Chapter 04

253 9 0
                                    

***
Beberapa detik, mata gadis itu masih terpejam rapat.
Karena keterkejutannya.
Ia sudah merasa bahwa ada seseorang yg kini telah merangkulnya,
dan mungkin kini sedang menatapnya,
Gadis itu tidak tau, siapa yg kini sedang merangkul karena menolongnya.
wanita ataukah pria, tapi dari parfum yg ia tangkap dari indra penciumannya.
yg merangkulnya saat ini adalah seorang pria, dan dari tangan kekar yg gadis itu rasa, semakin terbukti dugaannya,bahwa yg merangkulnya kini memang benar seorang pria.
*
Perlahan kelopak mata yg tertutup rapat itu terbuka, Ingin melihat siapa orang yg telah menolongnya.
Setelah mata itu menangkap jelas seseorang di hadapannya yg memang benar seorang pria,
Gadis itu semakin melebarkan matanya, ia begitu terkejut.
melihat sosok pria di depannya dengan jarak wajah begitu dekat.
Pria yg selama ini begitu ia kagumi,
begitu ia cintai, ia banggakan dalam diam..
Dan pria yg telah memberikannya luka..
kini tepat berada di hadapannya dengan jarak wajah dan tubuh yg begitu dekat.
Sadar akan posisinya, sontak gadis itu langsung melepaskan diri, dari rangkulan pria yg menolongnya itu.
"Maa... maka..sih" Ucap gadis itu gugup. ia menunduk malu.
juga detakan jantungnya yg sudah tidak karuan sejak tadi, selain karena keterkejutannya yg tiba2 di tabrak oleh seseorang di depannya kini, sampai terjungkal dan hampir jatuh,
Ia lebih terkejut lagi setelah mengetahui org yg menolongnya sekaligus orang yg telah menabraknya.
Itu yg membuat jantungnya berpacu lebih cepat.
.
selama ini ia tidak pernah sedekat itu pada sosok pria di depannya.
baru kali ini, ia begitu dekat karena ketidak sengajaan,
apalagi tadi jarak wajah dan tubuh yg begitu dekat,
itu yg membuatnya kini jadi salah tingkah.
.
Prilly, adalah gadis yg kini sedang berdiri salting dengan detakan jantung yg tetap berpacu, tepat di depan pria yg begitu di cintainya.
gadis itu begitu mencintai sosok pria di depannya ini.
Ali, hanya nama itu, yang terpatri indah dalam hatinya.
.
"Sorry !!". Ucap Ali, dengan wajah datar.
Tanpa merespon ucapan makasih gadis di depannya.
tanpa menunggu jawaban, pria itu melengos pergi dari hadapan Prilly yg masih tertunduk.
setelah kepergiaan pria itu,
Gadis itu menghela nafas panjang, dan tertunduk sedih.
Ia harus menerima sikap acuh kembali dari org yg di cintainya yg begitu mengiris hatinya..
itu memang sudah biasa ia rasakan,
seperti makanan yg terpaksa harus ia telan,meski ia tak suka atau tak ada selera rasa.
kadang ia sudah merasa tak sanggup, tapi apa? perasaannya tetap melekat kuat dalam hatinya.
Ia bisa apa,apa yg harus ia lakukan. selain bersabar menerima kenyataan dan rasa sakit.



Bersambung

Katakan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang