Mencintai seseorang terkadang bisa membawa kita kepada kebodohan. Kebodohan yang disadari. Namun, tetap dilakukan. Tidak heran jika banyak orang memilih mengakhiri hidup ketika cintanya juga berakhir.
Walaupun tidak sampai bunuh diri, kisah cinta Flow juga adalah suatu kebodohan. Mencintai laki-laki yang sudah jelas tidak mencintai dan hanya memanfaatkannya.
Bodoh bukan? Namun, ada banyak hal bodoh lain yang pernah Flow lakukan sehingga membuat gadis itu ingin kembali ke masa lalu dan memperbaiki semuanya. Beruntung mesin waktu hanya ada di cerita fantasi. Bayangkan jika ada di dunia nyata, sudah pasti banyak orang berbondong-bondong untuk mendapatkannya agar bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka dulu.
Namun, efek sampingnya manusia akan berbuat sesukanya. Ketika mereka terkena konsekuensi atas perbuatan buruk mereka, maka mereka akan kembali ke masa lalu untuk memperbaikinya. Jika dibiarkan seperti itu terus, sudah pasti tidak ada orang yang mau berbuat baik lagi, karena selagi perbuatan mereka tidak menyebabkan karma, maka mereka akan terus berbuat sesukannya.
Satu-satunya cara untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu adalah dengan menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa sekarang dan masa yang akan datang. Walaupun tidak semua orang menerimanya, paling tidak kita sudah berusaha.
Itulah yang saat ini tengah Flow lakukan. Memang tidak mudah. Bahkan, masih banyak yang tidak percaya jika gadis itu telah berubah, tetapi Flow tidak mau ambil pusing. Tidak meladeni orang-orang yang menggunjinginya adalah salah satu cara Flow untuk menjaga kewarasan. Dan jika ia sudah tidak sanggup, Flow hanya akan menangis tanpa melakukan perlawanan. Anggap saja, ini cara Tuhan memberinya pelajaran.
"Dor!" ucap Naya tiba-tiba. Flow yang tengah melamun tersentak kaget.
"Naya! Kaget" balas Flow kesal.
"Lagian, lo ngapain bengong?" tanyanya sembari terkekeh.
"Nggak pa-pa, suka aja," jawab Flow apa adanya. Gadis itu memang sangat suka melamun, apalagi sejak ditimpa masalah sekitar empat tahun lalu.
"Udah jam tiga, nih. Yuk masuk. Hari pertama ikut UKM, jadi nggak boleh telat," ajak Naya yang nampak sangat semangat mengikuti salah satu unit kegiatan mahasiswa di kampus tersebut. Flow hanya menurut. Dia akan ikut bahagia, jika temannya ini juga bahagia.
Mereka berjalan menuju ruang di mana kegiatan tersebut dilaksanakan. Naya sudah memberitahu sejak tiga hari lalu, kalau ternyata ruangan mereka berbeda, tetapi bersebelahan. Itu karena kelas yang mereka pilih berbeda. Naya mendaftar untuk kelas paduan suara, sedangkan Flow kelas musik.
Berbeda dengan Naya yang gampang berbaur, Flow memilih untuk menyendiri. Dia duduk di kursi paling pojok, sangat jauh dari mimbar.
Hari ini adalah hari pertama kelas musik di buka, setelah libur semester. Jadi, para mahasiswa dan mahasiswi yang baru bergabung diintruksikan untuk memperkenalkan diri, sekaligus menunjukkan bakatnya di bidang musik. Tidak lama, masing-masing diberi waktu lima menit saja.
Moderator yang merupakan kakak tingkat mereka menyebutkan nama mereka satu persatu sesuai abjad, sampai tibalah saatnya giliran Flow memperkenalkan diri. Tak lama usai memperkenalkan diri, sang moderator mempersilahkan Flow untuk menunjukkan bakatnya.
Gadis itu berjalan menuju piano yang terletak di sudut mimbar, lalu mulai memainkan instrumen kesukaannya, Kiss The Rain. Flow nampak sangat menyatu dengan instrumen tersebut. Jari-jarinya yang lentik sangat mahir dalam menekan tuts piano. Hanya tiga menit, tetapi mampu membuat seluruh orang di dalam ruangan tersebut terpukau.
Flow membungkuk sebagai isyarat bila ia berterima kasih atas tepuk tangan mereka, lalu hendak kembali duduk ke tempatnya. Namun, belum sempat ia melangkah, salah satu moderator bersuara. "Wah, keren banget! Kamu les, ya?" tanya moderator pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin & Daun
RomanceFlow sadar, kesengsaraan yang ia alami sekarang adalah tuaian dari apa yang pernah keluarganya tabur di masa lalu. Ayah di penjara, ibu di rumah sakit jiwa, hutang dimana-mana, bahkan harus merasakan bagaimana orang yang dicintai ikut membencinya. L...