Part 13

8.8K 399 2
                                    

Giselle’s Pov

Aku terjatuh kedalam ruangan kosong yang terdapat sesosok pria yang sangat kukenali. Ia menyeringai licik ketika melihat ku. Ia seakan sudah memprediksikan bahwa aku akan masuk kedalam perangkapnya.

“ Finally, We meet again Giselle.” Ia berjalan mendekat kearah ku dan membuatku di serang oleh rasa panic.

“ PERGI !! PERGI !! Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi ! Pergi !!” Teriakku panic dan merangkak mundur dari tempat ku terjatuh tadi.

“ Calm down, Love. Kau tidak perlu takut begitu padaku. Aku hanya ingin bersenang senang denganmu.” Nathaniel mencengkram kedua lenganku dengan kasar.

“ Tidak! Aku tidak mau! Lepaskan aku, Nathaniel Sialan!” Aku memberontak dari cengkramannya yang aku tahu sia sia karena bukannya terlepas yang ada aku merasa kedua lenganku semakin sakit.

“ Wahh.. Kau sudah tumbuh besar rupanya. Bahkan kau sudah bisa berbahasa kasar padaku.” Ia tersenyum dan mendekatkan wajahnnya padaku.

“ Lepas!!” Aku memalingkan muka menghindari ciuman yang diberikannya.

DORR

“ Lepaskan dia !!”

Aku menoleh kebelakang tubuh tinggi Nathaniel ketika mendengar suara tembakan lalu menatap Damian dan Sean yang sudah berdiri disana dengan masing masing memegang sebuah pistol ditangannya.

“ Se.. Sean..” lirihku.

“ Ah.. Para pengganggu akhirnya datang juga.” Nathaniel terkekeh sebelum menarikku kedalam pelukannya semakin erat. Bahunya yang terluka tidak sedikitpun membuatnya kesusahan dalam bergerak. Ia mengeluarkan sebilah pisau lipat  dan mengarahkannya ke leher ku. Ia menekan pisau itu hingga leherku tergores dan mengeluarkan darah.

“ Sshh..” Aku meringis ketika rasa perih itu melanda. Bau amis dari darahku yang mengalir seperti sungai kecil melewati leherku juga tak terelakan dari indra penciumanku.

“ Giselle..” Damian menatapku dengan khawatir terlebih kini aku tengah terluka.

“ Turunkan pisau itu sebelum kau benar benar kehilangan nyawa mu.” Tekan Sean pada Nathaniel yang masih tidak berniat melepaskan. Dengan gusar, Sean melangkah cepat kearah Nathaniel yang langsung ditahan oleh teriakan Nathaniel.

“ Tidak akan.” Nathaniel menjawab ancaman Sean dengan santai.

“Aargh..” Aku kembali meringis. Tanpa Nathaniel sadari bahwa tekanan pisau yang ia arahkan padaku semakin dalam dan membuat darah segar mengalir lebih deras hingga merembes mengenai baju yang kukenakan.

DORR DORR

Ketika Sean dan Damian sedang tidak focus karena mendengar ringisan Giselle, Nathaniel mendapatkan celah untuk menembak, ia menembak tangan Damian dan Sean yang memegang pistol hingga membuat pistol pistol itu terjatuh jauh dari jangkauan mereka.

“ Mendekat maka Giselle akan mati.” Nathaniel mendekap tubuhku dengan erat. Ia tidak melepaskan pisaunya sama sekali ketika memaksaku mengikutinya mundur selangkah demi selangkah.

BUGHH

“ DAMIAN ! SEAN!” Teriakku ketika melihat kedua pria yang berada dihadapanku di pukul oleh beberapa orang yang muncul dari balik kegelapan. Cahaya yang temaram, kondisi yang darurat dimana aku sedang disandera dan tangan mereka yang terluka membuat mereka tidak terlalu focus pada sekitar mereka.
Pelipis Damian sudah mengeluarkan darah karena dipukul dengan balok kayu ketika sedang tidak focus tadi. Lain halnya dengan Sean yang belum terlihat mengalami luka sedikitpun pada wajahnya. Aku dapat melihat dua puluh orang yang bertato dan berbadan kekar seperti gorilla mengepungi kedua pria itu. Mereka merupakan anak buah Nathaniel yang sudah terlatih. Masing masing dari mereka membawa peralatan membunuh masing masing. kapak, pisau, pistol, balok kayu dan rantai besi yang di tangan mereka membuatku bergedik ngeri membayangkan Sean dan Damian akan melawan mereka yang terlampau banyak. Baku hantam pun terjadi antara Sean, Damian serta dua puluh orang anak buah Nathaniel yang berbadan kekar itu. Ditengah aksi perkelahian itu, Nathaniel menyeretku ketempat lain yang letaknya sangat tersembunyi dan meninggalkan anak buah dan kedua pria itu.

Dark Romance ( Mafia Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang