Part 21

733 30 4
                                    

Part 1
Sajak rembulan untuk sang surya
Dimana takdir ialah gundah dan tawa hanyalah legenda
Keras, sunyi itulah garisnya

Guritan sendu mengukir elegi
Yang terjawab tapi tersiasati
Dimana gelap nampaklah putih
Hanya si bisu tak lagi sendiri

Seberuntungnya aku dalam sajak ini
Bagiku bahagia tetaplah ilusi
Karna jika tertutup mata ini
Kou kan dapati aku masih sendiri

Part 2
Jangankan untuk mencintaimu
Bahkan untuk mencintai diriku sendiri
Aku tak mampu

Aku
yang selalu dihantui segala kekurangan
Dan kamu
Yang identik dengan kesempurnaan

Kita,
Bukan cinta kita
Stidaknya mereka tau diri
Siapa saya dan siapa anda

Part 3
Gumpalan darah dalam jiwa
Mendidih menunjuk amarah
Tersayat oleh perihnya fakta
Dan kejamnya sistem dunia

Mereka adalah pecinta satra
Tapi mereka berakhir
Di gua penuh luka

Wahai dzat sang kuasa
Salahkah saya ?
Mencoba mengadu
Mengeluh, karna nasib sehitam abu

Part 4
Dalam diam
Aku termangu
Mengagumi setiap gores sendu
Dalam senyummu

Lekuk wajah
Seapik khatulistiwa
Bermata sayu
Sesendu nirwana

Itulah dirimu
Yang kupotret apik
Dalam ingatanku

Part 5
Hewan tak berdusta itu
Saksi bisu
Betapa buruk
Perangai dirimu terhadapku

setiap kata yang terlontar
bak pedang bercucuran
dengan amat gamblang
menancap begitu dalam

hati ini perih meringis
hingga tak sadar
mulai kupecahkan tangis
sakit
bagaimana bisa kou begitu sadis ?

Part 6
bukannkah takdir itu pecemburu ?
ketika aku sudah mulai mengharapkanmu
dia gantikan aku dengan yang lalu
untuk miliki hatimu

tapi tak mengapa
toh manusia bukan makhluk serakah
dan dengan ada atau tidaknya dia
bukankah kita sama saja

karna bagiku
selagi terlukis senyum diwajahmu
sesakit apapun diriku
aku tak mengapa

Part 7
Tak kutemui
Bayangmu dalam langkah kecil kaki ini
Aku, ya aku
Aku rindu

Cerah berganti petang
Surya berganti malam
Itulah dirimu
Yang kuanggap putih diatas hitam

Selama apapun aku mengenalmu
Kurasa kou masih saja asing bagiku
Karna didalam dirimu
Slalu kuteimui sejuta misteri baru

Part 8
Aku candu
Akan perih dan sakit karnamu
Akan setiap perangai burukmu
Dan akan tangis karna merindukanmu

Aku rindu
Saat hujan mulai menangis karna cemburu
Saat waktu mulai berhenti karna senyummu
Dan saat aku tak lagi sedih sebabmu

Aku...
Aku benci karna kou meninggalkanku
Karna kou mengacuhkan perasaanku
Dan karna aku,
Aku masih saja mencintaimu

Part 9
Perih hati ini
Melihatmu,
Meringkuh dibalik jeruji besi

Tawamu begitu tulus
Senyummu begitu indah
Tapi mengapa ?

Ya, disinilah saya
Mendengar luka ditabur garam
Tetuah dari sang ayah
Berwujud celoteh bertajub epigram

Part 10
Kutatap wajahmu
Mulutku tertutup
Nadiku membeku
Nafasku tercekat

Aku terdiam
Waktuku melambat
Jantungku berdegup
Dag dig dug

Dan aku
Aku sadar betul
Aku masih mencintaimu
Kamu, orang yang salah untuk cintaku

Part 11
Ajarkan aku
Cara untuk melupakanmu
Karna cinta
Dia tak pernah tau kata lupa

Ajarkan aku
Cara untk menjauh darimu
Karna cinta
Dia tak kenal kata pisah

Ajarkan aku
Cara untuk melepasmu
Karna cintaku
Dia selalu kembali padamu

Part 12
Rindu itu
Ketika aku mulai bosan
Termangu dalam waktu

Dan dia
Dia bak mimpi
Dalam siangku

Semua harapan,
Musnah tak karuan
Karna ia
Ia hanya lawan dari kenyataaan

Part 13
Aku masih sendiri
Bersembunyi dibalik kata-kata
Mengemis perhatian
Dia yang telah pergi

Dan dia, dia tak lagi sendiri
Dihapusnya kenangan lama
Diganti jadi 1001 cerita indah

Wanita itu
Ya, dia tersenyum setiap waktu
Tanpa sadar dia torehkan luka padaku
Padaku yang lelah menunggu

Kuikhlaskan kou pergi
Biar aku sendiri
Kudoakan kou bahagia nanti
Bersama dia, pengganti diri ini

Part 14
Satu tangan lima jari
Melambai-lambai
Menghantarkan rindu
Yang diakhiri dengan kata pergi

Dua mata ribuan tangis
Pertanda akhir
Dari kisah cinta yang sadis

Satu cinta sejuta kenangan
Kutanggalkan padamu
Karna aku
Aku sudah tak mampu

Part 15
Batu, andai aku batu
Maka kou adalah air laut
Yang perlahan tapi pasti
Mulai mengikis seluruh perasaanku

Berdua kita berdebat
Mempertaruhkan
Mana yang layak bertahan
Dan mana yang harusnya dimusnahkan

Pada akhirnya
Kou adalah cerminan kata hebat
Dan aku
Aku hanya bayangan hitam dalam gelap

Part 16
Ada gundah dalam diamku
Percayalah,
Aku tidak baik-baik saja

Dan kenapa kou datang kembali
Tak cukupkah luka
Yang kemarin kau beri

Sekecewa apapun aku padamu
Entah kenapa
Selalu ada ruang dihatiku
Untuk memaafkanmu

Part 17
Ditinggal pergi
Oleh sang ayah
Merupakan luka terperih
Dalam hidup saya

Semakin aku mengingatnya
Semakin bencilah aku pada dia

Pada akhirnya
Saya tergulai lemah
Karna saya tak berdaya
Akan kekuatan cinta

Part 18
Satu hal yang kuingin semua tau
Bahwa fakta itu kejam
Karna ia
musuh bebuyutan dari khayalan

Tapi bukankah
Fakta itu sejatinya benar
Karna ia
Gambaran sebuah keadaan

Oleh karna itu
Sekejam apapun fakta menyapamu
Percayalah
Selalu ada celah untuk mewujudkan impianmu

Part 19
Goresan kisah terus terukir
Mengganti lembar demi lembar
Cerita demi cerita
Teruntuk tinta yang ditukar gundah

Tak ada kata terucap
Karna semuanya tertulis
Dengan apik
Dalam sebuah sajak indah

Tak ada yang kuharapkan
Tapi satu yang kutitipkan
Yakni tawanya dimasa yang akan datang

Terakhir

Akhir dari sebuah cerita
Ialah koda
Dimana ia disuguhkan tuk menutup
Segala konflik yang ada

Namun sayang,
Koda,
Dia suka bersembunyi
Dan sukar untuk dimengerti

Maka bentangkanlah pikiranmu
Hayati semua dalam tulisan itu
Niscaya kou kan temui
Pelajaran hidup yang baru

Lantas apa koda yang kau simpulkan dari cerita ini?

Syair BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang