6. Hot Chocolate

119 15 0
                                    

Rami POV

Entah kenapa aku tidak bisa tidur malam ini. Padahal, sesaat setelah bubble tea ku habis, mataku terasa berat. Kukira aku bakalan bisa bergosip bersama Junyoung tentang perasaannya pada Sehun.

Aku melihatnya sudah terlelap di sebelahku. Tak mungkin aku membangunkannya untuk sekedar cerita karena tadi akulah yang memutuskan untuk tidur duluan.

Aku menatap luar jendela dan melihat Kyungsoo di perkarangan rumahku. Sedang apa dia?

Aku bergegas kedapur dan membuat coklat panas untuk kami berdua.

"Kyungsoo-aah," aku menyodorkan coklat panas yang kubuat padanya. Dia menoleh dan membulatkan matanya yang sangat menggemaskan itu.

"Apakah kau terbangun karena aku? Kalau iya, maaf" katanya sambil menunduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah kau terbangun karena aku? Kalau iya, maaf" katanya sambil menunduk.

"Ani," sahutku dengan cepat. "Aku memang tidak bisa tidur tadi. Saat aku melihatmu di taman, aku berpikir untuk kesini,"

Sejenak hanya angin malam yang menghiasi percakapan kami berdua. Hanya ada keheningan.

"Rami-aah," dia menangkup wajahku dengan tangannya yang lembut dan membuat wajahku mengarah tepat didepannya.

Ini bukan waktunya untuk blushing, please.

"Aku belum siap untuk menceritakannya padamu sekarang ini, tapi jika aku menceritakannya, aku berharap kau masih terus bersamaku. Sebagai sahabatmu, sebagai teman masa kecilmu, sebagai...."

Dia menggantung kalimatnya.

"Sebagai.... orang yang berarti di hidupku," dia tersenyum.

Aku tersenyum. Pipiku seolah akan meledak di tangkupan tangannya kalau saja aku tidak menahannya setengah mati.

"Jangan tersenyum didepanku tolong, dadaku sesak," dia tersenyum.

Sekarang malah dadaku yang sesak.

Apakah kami sama-sama punya penyakit asma?

"Maafkan aku sudah membuatmu menunggu terlalu lama, Rami"

Dia melepaskan tangannya dari wajahku.

"Siapa bilang aku menunggumu? Kau tahu, dari sekian tahun kau meninggalkanku, entah sudah berapa orang yang mengantri untukku. Kau tahu Choi Seung Cheol? Dia bahkan seperti menerorku terus kalau dia tidak dihajar sama Baekhyun,"

Dia mengangguk dengan polos. Entah apa arti anggukannya.

"Baekhyun melakukan pekerjaannya dengan bagus,"

Aku menatapnya heran. "Bagus apanya. Yak Do Kyungsoo-ssi, apakah kau tidak senang melihat sahabatmu bahagia?"

Dia malah membalasnya dengan tertawa. Dia melirik ponselnya, yang menunjukkan pukul 2 pagi.

"Besok kita akan bangun pagi untuk sekolah, kau tak ingin tidur?"

Dia mengusirku secara halus. Dasar!

"Kau tak ingin tidur juga?" kataku.

"Aku akan tidur sebentar lagi, aku masih punya urusan. Kau tidurlah, eoh?"

Aku bangkit dari tempat dudukku dan masuk ke rumah.

"Jaljaayeo, Kim Rami-ssi!" serunya saat aku tiba di depan pintu rumah.

"Kau bisa membangunkan orang rumah dengan suaramu itu," aku melihat Baekhyun seperti akan menampar siapapun pemilik suara yang mengganggu tidurnya, masih dengan mata tertutup.

Saat aku memutuskan masuk kedalam, Kyungsoo menerima telepon dari seseorang.

"Selesaikan perpindahanmu kesekolahku besok pagi, aku akan menunggumu. Selamat malam," lalu mematikan teleponnya.

Aku memiliki pendengaran yang tajam, kalian tahu?

Aku kembali kekamarku, dan pikiranku masih berkutat dengan siapa Kyungsoo berbicara di telepon tadi. Tak lama, mataku pun terpejam dan akhirnya tertidur.

🐧🐧🐧

Keesokan paginya, aku melihat Kyungsoo sudah berada di dapur dan membuat sarapan untuk kami semua dengan seragam sekolah yang lengkap.

"Tolong yang ada dikamar mandi dipercepat woi. Banyak yang mau mandi nih!" seru Chanyeol sambil menggedor pintu kamar mandi.

"Yeol, masih ada kamar mandi kok di lantai atas. Kalian yang belum pada mandi, kesana aja" kata Junmyeon oppa. Chanyeol mengangguk dan langsung berlari diikuti yang lainnya.

Untungnya appa membangun rumah ini dengan sangat baik. Meskipun kami cuma tinggal bertiga, semua ruangan dibuat dengan jumlah yang berlebih. Dan di kamarku, sudah ada kamar mandi sendiri, jadi aku dan Junyoung tidak perlu mengantri lagi.

Aku pergi kedapur dan membantu Kyungsoo membuat sarapan, semenjara Junyoung dan Sehun merapikan meja makan. Setelah sarapan selesai, kami membawanya langsung kemeja makan.

"Panggil Chanyeol kesini, sebentar lagi kita akan terlambat kesekolah," kata Junmyeon oppa pada Chen. Namun, Chanyeol rupanya sedang akan turun kebawah sambil memasang dasinya.

Kami memulai sarapan bersama-sama. "Jadi, bagaimana klub seni kita? Apakah ada kemajuan?" ujar Kyungsoo membuka pembicaraan.

"Meskipun aku sudah di angkat menjadi ketua, tapi tak ada yang menjalankannya sebaik kau, Kyungsoo. Kembalilah bergabung bersama kami," ujar Junmyeon oppa sambil menepuk bahunya.

"Sejak kapan Kyungsoo menjadi ketua klub seni di sekolah kita? Sementara dia sudah menghilang dari waktu kita masih bersekolah di lokasi appa tugas,"

Aku menatap Junmyeon oppa yang terlihat sangat gugup seolah aku menelanjanginya dengan tatapanku.

Aku menatap Junmyeon oppa yang terlihat sangat gugup seolah aku menelanjanginya dengan tatapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau mengetahui sesuatu, oppa?"

Junmyeon oppa terdiam dan mulai melirik Kyungsoo yang berada didepannya.

"Hyung, ayo kita kesekolah. Kita sudah terlambat!" Chanyeol berlari sambil membawa tasnya dan langsung menyalakan motornya diikuti Chen, Baekhyun dan Jongin.

"Aku akan mengantar kalian," Junmyeon langsung menyelesaikan sarapannya dan keluar untuk menyalakan mobil.

-tbc-
Halo readers tersayang! Padahal harini blum mau up sama sekali.
Tapi ni tangan gatel banget mau up. Ya begini hasilnya hahaha
Please voment juseyeo~
Love, dyogami.

[EXO DO Fanfiction] Lo(ve)stTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang