Chapter 05

248 8 0
                                    

***
"Apa maa.. di jodohin,
gak maa, alii gak mau" kata seorang pria terkejut dengan gelengan kepala menandakan ia menolak, setelah mendengar penuturan mamanya.
" Sayaang...
dengeriin penjelasan mama dulu,
apa alasan mama,
sampai mama mengambil keputusan seperti itu." Ucap mama Ali.
berusaha memberikan pengertian.
Pria itu tetap menggeleng,
" Gak maa..
Apapun itu alasan mama..
Alii tetap gak setuju, ama keputusan mama" Ucap pria itu kekeh tetap menolak.
"Tapii sayaang... mama udah terlanjur menyetujui perjodohan itu,
Mamaa gak enak doOng.. yg mau batalin gitu aja,
Tanpa alasan apa2 dan kuat." Ucap mama Ali lagi,
"Iyaa itu jadi urusan mama, Alii gak tanggung jawab.
Lagiaan kan, Alii udah gede. ngapain masih di jodoh2in sgala,
toh Ali bisa kok nentuin pilihan sendiri, tanpa ngikutin tradisi jadul itu." Ucap Alii tak habis pikir,
kenapa tradisi perjodohan yg ada pada zaman siti nurbaya. masih tetap berlaku.
Siti nurbaya aja udah tinggal cerita, masak tradisinya di biarkan berkembang sih.
Sekarang itu bukan lagi zamannya orang tua yg nentuin, tapi anaknya yg paling berhak menentukan.
karena itu urusan kebahagiaan abadi.
dan tentunya, itu juga masalah hati.
karena nanti anak yg akan menjalaninya bukan orang tua.
jadi ia tak salah doOng... jika ia menolak perjodohan itu.
karena ia merasa masih sanggup menentukan pilihannya sendiri.
"Ehh kamu jangan salah..
kadang karena tradisi yg kamu sebut jadul itu,
dapat mempertemukan kita dengan jodoh kita.
Karena tuhan..
telah memberikan jalan masing2 dengan cara dan rencananya mempertemukan kita dengan jodoh kita." Ucap wanita paruh baya itu,
Memperbaiki tanggapan anaknya yg seolah meremehkan tentang adanya tradisi perjodohan.
"Dan tidak semua perjodohan itu baik maa..
terkadang ada juga yg berakhir buruk." Ujar Ali menimpali ucapan Mamanya.
"Memang betul, mungkin itu di sebabkan karena hubungan yg kurang harmonis atau hubungan yg masih kaku dan dingin, dan kita tidak ada niat untuk merubahnya,
itu menandakan kalau kita tidak bisa menghargai keberadaannya.
atau mungkin juga karena hal2 lain,
menurut mama sih sebenarnya tergantung kitanya aja yg menjalani,
jika kita bisa membiasakan diri dan menikmati kebersamaan dengan pasangan kita, hubungan itu makin hari akan terasa manis.
Namun Mama percaya di balik suatu kejadian,itu pasti mengandung hikmah di dalamnya." Ucap Mama Ali, mengomentari.
"Iyaa..Tap.." Ucapan Ali terpotong yg masih ingin mencoba membantah.
"Dengerin Mama,
sebenarnya ini bukan hanya keputusan dari Mama saja, tapi Papa kamu juga setuju.
Mama dan Papa mengambil keputusan ini, selain karena Mama lihat kamu tidak pernah terlihat menggandeng pasangan,
Kamu juga gak ada usaha untuk mencari.
Usahamu saat ini yg Mama lihat hanya menyerap dan menyerap ilmu dan kamu tidak pernah merasa puas.
sebanyak apapun ilmu yg kamu serap, ilmu itu tidak akan pernah habis.
karena yg kita tahu ilmu memiliki banyak cabang,
Jadi sebanyak apapun kita menyerap ilmu, kamu tidak akan pernah sampai di ujung.
memang org berilmu sangat amat bagus,
tapi biarpun hanya memiliki sedikit ilmu yg penting berkah kan,
dan kamu sendiri saat ini, sudah cukup banyak memiliki ilmu.
Dan mama bangga sama kamu,
Tetapi, seperti yang kamu tahu, hidup ini terus berjalan sayang...
tidak selamanyaa kamu hidup dalam kesendirian, sendiri menikmati hari tanpa penyemangat..
Kamu juga butuh seorang pendamping,
maka dari itu,
selain mama ingin ilmu kamu bermanfaat bagi orang lain,
mama juga ingin kamu memiliki keturunan yg dapat mewarisi kelebihan kamu.
agar ilmu yg susah payah kamu dapat itu bermanfaat dan tidak sia2. setelah kamu tiada."
Jelas Mama Alii panjang lebar.
Pria di sampingnya hanya terdiam, menyimak penjelasan Mamanya.
"Mama tidak memintamu, setuju dan menikah sekarang.
Tidak... !!
karena mama tahu, kamu masih ingin melanjutkan pendidikanmu di universitas seperti harapanmu.
ini hanya proses pengenalan saja,mengenal pribadi satu sama lain.
.
Sekarang Mama hanya ingin kamu menghargai keputusan Mama..
Cobalah dulu dan jalani, jika memang nanti kamu rasa tidak cocok.
Mama akan memahami, dan Mama tidak akan lagi melanjutkan perjodohan itu.
Setidaknya, sekarang kamu mau menghargai keputusan Mama ini." lanjut Mama Ali lagi.
Pria di sampingnya, terdengar menghembuskan nafas kasar.
"Yaa udahlah, terserah Mama.." hanya kalimat itu yg terucap, setelah kalimat itu tuntas, pria itu beranjak dari sofa meninggalkan Mamanya dari ruang tengah menuju kamarnya.
Setelah kepergian anaknya, wanita paruh baya itu menghela nafas pendek.mendengar jawaban anaknya barusan ia cukup lega.
jawaban anaknya memang terdengar tak suka dan ketus,
tapi dari jawabannya ia sudah terlihat pasrah, jadi mau tak mau, suka tidak suka anaknya menyerahkan keputusan kepada Mamanya.
itu berarti apapun keputusannya, anaknya akan mencoba menghargainya.



Bersambung

Katakan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang