Part 4

413 36 11
                                    

'Baiklah Kev,' sahut Jongdae.

"Terima kasih Jongdae-ya," balas Kevin.

'Hmm...ah tunggu!'

"Apa?"

'Kau sudah sehat kan?'

"Aku selalu sehat."

'Beberapa bulan lalu Yoongi bilang kau kambuh.'

Kevin tersenyum miris, "Kau tahu kenapa aku kambuh?"

'Tidak.'

"Karena aku memikirkan saudara kembarku. Jadi sekarang cepat cari dia dan kabari aku."

'Dasar diktator.'

"Aku serius Jongdae-ya."

Lagi-lagi suasana di seberang sana hening, rasanya Kevin ingin mengumpat pada Jongdae. Sejak kapan Jongdae suka melamun saat telepon? Tapi Kevin mengurungkan niatnya ketika Jongdae menyahut lebih dulu.

'Aku akan mencarinya, jaga dirimu Kev.'

Sekali lagi Kevin tersenyum, "Terima kasih Jongdae, aku mengandalkanmu."

*

Hari-hari Kevin selama empat hari terakhir ini dipenuhi dengan harapan bahwa akan ada kabar dari Jongdae di hari berikutnya. Tapi tidak ada telepon, email, chat atau apapun dari Jongdae yang membicarakan tentang perkembangan pencarian Kris. Kevin sendiri selalu menahan diri untuk tidak menghubungi Jongdae, dia tidak ingin membuat Jongdae merasa tidak nyaman karena dia selalu meneror Jongdae. Bagaimanapun dia tahu bahwa pekerjaan Jongdae bukan hanya menuruti keinginannya. Merlyn juga tidak banyak bertanya, dia hanya bertanya sekali dan Kevin menjawab bahwa Jongdaelah yang membantunya.

Tapi siang ini sebuah panggilan ke ponselnya membuat jantungnya berdetak lebih kencang -- ini sedikit menyakitinya omong-omong.

Dari Jongdae.

"Yeoboseyo Jongdae-ya, bagaimana?"

'Hmm Kev, besok aku akan kesana,' jawab Jongdae.

"Kau sudah menemukan gegeku?" tanya Kevin penasaran.

Hening.

"Jongdae?"

'Akan kuceritakan besok saat kita sudah bertemu, kurasa itu lebih baik daripada lewat telepon.'

"Baiklah, tapi katakan sesuatu padaku. Aku hanya butuh jawaban singkat."

Kevin dapat mendengar helaan nafas Jongdae di line seberang.

'Apa yang ingin kau tahu?'

"Kau sudah menemukannya?"

'Ya.'

"Di mana dia sekarang?"

Ada jeda cukup lama sebelum akhirnya Jongdae menjawab.

'Seoul.'

"Kalau begitu aku yang akan kesana besok," Kevin memutuskan. Dia tidak perlu mendengar persetujuan dari Jongdae. Lelaki itu memutuskan panggilan mereka, dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Sesekali dia tersenyum. Mungkin dia terlihat gila. Ya, dia gila hanya karena sudah mendengar kabar tentang saudaranya.

*

Kevin melepas kacamata hitamnya ketika memasuki apartemen Jongdae.

Sepi.

Itu kata pertama yang terlintas di benak Kevin.

"Dimana Jongin?" tanyanya pada Jongdae yang sekarang berjalan menuju dapur.

The Other Side of Life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang