Part 1

28.2K 801 17
                                    

Suasana hiruk pikuk orang yang berlalu lalang tidak sedikit pun membuat Je memundurkan langkahnya. Ini pertama kalinya ia menaiki pesawat dan merantau jauh ke New York untuk memulai kehidupan barunya disana bersama Giselle gadis yang sudah dianggap sebagai kakaknya. Di genggamnya tiket pesawat yang baru ia beli dan melangkah masuk ke bandara. Ia mengirimkan pesan untuk Giselle jam keberangkatan dan jam pesawat landas ke New York tanpa melihat sekitar hingga menubruk badan seseorang.

BRUKK

“aduhhh” Je mengelus kepalanya dan merintih kesakitan. Dilihatnya seorang pria yang menjulang tinggi dihadapannya itu dengan ekspresi datar walau tidak bisa ditutupi bahwa ia terpesona akan ketampanan pria itu.

‘wahhh,,tampan sekali pria ini. Jika berhadapan gini aku hanya sebatas dadanya apalagi tadi dadanya itu keras banget. Ini manusia apa baja ?’ gumam Je dalam hati.
“ jalan itu lihat lihat bocah” suara bass pria itu memecahkan lamunannya hingga ia tersentak kaget dan menarik balik kata tampan tadi.

“ apa anda bilang? saya bocah? hellooooo saya ini sudah 17 tahun ya.. sudah dewasa, sudah boleh keluar malam, clubbing dan pacaran tentunya Sir.” seru Je tidak terima

“ pendek” gumam pria itu dengan ekspresi datar dan berlalu begitu saja tanpa mengacuhkan Je yang menganga tidak percaya.

‘apa apaan pria itu, bahkan aku belum selesai mengomelinya’ gumam Je dan baru sadar ponsel yang ia genggam hilang dari tangannya. Seketika ia panik dan mencari kesekitar dan menemukan ponselnya sudah mati total teronggok disamping tong sampah.

‘Oh my god ! Bagaimana caranya aku menghubungi Vee  kalau begini? Semua ini gara gara pria itu. Aku harus buat perhitungan sama dia’ diliriknya pria itu masih belum begitu jauh dari jangkauannya dengan tajam. Je segera mempercepat langkahnya dan menghadang pria itu.

“ hey Mr. Ketinggian! saya mau anda mengganti rugi ponsel saya. Lihat ini ponsel saya rusak gara gara anda menabrak saya” teriak Je tidak terima sedangkan yang diteriaki hanya mengangkat alis memperhatikan Je

“ hey ! anda mendengarkan saya kan ? anda tidak tuli atau bisu kan? Atau jangan jangan anda hanya lelaki pengecut yang tidak berani bertanggung jawab Sir ?” kalimat terakhir Je membuat pria itu berang. Tanpa Je sadari tangan pria itu sudah terangkat ingin melayangkan sebuah tamparan ke pipi mulusnya dan dicegah oleh seseorang sebelum hal itu terjadi.

“ jangan Melvin, Ini tempat umum. Kau tidak sadar? kalian sudah menjadi pusat perhatian disini. sebaiknya acuhkan saja gadis itu” bisik Michael ditelinga Melvin. Perlahan tangan Melvin pun turun dan disalipkan disaku celananya.

“ kau tangani saja dia” seru Melvin dan berbalik badan meninggalkan tempat terkutuk itu.

“Hey Mr. Ketinggian ! aku belum selesai ngomong !” teriakan Je kembali terdengar tapi segera dibekap oleh Michael dengan tangannya. Dirogohnya saku celana dan mengambil 10 lembar uang 100 USD. Ia meletakkan uang itu ke tangan Je dan mendekati Je yang masih ternganga karena tidak pernah sedekat ini dengan seorang pria asing.

“ Nona, maafkan teman ku yang satu itu ya? Orangnya memang irit bicara dan uang itu sebagai ganti rugi ponsel anda. Kurasa uang itu sudah lebih dari cukup nona. Oh ya , satu lagi nona pesanku jangan teriak teriak akan lebih baik jika mulut mu itu mengeluarkan desahan dibandingkan teriakan tidak penting mu itu nona” bisik Michael dan menjilati telinga Je. Ia berlalu menghilang di kerumunan orang meninggalkan Je yang masih mencerna kata kata Michael tanpa sempat membalasnya.

Setelah kejadian memalukan dan melalui sederetan aturan akhirnya Je bisa mendaratkan bokongnya di kursi penumpang. Ia menyalakan ipod yang selalu ia bawa dan mengistirahatkan matanya yang sudah terlampau lelah tanpa menunggu pesawat lepas landas terlebih dahulu.

Dark Romance ( Mafia Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang