10. kapan nikah?

168 27 44
                                    

    Reihan segera pergi ke kamar mandi. Dia segera mandi lalu keluar kamar mandi. Setelah mandi Reihan memakai pakaian terbaiknya. Reihan tidak ingin mengecewakan Farah karena berpakaian apa adanya.

***

    Reihan dengan muka tampannya melaju sambil menaiki motornya. Setelah dirasa cukup lama kok nggak sampai sampai. Ternyata Reihan hanya menaiki motornya. Kenapa cuman dinaiki? Ya terserah authornya aja.

    Reihan melaju dengan kencang menggunakan motornya melewati para pejalan kaki. Motor merah usang kesayangannya selalu setia menemaninya kemanapun dia pergi. Tak peduli panas ataupun hujan motor itu tetap setia dengan Reihan.

   Baru 5 menit perjalanan, perut Reihan terasa ingin mengeluarkan tinja. Padahal tadi malem dia cuman makan nasi goreng bekas paginya yang udah disisain temennya dari kemarin. Reihan mencari SPBU terdekat. Ternyata Reihan sedang melewati jalan desa yang nggak ada SPBU nya sama sekali. Dengan terpaksa Reihan harus mencari kali untuk memuaskan hasrat nya.

    Reihan mencari kali yang cocok untuk dia bom. Bom kuning bau yang pernah menjadi sumber keuangannya. Setelah menemukan kali, ternyata Reihan tidak bisa boker di kali. Jadinya, terpaksa harus cari SPBU di jalan perkotaan. Reihan harus menahan keinginannya untuk beberapa saat.

   Setelah sampai di kota yang sebenarnya, Reihan berputar putar mencari SPBU yang ada toiletnya. Beruntung Reihan menemukan SPBU dengan toilet free Wi-Fi, jadinya Reihan bisa boker sambil streaming yutub. Disaat asyik asyiknya memberi makan toilet tersebut. Datang telepon dari Farah.

  " tok..tok..tok " Suara ketukan pintu.

  " masih ada orangnya.. Siapa ya? " ucap Reihan.

  " aku teleponnya Farah."

  " loh kok kesini ngapain? " ucap Reihan.

  " Gak tau authornya nulis kayak gitu tadi.. " Ucap telepon Farah.

   Bukan gitu maksutnya. Reihan ditelepon oleh Farah. Reihan kemudian menjawab Telepon tersebut.

  " Halo.. " suara Reihan lirih.

  " Iya, halo.. Kamu kapan kesini? " ucap Farah.

  " Iya habis ini.. Habis keluar dua. Nanti aku kesitu " ucap Reihan.

  " Apanya yang keluar? " tanya Farah.

  " Tinja ku " Ucap Reihan.

  " Oooh "

   Setelah percakapan selesai, Reihan kembali melanjutkan aktivitasnya. Beberapa kali Reihan tampak mengeden sekuat tenaga. Terlihat urat di kepala Reihan yang menandakan kalau Tinja nya saat itu sedang keras. Nggak sekeras batu tapi.

   " plungg " suara merdu ditelinga Reihan yang mampu menghilangkan rasa ingin bokernya. Suara tadi mengakhiri kenikmatan duniawi Reihan. Selesai cebok dan memakai celananya kembali. Reihan segera keluar kamar mandi dan membayar uang sewanya.

   Reihan kembali melanjutkan perjalanannya ke rumah Farah. Langkah kaki Reihan terasa amat ringan. Bahkan bisa di ibaratkan, kalau di bumi nggak ada gravitasi Reihan bisa terbang karena sangking ringannya langkahnya. Gaje ya.. Hahahahahaha...

   Sesampainya di rumah Farah. Reihan sudah ditunggu seorang laki-laki yang memiliki ciri khas khusus dibagian atas bibirnya. Yap, ada satu upil yang belum dibersihkan. Ternyata lelaki tersebut adalah Ayah Farah. Segera, Reihan diajak masuk ke ruang tamu. Di ruang tamu terjadi obrolan.

   " jadi kamu yang namanya Reihan? " ucap Ayah Farah.

   " Bukan om, saya Aliando. " ucap Reihan.

   " Ngimpi kamu. " ucap Ayah Farah.

   " saya nggak ngimpi om, buktinya saya masih bangun. Kalo ngimpi saya tidur. " ucap Reihan

  " oke pertanyaan lain. " ucap Ayah Farah.

  " bentar om, belajar dulu. Tadi malem lupa belum belajar " ucap Reihan.

   " Ini bukan ulangan, gak perlu belajar segala " ucap Ayah Farah. Sabar Pak ngadepin Reihan.

  " ohh..oke.. Apa pertanyaannya kalo gitu om? " ucap Reihan.

  " Oke, saya tanya jujur kamu jawab serius ya? " ucap Ayah Farah.

  " oke " ucap Reihan.

  " jujur? "

  " serius "

  " jujur? "

  " serius "

  " jujur? "

  " serius "

   " stop, nggak berhenti berhenti kalo gini. Ayah kalo nanya yang serius dong " ucap Farah

    " lah tadi kan udah tanya serius. Kan kamu yang nyuruh tadi. " ucap Ayah Farah kepada Farah.

    " Iya lho, ayah kamu udah tanya serius " ucap Reihan.

    " Bukan serius gitu.. Maksutnya " ucap Farah.

    " Lah, terus gimana? " ucap Ayah Farah.

    " ya tanya hubungan aku kedepannya gitu! " ucap Farah.

   "ohh gitu, yaudah. Kalian kapan mau nikah? " ucap Ayah Farah.

  " lah, pacaran aja belum udah main nikah aja nih. Si om " ucap Reihan.

   " bukan gitu, di keluarga kami kalo ada yang suka harus langsung nikah. " ucap Ayah Farah tegas.

   " Lah, aku belum siap mahar... Terus pakaiannya... Terus kesiapan cinta.. Terus rumahnya belum ada.. Pokoknya.. " ucap Reihan yang langsung dipotong.

   " Sssst... Itu masalah belakangan. Yang penting kalian nikah dulu. Oke? Mantap " ucap Ayah Farah.

   " beri saya waktu 1 minggu, biar saya berfikir dulu " ucap Reihan.

   " oke, seminggu dari sekarang.. "

   " oke, makasih om. Saya mau pulang dulu " ucap Reihan.

   " Oke "

***

   Diperjalan pulang, Reihan terus memikirkan ucapan Ayah Farah tadi. Disatu sisi Reihan merasa senang bisa menikah. Tetapi di sisi lainnya Reihan merasa belum siap. Mungkin Reihan harus menceritakan masalahnya ke orang tuanya.

   Bersambung...
........................................................................

Halo saya Rafindairham.
Enjoying this chapter?
Don't forget to vote and comment.
See ya :-)


Cintaku Disedot TinjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang