Agustus 2018
Hari ini, [Name] berencana mengunjungi rumah Kuroo setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai asisten dosen di kampus. Beberapa hari ke depan, Kuroo dan tim agen rahasia pemerintah mendapat tugas untuk menyelidiki sindikat pengedar narkoba dan senjata api di sepanjang garis pantai barat laut Jepang.
Rumornya, sindikat ini adalah sindikat lama. Karena sebuah kesalahpahaman, kira-kira demikian yang diklaim pemerintah, para agen rahasia menggerebek orang yang salah. Yang mereka bunuh satu tahun lalu, yang mereka kira adalah kepala dari sindikat ini, ternyata sebuah decoy. Kepala aslinya sampai saat ini masih hidup dan berkeliaran. Menjalankan bisnis gelap mereka dengan apik hingga tak terdeteksi satu tahun lamanya.
Kasus lama yang sempat ditutup pun kembali dibuka. Mengharuskan para agen rahasia pemerintah melakukan penyelidikkan ulang mulai dari garis pantai prefektur Yamaguchi membentang ke utara sampai garis pantai prefektur Aomori.
Mengapa daerah pesisir? Karena moda pengangkut utama sindikat ini adalah kapal kontainer. Dengan ukuran kontainer yang besar dan mampu menampung banyak barang, sindikat ini mampu menyelundupkan barang-barang tadi dengan lihai. Menyamarkannya dengan benda lain sehingga tidak menimbulkan kecurigaan petugas pelabuhan.
Kembali lagi ke [Name]
Kegiatan di kampus selesai lebih awal sesuai perkiraan, itu berarti [Name] punya waktu lebih lama berkunjung ke rumah Kuroo.
Tenang, [Name] sudah minta izin sebelumnya. Jadi, tidak akan disangka penyusup. Berhubung Kuroo hampir setiap saat ada di luar rumah, saat hari ia bekerja di kafe dan saat malam bekerja sebagai agen rahasia, rumahnya yang bisa dibilang cukup besar ini jarang terurus.
Memang perabotannya masih tersusun rapi seperti sedia kala. Namun saking jarangnya dipakai, perabotan yang rapi tadi menjadi berdebu dan kotor. Di bilang bersih karena rapi, tapi juga kotor karena berdebu.
Berkali-kali Kuroo meminta [Name] untuk tidak serepot itu membersihkan rumahnya, tapi [Name] sendiri yang bersikeras ingin membersihkan dengan alasan balas budi.
Ya. [Name] sebagai seorang kakak sekaligus sosok ibu dalam keluarga [Last Name] yang sekarang tersisa, berprinsip bahwa dia harus mampu menjunjung tinggi kehormatan keluarganya dan membalas budi siapapun yang berbuat baik kepadanya.
Bijak memang. Tapi mau bagaimana lagi? Ia masih punya satu orang adik perempuan yang harus ia bimbing sampai adiknya bisa berdiri di atas kaki sendiri.
Pukul 3 sore adalah waktu dimana [Name] tiba di rumah Kuroo. Ia langsung meletakkan barang-barangnya di sofa ruang tamu. Melepas jaket dan celana panjangnya, kini [Name] hanya mengenakan celana hotpants dan kaos t-shirt tipis. Tak lupa sehelai masker melingkar indah menutupi mulut dan hidungnya.
Pertama yang ia lakukan adalah menyapu dan membersihkan debu dengan vacuum cleaner, kedua ia mengepel lantai, dan terakhir ia memoles perabot-perabot tadi dengan pelicin agar tampak bersih mengkilap. Dari ruang tamu, kamar mandi, sampai dapur semuanya terjamah.
[Name] melakukan ini semua dengan ikhlas karena [Name] itu terlalu baik. Sering kebaikan [Name] dimanfaatkan oleh orang dengan cara yang tidak benar. Salah satu alasan mengapa Kuroo kadang sangat overprotektif terhadap [Name].
Ada satu alasan lain yang sangat mendasar mengapa Kuroo terkadang--bahkan sering--bersikap overprotektif. Saat disinggung oleh [Name], Kuroo hanya menjawab dengan, 'aku kan pacarmu, sudah tugasku untuk melindungimu bukan?'
Memutuskan untuk istirahat sejenak, ia rebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Mendapati bahwa hari sudah gelap. [Name] raih smartphone yang ada disampingnya guna melihat jam dan notifikasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilogi Sabuk Orion #3 - Mintaka
FanfictionAgent AU! Aku menunduk, menangkupkan kedua tanganku, dan memejamkan mata Setiap malam, Aku menengadah, mengarahkan wajahku ke cakrawala, menatap Bima Sakti yang gagah melintang Setiap malam, Aku berdoa, aku bersimpuh, aku pasrah... Aku memohon, Waha...