Bukan tanpa alasan Naruto mamaksa untuk tinggal bersama, Naruto sangat yakin masih butuh waktu bagi Hinata untuk setuju menikah, namun langkah besar yang telah Naruto ambil dengan menceraikan Shion hanya agar Hinata percaya kalau dia tidak lagi menganggap hubungan yang akan diinginkannya hanya permainan, dalam waktu singkat Hinata telah membuat Naruto mengorbankan banyak hal dalam hidupnya Naruto hanya merasa tidak setimpal dengan Hinata.
Naruto kembali teringat saat dia pertama kali bertemu dengan Hinata, saat itu adalah jam pulang kuliah, Naruto memilih berkumpul dengan teman-teman sesama anggota BEM dia melihat Hinata yang tengah duduk di kursi kayu panjang tengah memegang buku sambil terus memperhatikan dirinya, Naruto berpikir ada yang salah pada gadis itu, mengingat dia selalu memperhatikan Naruto disela pertemuannya, tidak ada komunikasi yang berarti diantara mereka karena di waktu luang Shion lah yang mendominasi waktu Naruto, mereka berdua akan selalu menghabiskan waktu bersama.
Naruto bahkan tidak mengetahui namanya, mengingat cukup banyak anggota tiap devisi yang setiap tahun bertambah jumlahnya, tapi Hinata selama itu selalu memperhatikan Naruto dalam diam, mencintai Naruto sendirian.
"Kau tinggal disini sendirian ?" Tanya Hinata saat pertama kali menginjakkan kaki dimansion Naruto.
"Iya, hanya ada beberapa maid yang bekerja parttime, kebanyakan mereka juga tidak bekerja lama, karena aku jarang kesini". Ungkap Naruto jujur karena dia selama ini tinggal bersama Shion dirumah yang lain.
"Rumah sebesar ini dan kau sendirian, pemborosan sekali". Gumam Hinata yang dihadiahi kekehan kecil oleh Naruto.
"Segera tidak akan sendiri, karena kau dan aku akan menghasilkan banyak Naruto dan Hinata kecil disini". Jawab Naruto.
'Ck, kenyataanya aku dinikahi hanya untuk menghasilkan anak'. Hinata membatin sambil tersenyum pahit.
"Aku ingin segera istirahat, biar kutunjukkan kamarmu". Ucap Naruto karena lelah setelah melakukan perjalanan jauh dari Kobe ke Tokyo selama kurang lebih 3 jam.
"Baik, terimakasih". Jawab Hinata gugup dia masih ragu kalau pria dihadapannya ini akan memegang ucapannya yang tidak akan menyentuhnya sebelum mereka benar-benar sah sebagai suami istri.
Setelah pertemuan pertama keluarga Naruto yang meminang Hinata di Kobe, segera saja Naruto memboyong Hinata untuk ikut tinggal bersamanya di mansion, Hiashi bahkan tidak keberatan samasekali dengan ide gila yang diberikan calon menantunya itu, karena merasa yakin Naruto pasti akan menjaga Hinata.
Flashback
"Tenang saja Hiashi aku akan selalu menjaga menantuku juga, akan kubuat Hinata sibuk dengan kedatanganku terus 😊" ujar Kushina yang melihat sedikit gurat kekhawatiran diwajah Hiashi.
"Tentu aku percayakan pada kalian, Hinata, anak itu belum mengerti apapun tentang pria, selama ini dia tidak pernah bersama laki-laki manapun aku sempat berpikir dia tidak tertarik dengan lelaki". Terang Hiashi pada calon besan.
"Kekhawatiran orang tua pasti ada, tapi aku yakin Hinata menjaga dirinya hanya untuk orang yang dia cintai 🤗". Kali ini Minato yang menjawab seolah dia mengetahui Hinata yang hanya mencintai Naruto saja selama ini.
"Ah iya kurasa begitu". Ujar Hiashi yang merasa lega dan mempercayakan anak sulungnya kepada keluarga Uzumaki tersebut.
Flashback End
"Kau sedang masak apa?". Tanya Naruto yang baru saja mendapati Hinata tengah sibuk memasak di dapur.
"Aku masak sup miso dan chicken katsu, hanya ada bahan itu di kulkasmu". Jelas Hinata sambil mempersiapkan makanan diatas meja untuk dibagi bersama.
"Iya biasanya aku hanya memesan makanan diluar, punya calon istri yang bisa masak ternyata tidak terlalu buruk". Ucap Naruto menyunggingkan senyum mengingat mantan istrinya hanya menyiapkan makan yang sudah dimasak oleh pelayan penthouse.
"Maksudmu Shion-san tidak pernah memasak?" Tanya Hinata sambil menutup mulutnya dia keceplosan, sejujurnya dia begitu penasaran bagaimana kehidupan rumah tangga yang di lalui Naruto sebelumnya namun dia mencoba tidak mengusik kehidupan lama Naruto bersama mantan istrinya itu karena tidak ingin lelaki pirang itu tersinggung.
"Dia bahkan sangat jarang kesini, dan ya dia hanya sibuk dengan dunianya, sudahlah kita bicarakan hal lain saja dia tidak penting lagi". Benar saja Naruto terlihat malas menanggapi apapun yang berhubungan dengan Shion karena dibenaknya dia ingin mengubur semua kenangan bersama Shion selamanya.
"Maaf, aku tidak bermaksud, hanya saja kau dan Shion-san cukup lama bersama, dan sekarang aku disini bersamamu semuanya baru untukku, untukmu juga tentunya". Terang Hinata yang masih menyaring keadaan yang ada diantara dia dan Naruto tidak ada yang berubah mereka masih seperti orang asing.
"Katakan apa aku salah berniat menikah denganmu? Aku sudah memberi kau pilihan, dan kau memilih mengundur pernikahan itu, jangan bermain tarik ulur Hinata, kau sendiri yang bilang mencintai aku selama ini, lalu sekarang kenapa kau menolakku?". Ucap Naruto tiba-tiba marah, entah apa yang membuat Naruto lagi berkata kasar pada Hinata setelah 3 tahun terakhir.
"Tapi kau tidak memberikan pilihan untukku sendiri Naruto-kun, kau mengatur semuanya tanpa terlebih dahulu menimbang apa aku mau atau tidak, sejak dulu kau selalu egois dan tidak memikirkan orang lain". Jawab Hinata yang tidak terima dengan perkataan Naruto.
"Jadi kau tidak mau menikah denganku?" Tanya Naruto lagi, namun yang ditanya hanya diam tanpa berniat membalas lagi pertanyaan Naruto, dia bukannya tidak mau menikah dengan Naruto, nyatanya Hinata sangat menginginkan hal itu lebih dari Naruto, Hinata hanya merasa kedatangannya saat ini tidak tepat.
"Alasanmu terlalu kolot kalau menolak karena Shion baru bercerai denganku, aku sudah menceraikannya kau tidak tau kesulitan apa saja yang sudah kualami selama menjadi suaminya, sekarang aku ingin menata kehidupan baruku tanpa dia, jadi if you dont mind? Give me some space Hinata, setiap orang berhak bahagia bukan?". Ujar Naruto semakin maninggikan nada bicaranya, dari ucapan Naruto Hinata sadar masih terdapat cinta dihati Naruto untuk Shion, karena jika tidak dia tidak mungkin sekecewa sekarang, kehadiran Hinata juga bisa saja Naruto hindari awalnya, tapi Naruto juga menginginkannya, Hinata semakin dibuat kebingungan dengan jalan pikiran calon suaminya itu.
"Maaf, aku tidak bermaksud mengungkit lagi tentang Shion-san, aku tidak akan membahasnya lagi". Ujar Hinata. Naruto dapat menangkap netra seindah bulan tersebut memerah seperti menahan air mata yang ingin keluar, saat itu juga Naruto sadar kalau dia sudah berlebihan.
"Aku yang mestinya minta maaf, aku kelewatan, kau berhak bertanya Hinata, apapun itu, tapi mengenai Shion aku belum bisa bercerita banyak, karena aku juga belum terbiasa hidup tanpanya". Jawab Naruto
Tepat seperti apa yang Hinata pikirkan, Naruto berusaha untuk tidak lagi berada dalam bayang Shion, mungkin juga demi Hinata, namun saffir itu tidak bisa berbohong kalau Naruto masih menyayangi Shion, terlepas rasa sakit yang selama ini Shion perbuat.
Melupakan fakta mereka saat ini sedang berada dimeja makan, Naruto berdiri sebentar seolah ingin mengatakan 'aku menyesal membuatmu bersedih' dalam tatapannya namun ego yang menyelimuti membuatnya menahan kata itu hanya dalam pikirannya, kemudian berlalu pergi meninggalkan Hinata sendirian di meja makan yang sudah berurai air mata.
'Pada akhirnya kita masih saja orang asing Naruto-kun'. Ucap Hinata dalam tangisannya.
.
.Tbc
THANK YOU FOR READING MY FIRST FANFICTION
PLEASE REVIEW
SEE YA 👋👐
KAMU SEDANG MEMBACA
Ichiban No Takaramono
FanfictionNARUTO © MASASHI KISHIMOTO All pics i put in this story, all made by someone else, i can't put their name bc most of them r with no names. Most of these pics i get from Google, so thanks for all of you who create it. NaruHina slight SasuSaku | NaruS...