bagian 17

386 27 0
                                    

"Tunggu!"

Semua menoleh kesumber suara, Anna nampak terkejut melihat kedatangan Khairul yang tiba-tiba dengan penampilannya yang terlihat sangat berantakan. Rambut yang acak-acakan, kemeja yang dikeluarkan dan pada bagian lengan digulung setengah dengan kancing bagian atas terbuka membuat Khairul nampak terlihat sangat kacau.

"Mas Irul ?!"

"Anna, kumohon jangan terima lamaran itu!" Ucap Khairul terengah-engah, kemudian sedikit berlari menghampiri Anna dan berlutut dihadapannya, "Aku tahu kamu mencintaiku, aku tahu Anna, maaf aku tak pernah menyadari itu."

Rafael menegang ditempat.... kenapa Khairul datang disaat yang tidak tepat ? Disaat Anna akan memberi jawaban atas lamarannya ? Jika seperti ini sudah pasti Anna akan lebih memilih Khairul, pria yang sangat dicintainya.

Alex bangkit dari sofa dengan kasar "Apa-apaan kamu ?! Datang tiba-tiba dan langsung melarang Anna menerima lamaran putra saya!"

Khairul tidak merespon ucapan Alex, matanya terus menatap Anna yang tengah menatapnya dengan bingung "Anna... maafkan aku karena telah menyakitimu, beri aku kesempatan untuk menyembuhkan luka yang aku buat. Kumohon..."

"Anna sudah dijodohkan dengan putra saya sejak sebelum mendiang ibunya wafat. Jadi anda tak berhak melarang Anna untuk menikah dengan putra saya!" Alex merasa geram pada Khairul, memangnya dia siapa sampai ia berani berkata seperti itu ?

Anna masih tak bergeming, kepalanya terasa pusing melihat tiga orang ini terus memperdebatkan sesuatu yang tak Anna mengerti. Anna mengusap matanya ketika pandangannya mulai mengabur dan beberapa derik kemudian tubuhnya mendadak ambruk dan semua berakir gelap.

****

Kini, semua orang tengah duduk dengan gelisah diruangan yang bernuansa putih dan tercium bau obat-obatan yang sangat menyengat untuk menunggu hasil tes Anna. Setelah menunggu cukup lama, seorang pria berjas putih pun keluar dari ruangan lalu menghampiri mereka sambil membawa beberapa berkas ditangannya.

"Saya ingin berbicara dengan pihak keluarga yang bersangkutan." Ucap sang dokter sambil menatap wajah beberapa orang dihadapannya dengan satu-persatu,

"Kami semua orang yang mencintai, Anna, jadi kami semua berhak tahu bagaimana kondisinya sekarang." Ujar Khairul tegas dan tak terbantahkan,

Sang dokter pun membuka berkas ditangannya, "Hasil tes menunjukan bahwa Ariana Jasmine terkena penyakit Alzheimer stadium menengah,"

"Alzheimer ? penyakit macam apa itu ?" tanya Rafael yang asing dengan penyakit itu,

Sang dokterpun menyerahkan sebuah amplop berisi hasil diagnosa pada Kinara, "Penyakit Alzheimer adalah kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat seseorang. Penurunan kemampuan berfikir, berbicara serta perubahan perilaku pada penderita akibat gangguan didalam otak yang sifatnya progresif atau perlahan-lahan.

"Pada fase awal, seseorang yang terkena penyakit ini biasanya akan mudah lupa. seperti lupa nama tempat atau benda, kejadian-kejadian dimasa lalu, bahkan ia dapat dengan mudah melupakan percakapan atau kejadian yang belum lama terjadi. Dan sepertinya gejala ini sudah terjadi cukup lama padanya."

Kinara membekap mulutnya ketika menyadari apa yang dikatakan oleh pria itu benar adanya, "Oh astaga, Anna..." perlahan air mata mengalir dipipi Kinara, ia tak menyangka keponakannya itu mengidap penyakit semengerikan itu,

"Apa penyakit ini bisa lebih parah ?" tanya Alex yang sedang mengusap-ngusap bahu Kinara, ia turut merasakan apa yang dirasakan Kinara saat ini.

"Seiring perkembangan waktu, gejalanya akan semakin meningkat. Penderita penyakit ini akan kesulitan bicara, sulit untuk membuat keputusan, mudah sekali tersesat didaerah yang tidak asing, dan pada kasus yang parah penderita penyakit Alzheimer bisa mengalami delusi dan halusinasi, serta ia tidak mampu melakukan aktiftas ringan tanpa dibantu orang lain. Dan lebih parahnya....."

Dokter itu mengulum bibirnya yang terasa kering, "Penderita akan melupakan semua kejadian dan peristiwa yang tersimpan diotaknya secara permanen, bahkan cara untuk bernafas sekalipun. Dan satu hal yang harus kuberi tahu, Penderita penyakit Alzheimer biasanya hanya akan bertahan hidup delapan sampai sepuluh tahun sejak penderita telah terbukti mengidap penyakit mematikan itu. Dan sepertinya penyakit ini telah bersarang diotaknya lebih dari lima tahun."

Tangis Kinara semakin pecah mendengar penjelasan sang dokter, ia benar-benar merasa tak becus dalam menjaga anak semata wayang dari mendiang kakaknya, Audy.

"Apa masih bisa sembuh ?" tanya Khairul,

"Maaf sekali..... Belum ada cara untuk penyembuhannya. Kita hanya bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dengan obat yang akan saya berikan nantinya," Detik itu juga..... Khairul merasa dunianya runtuh seketika,

Khairul pun berlari masuk kedalam ruangan Anna, gadis itu tengah berbaring dengan mata yang masih terpejam rapat. Ia berjalan mendekat dengan langkah yang terasa sangat berat, Khairul mengusap pipi Anna lembut lalu menggenggam erat tangan mungil Anna.

Kenapa ?

Kenapa harus Anna yang mengidap penyakit sialan itu ?

Kenapa gadis rapuh seperti Anna yang harus mengalami hal mengerikan ini ?

Tak cukupkah takdir terus memberikan kesialan pada hidup Anna ?

Ia sudah mengalami masa kecil yang buruk, apa itu belum cukup sampai takdir kini merebut kebahagiaan Anna diusia mudanya ?

Khairul mengusap wajahnya kasar, merasa menyesal karena sempat menyakiti hati gadis kecilnya ini. Andai saja ia tahu sejak awal... andai saja ia menyadarinya sejak dahulu... andai saja ia tidak pernah menyakiti hati Anna, andai dan andai saja kalimat yang terus berputar-putar dikepala Khairul. Dan sialnya semua kalimat itu disertai kata 'andai'.

Khairul kembali menggenggam tangan Anna erat, takut jika nanti tangan ini tak lagi bisa ia genggam. Dipandangi wajah Anna lekat-lekat, takut jika nanti ia tak lagi dapat melihat wajah cantik malaikat kecilnya. Khairul sedikit membungkukkan badannya agar dapat memeluk Anna yang masih terpejam,

Ia takut....

Benar-benar takut,

Takut jika ia harus kehilangan gadis kecilnya untuk kedua kalinya namun kali ini selamanya.

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang