“Haaaaah. Aku tidak bisa.”
“Ayolaaah. Kau pasti bisa. Coba sekali lagi.”
“Jangan memaksanya, dia tidak bisa lagi melakukannya. Kau pulang saja.”
“Kalau kau menyerah sekarang, semua usahamu sekarang pasti sia-sia.”
“Ano…”
Sho, Kai, Jinguji, dan Miyuki menoleh kearah Ren yang berdiri di dekat lemari. Ren menyeringai, dia berkata, “Aku lupa dialognya.”
Jinguji dan Miyuki melengos, Sho menghela napas dan duduk di dekat jendela. “Tidak ada gunanya kita berlatih,” ucap Sho, “toh, kita tidak bisa ikut kompetisinya.” “Jangan menyerah secepat itu,” ucap Kai, dia duduk di sebelah Ren yang sibuk menghapal dialog, “siapa tahu saja Sakurai Sensei berubah pikiran dan mengijinkan kita ikut kompetisi.” “Berharap Sakurai Sensei berubah pikiran sama dengan berharap bulan muncul bersama matahari,” sahut Jinguji, “sangat mustahil. Dulu, saat ada kompetisi menyanyi yang mengharuskan kita berkelompok tiga orang, dia tidak menerima duo atau yang lebih dari tiga orang. Entah apa maksudnya melakukan itu.”
“Bukannya masih ada Nagatsuma-San?” tanya Kai.
Suasana kembali sunyi, Ren bahkan berhenti membaca dialog dan menatap Kai dengan tatapan yang sulit ditebak maksudnya. Kai menyadari perubahan ekspresi mereka, dia mengerutkan dahi. “Sebenarnya kenapa, sih?” tanya Kai, “kenapa kalian berubah ekspresi setiap kali aku menyebut namanya?” Kai menoleh, dia memegang bahu Ren. “Kalian tidak mau memberitahuku?”
Ren menghela napas, dia menutup buku catatannya dan berkata, “Baiklah, aku akan menceritakannya.”
“Tidak ada yang harus kau ceritakan, Nagase,” ucap Sho.
“Kau mau melindungi Miyazaki?” sahut Ren, “oh, aku lupa kalian bersahabat. Kau akan selalu melindungi dan membenarkan semua tindakannya.”
“Bukan begitu maksudku,” sahut Sho, “aku…”
“Sudah kalian berhentilah!” Kai langsung menahan Ren yang sudah maju menantang Sho. Miyuki menahan Sho, dia menatap khawatir kedua temannya yang sudah terlihat marah itu. Miyuki menatap Kai, dia berkata, “Yanase-San, maafkan aku. Tapi kumohon jangan membahas soal Nagatsuma-Kun lagi. Onegai.”
Kai menghela napas, dia semakin penasaran kenapa efeknya bisa sampai sebesar ini. “Baiklah, kita sudahi saja latihannya,” ucap Kai, “ini sudah sore. Aku harus pulang, membantu orangtuaku.” Kai mengambil tasnya, dia berjalan keluar kelas bersama Miyuki. Ren mendengus, dia menyambar tasnya dan berlalu meninggalkan Sho bersama Jinguji. Jinguji menghela napas, dia menepuk pelan bahu Sho dan berjalan meninggalkan pemuda itu.
Kai berjalan keluar gedung akademi. Terlihat sebagian peserta sedang berlatih akting, beberapa dari mereka berbisik-bisik saat Kai melintas. Kai tidak peduli lagi dengan sikap mereka, sekarang Kai hanya perlu berlatih akting sebaik mungkin dan berusaha agar semua temannya di kelas A bisa ikut kompetisi, bukan hanya enam orang itu. Kai keluar gerbang, dia berbelok dan melihat Hagiya berdiri di tepi jembatan. Kai memelankan langkahnya, Hagiya menoleh dan menatapnya. Kai berhenti, dia menatap Hagiya yang kelihatan gelisah. Seakan-akan ada yang ingin diucapkan Hagiya.
“Yanase-San.”
Kai menoleh, dia melihat Miyuki berlari kearahnya. Kai menoleh kearah Hagiya, dia terkejut melihat Hagiya sudah berlari masuk mobil yang berhenti di tepi jalan dan berlalu begitu saja. “Dia kenapa, sih?” gumam Kai, dia menghela napas dan menoleh kearah Miyuki yang mendekat kearahnya. “Yanase-San, kau mau tidak menemaniku sampai jemputanku datang?” tanya Miyuki, “nanti kau kuantar sampai rumah, deh.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale Of 'A' Stars
Hayran KurguAku bermimpi menjadi bintang... Bintang yang paling terang... Dan sekarang, tinggal selangkah lagi sebelum mimpiku terwujud... Tapi aku tahu... Menjadi bintang yang bersinar tidak semudah yang kubayangkan... * Yanase Kai adalah peserta audisi terbuk...