Chapter 08

212 10 0
                                    

***
# Masih Di Restoran #
" Lii... " Mama Ali memanggil dengan salah satu tangan menepuk pundak anaknya, yang sedang duduk di samping kirinya.
Tubuh pria itu sedikit terjengit, mengerjab dan reflek menoleh ke arah suara yg memanggil namanya, yang juga tlah menyadarkan dari lamunannya.
" Ehh..
Iyaa Maa.. " jawab Ali,
" Ngelamun yaa? " Tanya Mama Ali.
Pria itu menggeleng,
" Gak Maa.. cuma Ali lagi kepikiran sesuatu." Jawab Ali mengelak.
Mama Ali mengernyit bingung,
" Kepikiran?
Memang lagi kepikiran apa?
Tugas? "
" Bukan Maa.."
" Ohh.. Iyaa udah kalo gitu,
sekarang Mama minta kamu berdiri !!" Perintah Mama Ali.
Ali mengernyit bingung, Mendengar perintah Mamanya. Untuk apa Mamanya menyuruhnya berdiri.
" Berdiri? Emang ada apa Maa..??" Tanya Ali bingung.
"Udah turuti aja, apa kata Mama..
Ayoo berdiri.. !!"
Pria itu pun akhirnya terpaksa melepaskan kenyamanannya dari kursi, untuk mengikuti perintah Mama nya..
" Jangan berdiri disini, disitu.. !!" Suruh Mama Ali lagi. menunjuk sebelah sisi meja. di samping kiri Ali.
" Sebenarnya mau ngapain sih Maa..
mau Ali ambilin sesuatu, bilang aja kali Maa.." Ucap Ali pelan,seperti berbisik.
" Udah.. jangan banyak tanya, ikuti aja perintah Mama..! "
Ali menghela nafas panjang, sebelum melangkah mengikuti perintah Mamanya.
"Prilly...!". kini giliran Gadis yg saat ini duduk nyaman di depannya yg di panggil Mama Ali.
" I..iyaa Tante?" Jawab Prilly sedikit gugup.
" Mau kan, kalo Tante menyuruhmu melakukan sesuatu.
tenang aja, ini ringan kok..!" harap Mama Ali.
Sejenak gadis itu terlihat berfikir,
"Emm..
I..iya aku mau Tante." jawab Prilly tersenyum. matanya sekilas melirik Ali yg saat ini sedang berdiri.
dengan kesetiaan ekspresi wajahnya yg selalu datar.
Mama Ali tersenyum, mendengar jawaban gadis yg saat ini berada di sebrang meja di depannya.
sebelum berlanjut ke misi, Mama Ali terlebih dahulu melirik Suami dan kedua orang tua Prilly. Seakan meminta persetujuan.
Mereka hanya memberikan isyarat senyum dan anggukan.
Lalu tatapan Mama Ali, beralih pada 2 anak manusia yg berbeda jenis, yg kini sama2 menatap bingung.
" Prilly.. sekarang tante menyuruhmu berdiri di hadapan Ali.!!"
Gadis itu melongo, akan perintah Mama Ali. bagaimana tidak, sedari tadi jantungnya sudah tidak berhenti berdegup, karena berhadapan dengan seseorang yg tlah menjadi penguasa hatinya. dengan jarak yg tak begitu jauh. apalagi ini, di suruh berdiri di hadapan Ali, dengan jarak dekat. Jantungnya pasti akan semakin keras lagi berdegup.
"Prill.. !!" Panggil Mama Ali, karena tak mendapat respon.
" Eh maaf Tante..
Iyaa..
Prilly berdiri.!" Prilly menelan ludahnya beberapa kali, jantungnya sudah memulai aksinya.
Gadis itu menunduk, setelah tubuhnya tepat berada lurus di hadapan Ali dengan jarak hanya beberapa cm.
"Nahh.. sekarang kalian pakai ini,
Ali pakaikan cincin ini ke jari Prilly , dan Prilly pakaikan ini ke jari Ali .." Mama Ali menyodorkan sebuah kotak cincin yg tlah terbuka dan memperlihatkan 2 pasang cincin di dalamnya.
.
Mata Ali melotot skeptis menatap cincin dan Mamanya bergantian, seakan meminta penjelasan. bahwa apa yg ada di fikirannya tentang maksud cincin itu, itu salah.
Tetapi yg Ali lihat, Mamanya hanya menanggapi tatapan kebingungan, keterkejutan dan tatapan menuntut penjelasannya dengan anggukan kecil dan senyum manis.
"Maa..." Geram Ali, menahan marah, kesal dan jengkel. Pria itu tidak tahu menahu dan tak pernah terbesit fikiran tentang adanya misi lain dalam pertemuannya malam ini. karena Mamanya memang tidak ada bilang apa2. Mamanya hanya bilang, tujuan pertemuannya hanya perkenalan agar tau satu sama lain.
kalo tau gini, ia tidak akan mau.
Dan pasti ia akan menolak keras rencana di luar ekspektasi nya ini.
dan kalo pun sekarang ia berontak, itu hanya mempermalukan keluarganya di depan umum.
jadi untuk kesekian kalinya, Ali terpaksa mengikuti alur.
.
Sedangkan Prilly, gadis itu menatap skeptis cincin dan wajah yg tlah menyodorkan dan menyuruh memasang cincin itu.
Gadis itu mengerti, maksud dari adanya cincin itu, dirinya bukan gadis bodoh, yg tidak bisa berfikir akan maksud dari hal semacam itu. cincin itu akan menjadi suatu tanda pengikat dalam hubungan resmi,
yaitu Ia dan Ali akan bertunangan..
Pria yg selama ini menjadi ekspektasi besarnya.
Pria terindahnya.
Pria yg saat ini tlah menjadi sosok penguasa di hatinya.
Pria yg sebentar lagi, akan terikat resmi dengannya.
Prilly akui, ia bahagia.. sangat bahagia.
sosok yg di kaguminya akan memiliki sebuah ikatan resmi dengannya.
ikatan kejelasan status karena keluarga, bukan ikatan kejelasan hati karena dari masing2 rasa mereka sendiri.
Tapi setidaknya Prilly sudah sangat bersyukur, di beri kesempatan besar untuk mendapatkan hati Pria di depannya ini.
.
"Ngapain pada diam..
ayook pasangin cincinnya..!" Ucap Mama Ali membuyarkan lamunan 2 anak muda di depannya.
setelah menghembuskan nafas panjang..
Tangan Ali terulur, mengambil salah satu cincin di kotaknya.
.
Sssrt,
seperti sengatan listrik yg Prilly rasakan, setelah tangan Ali tanpa ragu menyentuh tangannya dan memasukkan cincin itu di jari manis gadis itu. di iringi detakan jantung yg memicu kian cepat.
.
Dengan gerakan perlahan, tangan yg sedikit bergetar. detakan jantung yg semakin memicu.. Prilly mengambil cincin dan memasukkannya pada jari manis Ali.
Hembusan nafas legaa.. setelah Prilly berhasil memasukkan cincinnya.
.
Setelah cincin itu masing2 terpasang manis.
keluarga yg menyaksikan pun bertepuk tangan bahagia.
"Selamat yaa..
saat ini, kalian sudah resmi bertunangan.
Ali tunangannya Prilly,
dan Prilly tunangannya Ali.
Dan jaga cincin itu baik2, karena hanya adanya cincin itu yg menandakan terikatnya kalian. selain saksi (Kami)." Ucap Mama Ali langsung memberikan selamat.
Ali dan Prilly hanya menanggapinya dengan senyum.
Ali yg tersenyum paksa. Prilly tersenyum amat manis.
" Selamat yaa Nak Alii..
Prilly..
jangan bandel2 lagi lho.
ingat saat ini, kamu sudah punya nak Ali sebagai tunangan kamu.
Jalan fikirmu harus di ubah,
karena waktu akan terus menggiringmu, pada saat dimana kamu harus belajar sabar menghadapi, kuat menjalani dan ikhlas..
Apapun yang tidak baik, untuk hubunganmu jangan di lakukan..
hindarii.. " Pesan tante Ully untuk anaknya.
"Iyaa Maa.. pasti..
Makasiih Maa..." Ujar Prilly tersenyum haru, ia tidak menyangka.. saat ini ia sudah menginjak umur seorang dewasa, dan seiring berjalannya waktu, mau tak mau ia pasti akan terlepas dari tanggung jawab orang tuanya.
"Nak Alii ...
Prilly..
Mulailah hubungan dgn niat baik, insya Allah berkah.. " Pesan Mama Prilly Lagi.
"Iyaa Tante.. Terima kasih."
Jawab Ali.
Prilly hanya tersenyum dan mengangguk.
Dan bergilir Papa Ali dan Prilly yg memberikan selamat kepada anak2nya.
Selesai ucapan selamat, mereka duduk kembali di lanjut dengan obrol2an santai. Prilly dan Ali hanya duduk dengan diam tanpa minat untuk bergabung dan menyelai obrolan orang tuanya.
.
"Lii.." Mama Ali memanggil anaknya.
"Iyaa Maa.. ?"
"Mulai besok kamu jemput Prilly,
buat berangkat bareng ke sekolah, masak iyaa.. udah tunangan, berangkatnya masih sendiri2..
Prilly bukan orang lain lagi kan, tapi dia sudah menjadi tunangan kamu sekarang..
Kamu mau kan Prill..?" ujar Mama Ali menanyakan mau atau tidaknya Prilly. setelah sebelumnya Wanita itu seenaknya menyuruh Ali untuk menjemput tunangannya. tanpa meminta persetujuan anaknya.
"Tidak usah Tante...
tidak usah repot2.. kita bisa jalani seperti biasanya.. lagian kasian Alinya Tante.. jika nanti dia masih jemput aku ke rumah. karena harus muter dulu." Ucap Prilly menolak,
gak enak hati rasanya, ketika melihat wajah yg selalu datar.. kini terlihat masam..
Prilly tau, Ali terpaksa dan Pria itu sangat tidak suka..
"Tidak apa2 Prill..
sebagai tunangan, memang harus begitu..
agar hubungan kalian nanti dapat terjalin baik..
Di mulai dengan interaksi dan komunikasi yg harus terjaga.. agar kalian bisa mengenal pribadi kalian masing2..
kalo kalian, tak ada interaksi dan komunikasi apapun, kapan hubungan kalian akan terjalin dengan baik..
yang ada hanya akan seperti orang asing..
jadii gak papa, mulai besok biar Ali menjemputmu..
Ok.." Putusnya langsung. tanpa meminta persetujuan lagi.
Tak ada pilihan dan tak bisa membantah lagi, akhirnya Prilly terpaksa mengangguk menyetujui meski gadis itu ragu.
.
Setelah beberapa kejutan untuk Prilly dan Ali terlewati.
( kejutan baik bagi Prilly,
Namun kejutan buruk bagi Ali. )
Dan pertemuannya di rasa cukup, akhirnya mereka menutup pertemuannya malam itu, dengan senyum bahagia kecuali Ali.

.
# Bersambung

Katakan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang