Part 15

278 24 4
                                    

-Kehilangan itu sakit dan akan lebih sakit jika kau tahu akan kehilangan orang itu sebelum orang itu menghilang- I.G.A

Syampun pergi meninggalkan Lail dan berkata

“kalian bawa orang ini kembali kerumahnya, dia sudah tak berguna untukku” ucap Syam

“ehm ehmm” teriak Lail saat diseret paksa oleh pengawal Alvin

*”Syam”*

‘Syam’ batin Lail

“eh ehmm, ehmmm” teriak Lail

Syam terus berjalan hingga ia mulai hilang kearah lorong, selesainya Syam langsung menarik nafas panjang. Dia menutup bukunya, dan lagi-lagi ia menarik nafas panjang.

“Syam” ucap Almer

“hem?” Syam

“apa kita terlalu jahat” Anton

“tidak, dan bersiaplah besok kita akan sidang” ucap Syam

==

Lail tak tau apa harus ia lakukan, ia telah kehilangan segalanya. Setelah diantar pegawai Alvin pulang, Lail langsung bersiap-siap menuju penjara tanpa menghiraukan telapak tangannya yang luka.

Sesampainya dipenjara, lail memanggil satu persatu pamannya yang telah ditangkap oleh Syam.

Mulai dari Aswa

“jangan menangis Lail,kami sudah tau ini akan terjadi. Jangan meminta maaf pada kami. Karna kamilah suaramu hilang, karna kami juga kau harus hidup dalam kesengsaraan selama bertahun-tahun.” Aswa

“inilah saat-saat aku menebus dosaku pada merka yang uangnya kukorupsi dan pada Ali, selama ini aku hidup selalu dihantui rasa bersalah. Sekarang, aku akan lebih tenang. Terima kasih Lail” Aswa

Iruno

“kau adalah bintang diatas malam, kau tampak kecil tapi kau teramat berharga bagi kami. Jangan bersedih karna hujan, kami tak ingin melihat hal itu Lail” Lail

“terimakasih telah melepaskan kami dari belenggu rasa bersalah dan dosa hitam masa lalu kami. Terimakasih Lail” Lail

Syahrial

“kau adalah hukum yang abadi Lai, kau adalah si bisu dengan kekuatan Lail. Jangan merasa bersalah pada kami Lail karna itu membuat kami semakin merasa bersalah padamu Lail” Syahrial

“terimakasih Lail karna paman, akhirnya paman benar-benar menegakkan keadilan itu Lail. Terimakash untuk semua usahmu Lail” Syahrial

Rio

“berhentilah menangis Lail, itu membuat kami semakin merasa bersalah. Aswa, Iruno dan Syahrial mereka bertiga tidak menikah Lail jadi tak mengapa karna tak ada yang akan menyakiti keluarga merka. Sedang paman yang memiliki keluarga, selagi Zahra baik-baik saja, paman tak mengapa” Rio

“terimakasih untuk seganya Lail, terimakasih dan ucapkanlah permohonan maaf kami kepada Syam. Kami menyayangi kalian berdua” Rio

Dan yang terakhir, ayahnya, Howard.

Sedari tadi Howard hanya asyik dengan makanan yang dibawakan Lail hingga Lail mengetuk jendela pembatas mereka

“ehm ehmm ehmm” suara Lail

*”ayah”* isyarat lail

“Lail, Lail enak, enak, enak. Besok bawakan ini lagi” Howard

‘besok, besok ayah takkan pernah melihat hari esok lagi’ batin Lail

Syair BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang