Rooftop

12 1 0
                                    

Hari ini, lagi-lagi Hyeri berangkat bersama Namjoon. Namun bedanya mereka tidak pergi menggunakan mobil Namjoon, melainkan menggunakan motorsport milik Hyeri.

Namjoon menyerahkan helm kepada Hyeri. Lalu dengan santainya Hyeri berpengangan pada pinggang Namjoon.

Namjoon terlihat tampak biasa saja, tapi tidak dengan jantungnya yang kini berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Apa kita tidak akan ke sekolah?" ujar Hyeri saat melihat Namjoon hanya terdiam.

Namjoon mencoba menetralkan detak jantungnya sebelum menyalakan motornya, dan segera pergi ke sekolah.

Karena Namjoon mengendarai motorsportnya terbilang cepat, beberapa menit kemudian mereka telah sampai di gedung sekolah.

"Kak aku duluan ya?" Ucap Hyeri, menyerahkan helmnya pada Namjoon, lalu pergi sambil melambaikan tangannya pada Namjoon, tak lupa senyum di wajahnya.

Saat memasuki koridor sekolah, bahu Hyeri ditahan dari belakang, ia berhenti dan menoleh.

"Ada apa lagi sih?" ujar Hyeri jengah, ia bosan jika tiap hari harus berurusan dengan kakak kelasnya yang satu ini, Si Jin.

"Sudah berapa kali aku bilang huh? Jangan..." Si Jin belum sempat menyelesaikan perkataannya.

"Jangan dekat-dekat dengan Namjoon lagi, iya? Asal kau tahu ya, aku tuh bosan dengan kata-kata itu saja yang keluar dari mulutmu!" sela Hyeri dengan nada tingginya, ia sudah tak tahan lagi dengan sikap semena-mena Si Jin.

"Sudah berani ngelonjak kau sekarang !" ucap Si Jin tak mau kalah.

"Sudahlah! Aku tidak mau lagi berdebat denganmu. Kau sudah merusak moodku hari ini" ucap Hyeri seraya melangkah pergi.

"YAA!!!! Urusan kita belum selesai!!" ucap Si Jin dengan geram. Baru kali ini ia merasa diabaikan.

"Urus saja urusan kalian sendiri, tak usah repot-repot mengurusi urusanku!" teriak Hyeri yang semakin jauh, meninggalkan Si Jin dengan sejuta kemarahannya.

Jimin. Laki-laki itu yang sedari tadi melihat perdebatan mereka dibuat tercengang. Awalnya ia ingin melerai mereka namun, diurungkan niat itu saat melihat reaksi Hyeri.

Ia tak menyangka dengan sikap Hyeri yang berubah saat suasana hatinya tidak baik. Menurutnya Hyeri menakutkan saat dalam kondisi seperti itu.

Jimin mengikuti arah pergi Hyeri, ia memberi jarak cukup jauh antara dia dan Hyeri. Agar Hyeri tak menyadarinya. Entah sadar atau tidak, kini sebuah senyuman terukir diwajah laki-laki tampan itu.

*

Pelajaran kali ini terasa membosankan bagi Hyeri, meskipun saat ini adalah pelajaran favoritnya, Bahasa Inggris.

Tak heran jika Hyeri seperti ini, pasalnya jika ia dalam kondisi mood yang tidak baik hal paling menyenangkan pun akan terasa sangat membosankan baginya.

Sikap Hyeri yang ceria, ramah,dan peduli ke orang lain akan hilang saat ia dalam keadaan bad mood, dan akan berganti dengan sikapnya yang dingin dan cuek ke semua orang, tak terkecuali orang yang ia suka.

Saat istirahat pun ia lebih memilih berlari ke rooftop daripada ke kantin untuk mengisi perut kosongnya.

Sendiri adalah hal yang tepat untuk menenangkan pikirannya, untuk menetralkan kembali suasana hatinya.

Hyeri berdiri di samping pagar pembatas. Ia memejamkan matanya, menikmati udara yang menyapu tubuhnya, tak perduli saat angin menerbangkan helai rambut halusnya yang sengaja ia gerai. Dan membiarkan angin membawa serta kejenuhannya.

BACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang