Part 12

9.3K 427 12
                                    

Beberapa jam berlalu sebelum kemudian Giselle kembali sadarkan diri. Ia langsung bangkit dari ranjangnya begitu mengingat kilasan kejadian yang membuat ia pingsan dan melihat ke seisi ruangan.

“ Dimana Axel?” Tanya Giselle pada semua orang yang ada didalam ruangan dan tidak mendapati Damian, Axel dan adik Damian, Romeo. Mereka sepertinya perlu waktu dan ketenangan lebih untuk berpikir jernih.

“ Untuk apa kau mencarinya, Giselle?” yang bertanya adalah Christian sedangkan Sean tampak mengerutkan dahinya bingung sebelum kemudian sebuah pemikiran melintasi pikirannya.

“Jangan bilang kau ingin ikut dengan Axel untuk menolong sahabatmu itu hah ?” Sean bertanya sembari memberikan penekanan di setiap kata yang ia keluarkan membuat Giselle meneguk ludahnya susah payah untuk mengumpulkan keberanian sebelum menatap Sean dengan penuh keberanian.

“ Benar. Aku akan menolongnya. Yang diinginkan orang itu adalah aku. Jadi aku harus ikut kesana.” Giselle menatap kedalam mata Sean dengan memohon tetapi Sean sepertinya akan terus mengacuhkan permintaannya.

“ Kalau boleh tahu, siapa sebenarnya orang itu ? Ah lebih tepatnya siapa sebenarnya mantan kekasihmu itu?” Jason mengangkat tangannya untuk memberikan tanda kutip pada mantan kekasihnya membuat Giselle semakin tidak tahu harus menjawab atau tidak.

“ Benar. Sepertinya dia orang yang berpengaruh sehingga bisa bekerjasama dengan Allejandro Pelegrino dan tampaknya orang itu sangat terobsesi padamu” Ucap Melvin yang memang sedari tadi berada diruangan. 

Ia bersama beberapa orang lainnya yang hanya pernah Giselle lihat sekilas di foto keluarga yang tak sengaja ia pecahkan di gudang tidak meninggalkan ruangan sedari Giselle pingsan tadi hingga sadar untuk memantau lebih jauh rencana apa yang harus dilakukan nantinya. Lagi pula mereka sudah tidak bermusuhan sekarang. Setelah mengetahui kebenaran. Mereka berbaikan dengan sendirinya setelah Axel mengucapkan sebuah kalimat

“ kita lupakan dendam untuk sementara dan focus pada penculikan ini karena ini melibatkan dua wanita yang penting untuk masing masing kita”

Black Forest pun kembali bersatu, saling menyapa dan berbicara lagi walau masih terlihat jelas sedikit canggung karena sudah lama sekali terakhir kali mereka berbicara.

“ Nathaniel Radanovich. Dia adalah Nathaniel Radanovich.” Bisikan Giselle yang masih bisa didengar oleh Seisi ruangan karena suasana ruangan yang sedang sunyi senyap menantikan jawaban dari Giselle.

‘Nathaniel Radanovich?’ semua yang ada diruangan mengerut bingung karena hampir tidak pernah mendengar nama pria misterius itu.

“Bisa kau ceritakan lebih jelas siapa dia ?” Kali ini yang bertanya adalah Gabriel. Meski terlihat tenang dan lembut tetapi jika disaat seperti ini ia juga bisa terlihat sangat menyeramkan untuk menginterogasi orang.

“ Cepat ceritakan” Axel menodong Giselle dengan perintah mutlaknya. Ia baru saja masuk bersama dengan Damian dan Romeo. Kedua kakak adik itu nampaknya sudah baikan.

“ Kau akan menakutinya, Xel, Gabs.” Dave menegur Gabriel yang berada disampingnya dan Axel yang baru memasuki ruangan.

“ Biar ku perbaiki sedikit. Jadi, nama ku Dave dan Giselle bisa kau ceritakan tentang siapa itu Nathaniel Radanovich yang pernah menjabat sebagai kekasihmu itu?” Tanya Dave dengan nada keibuan yang dibuat buat sehingga semua mata mendelik tajam kearahnya dan hanya dibalas oleh Dave kerlingan nakalnya. Melihat itu membuat Giselle mau tidak mau menjadi lebih rileks sebelum memberanikan diri untuk menceritakan perihal mantan kekasihnya, Ell.

“ Namanya Nathaniel Radanovich. Yang aku tahu dia seorang pembisnis tetapi disamping itu dia juga suka keluar malam dan aku tidak terlalu tahu karena ia selalu memperingati ku untuk tidak terlalu mencampuri urusan pekerjaannya. Aku bertemu dengannya di Colombia ketika aku menjadi salah satu pelayan café yang kebetulan diperintah untuk melayani nya dan hubungan kami berlanjut begitu saja. Kami menjadi dekat dan menjalin hubungan. Tetapi semakin hari dia semakin berubah. Ia tidak lagi semanis awalnya dan ia berubah menjadi semakin menyeramkan. Akhirnya suatu malam ketika ia baru pulang dari perjalanan bisnisnya, ia memaksa ku untuk berhubungan badan dengannya. ia benar benar kasar memperlakukanku seperti hewan. Aku di pukul dan disiksa karena menolak keinginannya. Tapi saat itu nasib baik masih berpihak padaku karena sebelum ia melakukan penyatuan. Ia mendapat telepon yang ku tebak sangatlah penting karena ia langsung bergegas memakai kembali baju nya dan meninggalkan apartmentku setelah ia mengancam jika aku tidak boleh kemana mana dan kabur darinya. Aku menggunakan kesempatan itu, aku langsung mengepak semua barangku dan meninggalkan Negara itu. Aku kabur ke New York.”

Dark Romance ( Mafia Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang