6 - Nic Yang Dingin

165 20 4
                                    

Nic tidak habis pikir, mengapa gadis itu jadi sering muncul di depan matanya. Padahal, sebelum pertemuan pertama mereka di pesta ulang tahun Selena minggu lalu, ia tak pernah melihat Flow lagi setelah empat tahun mereka berpisah. Gadis itu seolah hilang ditelan bumi.

Selama empat tahun pula Nic belajar untuk melupakan Flow, perempuan yang sudah menorehkan luka di hatinya. Namun, usaha tersebut sia-sia. Nic tidak akan pernah bisa melupakan perbuatan jahat gadis itu dulu. Gadis licik yang hanya memanfaatkan dan mempermainkannya.

Kini, tak ada lagi tatapan memuja, yang ada hanya tatapan benci dan penuh dendam kala Nic melihat wajah itu.

Cengkraman pada setir di depannya kian menguat ketika ingatan pahit terlintas di kepalanya.

"Kita putus! Flow nggak mau pacaran sama anak koruptor!" ucap seorang siswi berambut sebahu.

"Flow? Maksud kamu apa?" tanya si lawan bicara tak mengerti.

"Lo tuli atau pura-pura bego? Dia bilang, dia mau putus dari lo!" sahut seorang lelaki yang baru datang entah darimana. "Kenapa masih di sini? Oh, lo mau ngeliat ini?"

Nic menatap keduanya dengan bingung. Namun, sedetik kemudian ia dibuat menganga karena saat itu juga sang lelaki langsung memangut bibir perempuan tersebut.

"Bangsat!" Nic menarik kerah seragam siswa itu lalu memukulnya.

'Bugh!"

"Anjing!" Tak terima, siswa bernametag Daren Villio tersebut balas memukulnya. Namun, Nic buru-buru menangkisnya lalu kembali memukul Daren membabi buta. Gadis yang menjadi sumber keributan ini memandang keduanya takut. Ia tak pandai berkelahi, tetapi jika ia diam saja, Daren pasti akan mati. Nic memukulinya seperti orang kesetanan.

"Stop!" teriak si gadis, kemudian menarik Nic yang sudah berada di atas tubuh Daren. "Kak Nic apa-apaan sih!" teriaknya lagi membuat Nic mau tak mau menghentikan aksinya, lalu berdiri  menatap tajam perempuan tersebut.

"Gue benci lo!" Usai mengucapkan kalimat itu, Nic pergi meninggalkan kedua manusia itu.

"Polos-polos bangsat!" makinya kala mengingat betapa polosnya Flow dulu. Namun, ternyata kepolosan tersebut hanya ditunjukan di depan Nic. Kenyataannya gadis itu tak ada bedanya dengan seorang jalang. Bahkan, jalang saja masih dibayar ketika berhasil memuaskan pelanggan, tetapi Flow melakukannya secara gratis.

Murahan.

Nic menajamkan pengelihatan ketika tak sengaja menangkap sebuah objek di depannya. Seorang gadis dengan rambut berantakan tengah berlari menyeret kakinya yang sedikit pincang. Jika Nic seorang penakut, mungkin ia akan memutar balik mobilnya lalu pulang melewati jalan lain atau kembali ke rumah Feli dan menginap di sana. Namun, penakut bukanlah sifatnya. Nic mempercepat laju mobilnya untuk menghampiri perempuan tersebut, tetapi niat menolong ia urungkan setelah mengetahui siapa gadis itu.

Nic sengaja memberhentikan mobilnya tepat di sebelah perempuan tersebut, lalu menurunkan kaca mobilnya. Benar, dia gadis yang baru saja Nic pikirkan tadi.

"Tolong saya," ucapnya. Nic tak menjawab. "Saya lagi dikejar orang jahat, " ucapnya lagi dengan tubuh gemetar.

Nic tersenyum sinis. Ia yakin Flow pasti belum menyadari siapa orang di balik kemudi ini, maka dari itu ia sengaja menoleh ke arah Flow, menutup kembali kaca mobilnya, lalu pergi meninggalkan gadis itu.

Nic sudah tidak peduli lagi mengenai apapun yang menyangkut kehidupan Flow. Bahkan, saat mobilnya melewati seorang pria tak asing tengah berlari kearah gadis itu. Nic terus menginjak pedal gasnya, tetapi kali ini ia melajukannya agak sedikit pelan. Sementara matanya kini berbagi fokus antara melihat jalan di depan atau melirik kaca spion. Ia hanya penasaran dengan apa yang terjadi antara kedua  manusia tersebut.

Angin & DaunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang