Suara gaduh di sekitarnya membuat Kevin risih. Tapi matanya terasa berat untuk dibuka. Suara tangisan seseorang yang menyebut namanya disertai sumpah serapah membuatnya tergoda untuk tetap berusaha membuka mata.
"Lee seonsaengnim, lihatlah!"
Seungri seolah mengabaikan dokter Nam yang mencoba memberitahunya bahwa elektrocardiograf di sana kembali menampakkan tanda-tanda kehidupan. Seungri masih menumpukan kepalanya di tepi ranjang operasi, kini bahkan terdengar isakan kecil darinya. Dia tidak siap mengatakan waktu kematian Kevin pada orang-orang di luar sana.
"Dia kembali!" dokter Nam sedikit berteriak. Tapi Seungri tidak merespon apapun.
"Hyung," panggil Kevin pelan sambil menggerakkan tangannya ke arah siku Seungri. "Riri hyung jangan menangis," ujarnya terbata dengan suara lemah.
Dokter Nam tidak tahan lagi, "Lee seonsaengnim lihatlah! Kevin kembali. Jangan menangis! Kau tidak malu pada kami huh?" ujar dokter Nam sambil mengguncangkan tubuh Seungri, dia memaksa Seungri untuk mendongak dan melihat keadaan di sekitarnya.
Dua orang perawat perempuan, seorang asisten dan seorang perawat lelaki disana memperlihatkan kelegaan mereka. Seungri mengangkat wajahnya, menatap wajah pucat Kevin. Tapi dia ikut merasa bahagia karena melihat mata Kevin yang terbuka.
"Bodoh! Brengsek kau Wu Yifei! Kau masih memiliki terlalu banyak dosa Kev, jadi jangan mati dulu!"
"Tidak," bisik Kevin tanpa suara.
"Hah? Apa? Kau bilang apa?!"
Dokter Nam terkekeh kecil, dia merasa malu melihat Seungri yang seolah kehilangan etikanya sebagai seorang dokter. Tapi entah kenapa kelegaan yang dia rasakan membuatnya urung menegur Seungri.
Seorang perawat perempuan mengatakan sesuatu tentang tekanan darah dan detak jantung Kevin. Membuat Seungri dan Dokter Nam kembali menangani lelaki itu. Tapi setidaknya kali ini tidak semenegangkan sebelumnya.
*
"Lima menit lagi aku menjemputmu kesini, jangan kemana-mana," Seungri memperingatkan.
Kevin mengangguk, memangnya dia bisa kemana? Dia tidak yakin akan sampai di kamarnya tanpa terjatuh jika tidak ada orang yang membantunya berjalan. Pagi ini tidak ada siapapun yang menungguinya. Merlyn baru pulang ketika Kevin belum bangun dan menitipkan Kevin pada Seungri. Dan Seungri memutuskan untuk menjemur Kevin begitu lelaki itu bangun. Seungri membawanya ke taman lantai dua rumah sakit agar Kevin mendapat asupan cahaya matahari pagi dan udara segar. Sudah sepuluh menit keduanya berada di sana, berbicara beberapa hal. Seungri menjadi lebih lembut kepada Kevin sejak Kevin selamat dari maut kemarin. Meskipun terkadang Seungri juga masih dibuat kesal oleh Kevin.
Rasanya sudah lebih dari lima menit sejak Seungri pamit padanya. Apa letak ruang kerjanya pindah? Dokter itu sebenarnya masuk shift malam hari ini. Kemarin seharusnya dia libur, tapi dia tetap bekerja sejak Kevin mendapat serangan. Pagi ini, dia berencana akan pulang setelah Merlyn datang, tadi dia pamit ke ruang kerjanya untuk menaruh jas dan mengambil beberapa barangnya.
Seseorang yang duduk di sebelah Kevin membuat Kevin menoleh. Tapi itu Seunghyun, bukan Seungri.
"Kau sudah baikan?" tanya Seunghyun.
Kevin mengangguk.
"Wajahmu masih pucat."
"Tidak apa-apa."
"Hmm."
Keduanya kembali terdiam, beberapa saat setelah Kevin menimbang dalam hatinya dia menoleh menatap Seunghyun.
"Maafkan aku."
Seunghyun menatap Kevin, "Maaf untuk?"
"Aku sudah bertingkah kasar pada kalian karena tidak terima dengan kematian Yifan ge."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side of Life (Completed)
FanfictionKevin tidak pernah menyangka bahwa dia memiliki saudara kembar. Dan sayangnya ketika dia tahu dan timbul keinginan besar dalam hatinya untuk bertemu dengan sosok itu, Kevin justru harus rela menerima kenyataan bahwa Kris -- sang kakak kembarnya -- s...