bagian 15

406 28 0
                                    

"Kamu mau pergi kemana ?" Tanya Annisa heran karena melihat Anna yang sudah rapi lengkap dengan mantel yang ia gunakan serta tas berukuran sedang yang bertengger dibahunya,

"Venesia."

"Apa ? Venesia ? untuk apa kamu kesana ?"

"Hanya ingin kesana sebelum aku pulang, Oleh sebab itu mungkin aku akan pergi selama tiga atau empat hari, mungkin."

"Dengan pacar barumu, hmm ?" Goda Annisa,

"Sudah kubilang kami hanya sebatas teman Nisa, tidak lebih dan tidak kurang."

"Kamu tahu ? Kota Venesia adalah kota paling romantis setelah Paris tentunya. Menurutmu untuk apa Rafael mengajakmu mengunjungi kota romantis seperti Venesia ?"

"Ayolah...kami hanya ingin jalan-jalan, lagi pula aku akan pulang ke Indonesia setelah ini. Jadi aku ingin mengelilingi Italia selagi aku disini." jawab Anna sambil mengikat tali sepatunya.

"Kamu akan pulang ke Indonesia ? Lalu bagaimana dengan Alex ?"

Anna menghentikan aktifitasnya lalu menatap Annisa lekat "Aku sudah berkali-kali mengunjungi rumahnya, tapi selalu saja cameriera yang keluar dan mengatakan bahwa Alex tak pernah ada dirumah. Ia seperti menghindariku, jadi kupikir sudah tak ada alasan lagi aku berada disini."

"Baiklah jika itu keputusanmu."

"Terima kasih, Nisa. Kalau begitu aku harus pergi, Rafael sudah menungguku."

"Be careful dan have fun... jangan melakukan hal yang macam-macam! Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku. Kecuali.... jika Rafael membuatmu jatuh cinta, itu diluar tanggung jawabku." Ucap Annisa sambil tertawa cekikikan,

"Yayaya.... terserah apa katamu." Anna memutar bola matanya malas yang mana membuat Annisa semakin terkikik geli,

Datang ke Venesia pada musim dingin tentunya akan sangat berbeda, tidak hanya mengenai suhu dan cuaca, namun juga memberikan kesan tersendiri. Kota itu nampak tenang dan romantis dengan tidak begitu banyak turis.

Di penghujung hingga awal tahun baru seperti ini kota ini terasa semakin hidup dengan dekorasi-dekorasi natal yang menghiasi disepanjang jalan, selain itu terdapat juga Mercatini di Natale –semacam pasar natal, yang menjual berbagai pernak-pernik dan hiasan untuk natal.

Anna dan Rafael memulai perjalanan mengelili kota pada keesokan harinya, mereka menyewa secara esklusif sebuah gondola untuk menuju salah satu tempat wisata. Gondola adalah salah satu alat transportasi berupa perahu tradisional sepanjang 6 meter, berwarna hitam, dan dikayuh Gondolier yang mengenakan baju tradisional yang hampir semua serupa, yaitu celana hitam kaus bergaris merah putih atau hitam putih, topi anyaman berpita. Karena sedang musim dingin, membuat transportasi air mereka sedikit terhambat.

Anna terperangah takjub melihat pemandangan disekilingnya, orang-orang yang tengah sibuk melakukan aktifitasnya. Suhu memang cukup dingin, namun tetap cerah, "Kota yang sangat cantik."

Rafael mengangguk setuju "Ya kamu benar... kota ini memang sangat menakjubkan."

"Kemana tujuan kita ?" Tanya Anna sambil mencelupkan tangannya kedalam air yang sangat terasa dingin ketika menyentuh kulitnya,

"Emm.... aku akan mengajakmu melihat Atraksi utama di Venesia, yaitu piazza san marco yg terletak di ujung Canal Grande, lapangannya yang luas dan ditutup batu selalu penuh dengan merpati. Disana pula berdiri Basilica San Marco yang indah dan selalu ramai dikunjungi wisatawan."

"Apa itu Basilica San Marco ?"

"Basilica San Marco adalah gereja di Venesia paling terkenal dan salah satu contoh yang paling terkenal dari arsitektur Bizantium. Gereja itu disajikan sebagai simbol status kekayaan dan kekuasaan Venesia dari abad ke-11 dan seterusnya, bangunan itu dikenal dengan julukan Chiesa d'Oro yang berarti Gereja emas karena memiliki empat kubah dengan ukiran emas di dinding, bangunan itu juga memiliki banyak mosaik yang terukir indah di dalam Basilica tersebut."

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang