"Rami-aah, bisa bicara sebentar?"
---
Apa yang ingin dia bicarakan?
Kyungsoo mendekatiku dan mengajakku duduk di taman.
"Sebentar lagi kita akan kuliah, dan sepertinya kau berhak tahu tentang keadaanku sekarang,"
Mungkin kalian bosan dengan pertanyaanku. Tapi ige mwoya?
"Begini, seandainya aku akan pergi lagi keluar negeri untuk kuliah, apakah kau akan bertahan padaku? Tidak akan selingkuh?"
Sekarang dia mempertanyakan pertanyaan bodoh ini. Aku tidak ingin berbelit-belit. Aku ingin dia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padanya.
"Aku tidak bodoh, Kyungie. Bicaralah langsung pada intinya. Aku sangat lelah dan ingin segera tidur,"
Dia menghela napasnya dan melanjutkan kalimatnya. "Aku ingin kau menungguku lagi, bisakah?"
Aku tertawa. Menunggunya? Kenapa? Kenapa aku harus menunggunya? Karena dia kekasihku? Ah. Tidak masuk akal.
"Kenapa kau tertawa?" dia mengerutkan dahinya.
"Ah, aniya. Daripada kau menyuruhku menunggumu, lebih baik kau memberitahuku apa penyakitmu sebenarnya,"
Dia terlihat terkejut sebentar, namun kembali menormalkan ekspresinya.
"Aku sangat menyayangimu, Kyungsoo-aah. Jangan khawatirkan aku. Kau bisa berbagi apapun padaku,"
Dia tertawa. "Apakah pria dengan penyakit akan tetap kau cintai?"
Aku mengangguk.
"Eiiiii...... Mana mungkin. Saat aku pergi, Chen selalu mendekatimu. Sampai-sampai Junmyeon hyung yang menyampaikan beritanya menjadi sasaran amukanku karena kau didekati oleh pria lain,"
Aku memukul lengannya. "Chen memang selalu ada disaat aku membutuhkannya. Tapi kenyataannya, aku tidak melupakanmu. Chen jelaslah hanya aku anggap sebagai saudaraku sendiri. Sebagai oppaku,"
Aku sengaja menekan kata 'oppa' agar membuatnya cemburu. Tapi bukan Kyungsoo namanya kalau cemburu.
"Tapi pada kenyataannya, kau selalu menungguku, kan? Hahaha....."
Kau tidak akan menang meladeninya berdebat, Rami-aah.
"Aku ngantuk. Cepat selesaikan penjelasanmu padaku," oh ayolaah. Mataku sudah berat dan badanku remuk semua.
Dia menghela napasnya dan melanjutkan cerita yang sudah lama ia simpan sendiri.
"Jadi, saat aku pergi, awalnya ku ingin mengabarimu. Cuma aku mempertimbangkannya dan memilih Junmyeon hyung sebagai teman curhatku -katakanlah seperti itu,"
"Lalu di tempat itu, tepatnya rumah sakit, aku bertemu dengan Hyera. Dan dia menjadi sahabatku selama ini. Aku menceritakan tentang dirimu. Ingat kejadian di Sungai Han? Saat membeli eskrim? Dia mengetahui namamu, bukan?"
Aaah kejadian itu.... Aku sudah menduganya. Jadi bukan hanya aku yang memendam perasaan selama beberapa tahun ini. Dari ceritanya kali ini, aku bisa menyimpulkan kalau dia juga menyukaiku sejak lama.
"Kenapa kau tersenyum?" tanya Kyungsoo heran.
Aku tersenyum karena membayangkan dia juga menyukaiku. Perasaanku juga berbalas kan?
"Aniya, lanjutkan ceritamu. Tapi tolong langsung ke intinya saja,"
"Maaf aku tidak bisa, Rami-aah"
Terlihat lagi raut wajah sedihnya. Dia sebenarnya kenapa sih?
"Apa kau tidak tega kalau kau akan membuatku khawatir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[EXO DO Fanfiction] Lo(ve)st
Fanfic[Bahasa] [END] Satu pinguin sudah membuatmu bingung, ditambah si harimau putih yang selalu menemani harimu, dan si dinosaurus yang ada disaat kau butuh sandaran. Dan kau berteman dengan beruang, serigala dan tupai. Si tupai yang cerewet, si serigala...