Bellatrix

374 47 2
                                    

Mei 2018

Guratan jingga yang makin menebal menghiasi langit sore bulan Mei di Tokyo, Jepang. Saat-saat peralihan dari musim semi menuju musim panas memang momentum yang tepat untuk melihat matahari senja. Seperti yang sedang [Name] lakukan saat ini. Baru saja sebulan lalu ia melakukan penghormatan, ia sudah datang lagi ke Tanjung Toi di prefektur Miyazaki.

[Name] tidak sendiri. Kali ini bersama adiknya yang sedang tidak ada kegiatan di kampus.

[Sister's Name] yang sedang sibuk mengurus skripsi memutuskan untuk ikut karena satu, ia juga sudah rindu dengan orang tuanya, dan dua, rehat sejenak dari kegiatannya memandang layar laptop mengetik berbagai teori dan pembahasan penelitian.

Duo kakak beradik [Last Name] masih khusyuk memejamkan mata sembari menangkupkan kedua tangan, berdoa untuk kedua orang tua menghadap ke pangharibawaan sang Raja Siang. Selesai berdoa, mereka berdua menyantap berbagai hidangan yang sudah mereka buat sejak pagi

Di tengah suasana sakral tersebut, smartphone milik [Sister's Name] berdering.

"Siapa?" Tanya [Name] melihat sang adik merogoh kantung jaketnya sambil sesekali berusaha mengintip nama yang tertera di layar smartphone adik perempuannya.

"Tobio."

[Sister's Name] melirik kakaknya sekilas, [Name] mengangguk mengerti. [Sister's Name] berdiri dan menerima telpon dari seseorang yang bernama Tobio tadi, sedangkan [Name] melanjutkan acara makannya.

Tak lama, [Sister's Name] kembali duduk bersimpuh di samping kakaknya yang tengah melahap sebuah telur gulung.

"Apa katanya?" Tanya [Name] memandang laut lepas masih melahap beberapa potong telur gulung dan sushi.

"Kalau sudah di Tokyo, aku disuruh bertemu dengannya..."

Menyumpit sepotong daging yakiniku, [Sister's Name] mengunyah lalu menelannya sebelum melanjutkan,

"...kakak juga disuruh ketemu sama Kuroo-san."

Menghentikan kegiatan makannya, [Name] menolehkan kepalanya untuk menatap wajah [Sister's Name].

"Tetsu?"

[Sister's Name] mengangguk sembari menatap lurus ke depan persis seperti yang ia lakukan tadi.

"Kata Tobio, dia mau buat kejutan. Tapi Tobio gak mau ngasih tau."

"Kenapa Tetsu gak telpon ke nomorku aja?"

[Sister's Name] hanya mengendikkan bahu sambil kembali mengambil sebuah tempura dan memasukkan tempura tadi ke dalam mulutnya.

[Name] menghela nafas pasrah dan kembali melanjutkan acara makannya. Semenjak awal memulai hubungan, sikap Kuroo berubah menjadi sedikit posesif setiap kali [Name] berkunjung ke Miyazaki. Kuroo bertindak seolah ia harus menyembunyikan sesuatu dari [Name], atau menyembunyikan [Name] dari sesuatu. Yang jelas, seperti ada yang ditutup-tutupi oleh Kuroo dari [Name].

"Nanti malam ada festival di Tokyo, kakak disuruh bertemu dengan Kuroo-san di sana."

"Jam?"

"Entahlah. Kenapa kita tidak pulang saja sekarang? Biar kakak bisa siap-siap dulu."

"Gak usah, aku pake baju ini aja."

Percakapan kakak beradik [Last Name] terhenti. Digantikan suara burung-burung camar yang bersorak mengiringi terbenamnya matahari.

Trilogi Sabuk Orion #3 - MintakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang