Sehun
"Kau cepat lah kemasi barangmu! Kita sudah terlambat. Junmyeon hyung akan memarahi kita!"
Dia mencampakkan kopernya sampai roda sialan itu mengenai ujung kakiku.
"Junmyeon oppa yang marah atau kau? Aku sudah bertanya pada Rami, bahkan kita masih sempat untuk keliling kota ini,"
Dia masukkan koper sialan itu ke mobilku dan langsung duduk di kursi sebelah supir sambil melipat tangannya. Entah apa yang ada dipikiranku, tapi sekarang pacarku itu terlihat sangat imut.
Dia mengetuk kaca mobil dari dalam dan membuatku tersadar dari lamunanku dan segera masuk kemobil.
"Kau ingin kita membeli kopi dulu?" tawarku untuk memperbaiki mood-nya tentu saja.
"Tidak. Aku tidak ingin muntah di perjalanan,"
"Aku akan membersihkannya kalau kau muntah nanti," tatapku lembut. Namun tentu saja, pacarku itu selalu bersikap cuek padaku walaupun aku tahu dia sangat sangat sangat menyukaiku.
"Aku tidak ingin merepotkaanmu,"
"Tidak akan,"
"Sudahlah. Jalankan saja mobilnya. Tadi kau yang bilang kita sudah terlambat. Aku ingin bertemu Junmyeon oppa segera,"
Aku menyalakan mobilku tersenyum dengan sikapnya. Tapi ada rasa cemburu saat dia menyebut hyung kesayanganku. Karena Rami bercerita padaku kalau Junyong pernah menyukai Junmyeon hyung dulu.
Awalnya sih aku tidak percaya pada si mulut besar itu. Tapi, sejak dulu aku memantaunya, dia terlihat senang bisa berdekatan dengan Junmyeon hyung. Asal kalian tahu, seorang Oh Sehun selalu menyukai orang yang sama sejak kecil. Aku menjunjung tinggi loyalitas dan kesetiaan.
Jadi intinya, aku sangat tidak menyukai kedekatannya dengan Junmyeon hyung meskipun dia adalah hyung kesayanganku.
Aku segera tersadar sedari tadi tidak ada satu suarapun yang keluar. Junyoung masih menatap luar jendela semenjak dari rumah.
"Apa kau marah padaku, Junyoung-ssi?" kami sepakat untuk memakai embel-embel "-ssi" apabila kami bertengkar. Bahkan Junyoung yang mengusulkan agar seperti itu.
Dia hanya mengangkat bahunya dan kembali fokus memandangi luar jendela kaca tanpa menoleh sedikitpun padaku. Ayolah, apa dia tidak mengerti kalau aku merindukan wajahnya?
Aku memutuskan untuk menghentikan mobil di pinggir jalan dengan tiba-tiba dan membuat dia kaget tapi tetap tidak menoleh padaku. Aku keluar dan langsung membeli chocolate bubble tea kesukaan kami berdua.
Aku kembali masuk kemobil dan memberikan minuman itu padanya. Meski wajahnya masih datar cenderung cemberut, tapi aku senang dia menerima minuman itu dariku.
Tak lama kami sampai ke villa keluarga Kim itu. Kami disambut dengan bibi Park, pelayan yang sudah sangat mengenali teman-teman dari anak keluarga yang diurusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[EXO DO Fanfiction] Lo(ve)st
Fanfiction[Bahasa] [END] Satu pinguin sudah membuatmu bingung, ditambah si harimau putih yang selalu menemani harimu, dan si dinosaurus yang ada disaat kau butuh sandaran. Dan kau berteman dengan beruang, serigala dan tupai. Si tupai yang cerewet, si serigala...