti jatuh dalam rayuan Naruto, padahal tidak sama sekali, dalam hatinya dia hanya bingung tanpa tertarik sama sekali dengan usul Naruto, dia sedang menimbang kekayaan Naruto, kenapa hanya 15% apakah sekecil itu harga Hinata baginya, tanpa Hinata tau bahwa dengan 15% yang akan jadi miliknya dia mampu membangun sebuah kota setara Kobe dari tampat asalnya miliknya sendiri.

"Kau diam, aku rasa kau setuju, lagipula aku akan menikahimu, jadi itu cukup adil kan?."
"Dan menceraikanku setelahnya"
"Iya kau benar, ayolah kita bahkan tak saling mencintai, kenapa begitu sulit bagimu"

Hinata tersentak, dia kembali sadar, bahwa disini Naruto ingin menikahinya bukan atas dasar Cinta, hanya Hinata sendirilah yang tak henti mencintai Naruto dalam diam, Hinata tak mampu lagi menyembunyikan rasa kekecewaan dalam hatinya.

Menarik nafas dalam Hinata mencoba mengontrol emosinya.

"Aku mencintaimu Uzumaki Naruto-san, sejak 7 tahun yang lalu, aku hanya memandangmu, tapi kau bahkan tak pernah sekalipun menyadari keberadaanku. Aku mencintaimu Uzumaki Naruto-san tapi aku yang dulu tidak cukup menarik untukmu, hingga akhirnya kau menjalin hubungan dengan Shion-san, aku hanya diam dan terus mencintaimu sendirian, sudah sejak lama, dan baru saat ini bisa kusampaikan tapi semuanya pun terlambat, kau sudah memiliki Shion-san sebagai istrimu, disaat sekarang kau ingin menikah denganku hanya demi melahirkan seorang keturunan lalu kita bercerai, sebenarnya hatimu terbuat dari apa!?."

Nafas yang tak beraturan, Hinata merasa sedikit lega karena telah menyatakan Cinta terpendamnya, tidak ada lagi penyesalan, karena Hinata telah mengungkapkannnya. Hinata hanya berniat melepaskan perasaannya dia tidak berharap untuk bersama Naruto, tapi Naruto yang telah mendengar semuanya hanya menampilkan seringai pada Hinata, sekarang Naruto tau bahwa Hinata mempunyai perasaan lebih terhadapnya, tapi apakah akan adil bagi Shion mengetahui Naruto juga mulai merasa memiliki perasaan yang sama pada Hinata, entahlah Naruto sekarang semakin yakin untuk memiliki Hinata sepenuhnya.

"Itu semua lebih dari cukup, kau tau.. kamar hotel disini cukup bagus aku tidak keberatan, kau bisa memulai tugasmu dari sini Uzumaki Hinata."

Naruto berjalan mendekati Hinata dengan seringai rubah miliknya, dia sudah tak bisa menahan hasratnya untuk memiliki Hinata saat ini juga, ciuman yang sempat mereka lakukan sore itu sangat sulit dilupakannya, Naruto menginginkan lebih, dia mengharapkan Hinata menghangatkan tempat tidurnya malam ini.

"K-Kau mau apa?." ucap Hinata gugup.
Naruto terus berjalan mendekati Hinata tanpa membalas pertanyaan Hinata.

"Jangan bermain sulit Hinata, kau tau dengan jelas apa mauku, jika kau tidak bisa kumiliki dengan cara baik-baik maka..."
Naruto mendorong Hinata jatuh ke atas tempat tidur, dan langsung menindihnya, memegang kedua tangan Hinata dengan satu tangan, sambil menunjukkan seringai mengerikan, beban tubuhnya tak mampu membuat kaki Hinata bergerak.

Hinata memejamkan matanya sambil mengapit bibirnya rapat, menyembunyikannya dari Naruto, tak ingin kejadian sore itu terulang kembali, dia mencoba berontak, namun tenaganya tak sebanding dengan Naruto, wajah Hinata terpejam, dan menunjukkan ekspresi yang aneh menurut Naruto, seketika wajah Hinata memerah seperti menahan nafas, hal itupun tak luput dari pengelihatan sapphire Naruto.

"If i were a rapist, you would have been done by me.😏" ucap Naruto

Naruto tak bisa menyembunyikan senyum setelah melihat ekspresi lucu Hinata yang berada dibawahnya.

"Tapi tidak hari ini Hinata, kau lebih baik menjadi Nyonya Uzumaki terlebih dahulu, kau tidak keberatan kan?."
"??..."
"Kuberi waktu 2 hari untuk berpikir, kuharap jawabanmu tidak mengecewakan, Hinata." setelah mengucapkan hal itu, Naruto langsung saja pergi meninggalkan Hinata yang masih tak mengerti situasinya saat ini, dia hanya bersyukur mengetahui Naruto tak melakukannya malam ini.

Entah kenapa jantung Hinata tak mau berhenti berdetak kencang meskipun Naruto telah pergi, Hinata seperti merasakan hal yang sama seperti saat dia kuliah dulu, dia akan selalu berdebar jika ada Naruto disekitarnya, Hinata merasa ini salah, dia tidak boleh berdebar lagi dengan Naruto, karena sekarang dia telah menjadi suami orang lain, namun Hinata masih tak dapat menyembunyikan perasaannya, dia masih mengharapkan Naruto.

"Kami-sama, apa yang harus kulakukan?.'' ucap Hinata

.
.

Tbc
.
THANK YOU FOR READ MY FIRST FANFICTION
PLEASE REVIEW
SHOULD I DELETE THIS FIRST FANFICTION OR CONTINUE IT?
THAT'S MINNA-SAN DECISION

SEE YA.. 👋👐

Ichiban No Takaramono Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang