Part 7

382 24 0
                                    

-Rindu itu sepi yang menusuk relung hatimu- I.G.A

Tak ada pembicaraan setelah hari itu antara Lail ataupun Syam mereka berdua sama sekali tak membahas hari itu, mereka hanya diam dan mengaggap seolah tak terjadi apa-apa.

“Syam, Anton udah nemu tersangka selanjutnya, dia adalah Iruno, penyair terkenal di masa orde baru” Almer

‘dia, bukankah dia juga ada di foto itu’ batin Syam

“barang buktinya ? Memangnya dia keseret kasus apa ?”

“ada Syam, ada kasus pelecehan simbol negara, udah siap tinggal actionnya”

Seperti kemarin, Syam langsung berganti pakaian dan bersiap untuk mengeksekusi Iruno si penyair yang digadang-gadang juga menjadi pelopor tewasnya 100 sastrawan saat demo masa orde baru.

‘wait for me, iruno’ Syam

Kali ini Syam berangkat dengan menggunakan sepeda kayuh. Cukup aneh memang, tapi sepeda kayuh Syam bukan sepeda biasa, sepeda itu didesign untuk mengejar pelaku.

Ketika akan berangkat, ia berpapasan dengan Lail. Mereka saling memandang tapi itu tak berlangsung lama karna Syam dengan acuhnya pergi meninggalkan Lail.

Tak’ kan kutemui
Bayangmu dalam langkah kecil kaki ini
Aku, ya aku
Aku pasti merindu

Oke, sekarang waktunya Syam beraksi. Penyair itu bernama Iruno. Syam sempat beberapa kali bertemu dengan Iruno.

Iruno adalah seorang seniman dalam sastra tapi ia terjebak sebuak kasus pelecehan lambang negara dan Syam juga sudah menemukan bukti keterkaitannya dengan kasus penewasan 100 sastrawan dimana ayahnya dihukum mati karna itu,
Sampailah Syam disebuah rumah kosong.

Digerbang tempat itu terdapat beberapa penjaga yang siap siaga. Tapi bukan Syam namanya kalau nggak mampu ngalahin mereka.

Diawali 4 penjaga di gerbang dengan amat teliti Syam dan sepeda kayuhnya berhenti digerbang lantas ketika ada penjaga menghampirinya, Syampun mulai menghadiahi mereka dengan tinjuan maut. 4 terlewati

Lantas ketika berada didepan pintu,  Syampun bersembunyi. Hingga ia mendengar percakap handytalkie antar penjaga tempat itu.

"L125, gawat dia berhasil masuk" ucap handytalkie itu

"baik pesan diterima" penjaga

"perketat keamanan, jaga juga pintu belakang" teriak komandan penjaga

Senapan racun. Ya, syam menggunakan senapan racunnya.  Iapun menembak tepat di paha beberapa penjaga. Sampai bertemulah ia dengan komandan penjaganya.

"cih,  jangan sok jagoan kau disini" Komandan penjaga

"kau yang seharusnya menerima perkataan itu" Syam

Tanpa basa-basi Syam langsung saja menghadiahi bogem pada penjaga itu tapi sayang penjaga itu tak kunjung tymbang,  ia dan Syam sama-sama kuatnya. Hingga

Bruak

Suara kursi yang dilemparkan ke arah Syam.  Hidung dan kepala Syampun mengeluarkan darah tapi Syam tetap melawan. Dan iapun melawan mereka dengan satu tongkat dan sebuah suntik racun. Susah payah,  akhirnya Syam mampu mengalahkan penjaga dan komandan penjaga itu. Lantas ia mencari keberadaan Iruno.

Menurut Almer dan Anton, Iruno bersembunyi didalam tempat ini tapi nihil setelah Syam mencari cukup lama, ia tak menemukan siapapun.

“hah, sial dia berhasil lari" kemarahan Syam dengan membanting sebuah guci

Syair BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang