Gelisah dan Tak Terduga

130 5 0
                                    

-still Author-

Sudah hampir 3 jam Rani dan Aldi menunggu Gio dan Ariana keluar.

Tapi belum keluar-keluar juga.

Rani dan Aldi mengintip Gio dan Ariana lagi yang terlihat masih berbicara pada ayah dan ibu mereka.

"Duh.Gio dan Ariana belum keluar juga.Aku jadi gelisah,Al." kata Rani dengan nada pelan sambil menggosok-gosok kedua tangannya dengan cemas.

"Tenanglah Ran." kata Aldi dengan nada pelan juga berusaha menenangkan Rani sambil kedua tangannya memegang pundak Rani.

Padahal Aldi sendiri juga sama gelisahnya dengan Rani.

Tapi Aldi berusaha tidak menunjukkannya pada Rani.

Karena takut Rani jadi bertambah gelisah.

Sekitar 15 menit kemudian,Gio dan Ariana yang daritadi ditunggu-tunggu oleh Aldi dan Rani di balik semak-semak pun keluar juga.

"Gio,Ariana.Gimana hasilnya?" Tanya Rani dengan seru.

"iya bagaimana hasilnya?  Apa ayah dan ibuku mau merestui pernikahan kami?" Tanya Aldi tak kalah seru juga.

Gio dan Ariana terdiam tanpa ekspresi.

Rani dan Aldi saling menatap bingung melihat Gio dan Ariana yang seperti itu.

'Gagal?' tanya Rani dan Aldi dalam hati mereka masing-masing.

Tiba-tiba terdengar suara pintu rumah dibuka.

-Rani-

Aku melihat ayah dan ibu keluar dari rumah lalu menatapku dan Aldi.

Awalnya ayah dan ibu diam saja menatapku dan Aldi.

Kemudian tiba-tiba...

"Rani dan Aldi apakah kalian tidak merindukan ayah kalian ini?" Tanya ayah dengan tegas namun merentangkan kedua tangannya.

"apa kalian tidak merindukan ibumu ini juga?" Tanya ibu dengan tatapan rindu padaku dan Aldi.

"Ayah!!! Ibu!!!" Teriakku dan Aldi bersamaan.

Lalu kami berdua berlari bersama memeluk ayah dan ibu.

"Aku sangat merindukan ayah dan ibu." kataku.

"Aku juga sangat merindukan ayah dan ibu" timpal Aldi.

Lalu mereka berempat melepas pelukannya.

Ayah dan ibu melihat perutku yang mulai membesar.

Lalu ibu mengelusnya.

"oh... cucuku. Nenekmu dan juga kakekmu ini jadi tak sabar menunggu kehadiranmu di dunia ini." kata ibu dengan tersenyum sambil menangis.

Lalu ayah dan ibu beralih menatap aku dan Aldi.

Kali ini dengan tatapan tajam.

"Jujur.Ayah dan ibu masih menganggap ini memalukan.Sangat memalukan keluarga kita ini.Tapi mau bagaimana lagi.Ini sudah terjadi.Ayah dan ibu sekarang sadar kalau ayah dan ibu tidak bisa terus-terusan menyalahkan kalian berdua karena mungkin ini memang merupakan takdir kalian berdua untuk berjodoh menjadi sepasang suami istri walaupun kalian berdua adalah kakak beradik dan kalian berdua adalah anak kandungku dan ibumu.Jadi keputusannya ayah dan ibu serta Gio dan Ariana sudah sepakat untuk menikahkan kalian berdua." kata ayah dengan tegas.

"Dan kalian bisa kembali menginjakkan kaki kalian di rumah ini lagi ataupun tinggal di sini lagi." tambah ibu sambil tersenyum menatapku dan Aldi.

"Benarkah?" seruku dan Aldi bersamaan.

Ayah dan ibu kemudian sama-sama menyatukan tanganku dan tangan Aldi.

Yeah!

Akhirnya hubungan aku dan Aldi mendapat restu dari orang tuaku.

Dan ini sieh sesungguhnya di luar dugaanku dan Aldi.

Tapi apapun itu...

Aku dan Aldi bersyukur.

Usaha kami berdua membuahkan hasil dan tidak sia-sia.

Ini semua berkat Ariana dan Gio yang membantu kami berdua.

Thank's to Ariana and Gio.

Aku pun menatap Ariana dan Gio sambil mengedipkan satu mataku mengucapkan terima kasih secara tidak langsung pada mereka berdua.

Begitu juga dengan Aldi.

Bersambung...

Mermaid Curse 2 (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang