lembar duapuluhdua

3.2K 474 9
                                    

16.02

Lee Haechan: Ze

Lee Haechan: Gue mau ngomong bentar nanti

16.03

Zia Lim: Ya

***

16.06

"Kenapa?"

"Kalo lo galau gegara omongan gue. Gue minta maaf, ya, Ze," kata Haechan.

"Makasih udah kasih tau gue tentang itu," bales gue.

"Lo masih marah sama Yuta?" Haechan nanya. Gue yang lagi hapus tulisan di papan tulis, nggak sadar berhenti sebentar. Terus ngelanjutin lagi.

"Nggak lah, ngapain? Lagian dia tetep jadi kakak kelas yang paling ganteng di mata gue."

"Kalo sama gue?" Haechan nanya lagi. Gue noleh.

"Ngapain gue marah sama lo?" Haechan ketawa kecil.

"Gue tau, kok. Nggak bakal ada yang tega marah sama gue, hehe," kata Haechan.

"Emang lo bakal nyadar dan berubah kalo ada yang marah sama lo?" gue nanya setengah nyindir.

"Hehe," respon Haechan sesingkat-singkatnya. Pasti nggak paham kalo gue lagi ngomong dengan majas sarkasme.

"Dasar lo," bales gue.

"Ze, gue bilangin ya."

"Bilangin apaan?"

"Nanti kalo ada kak Yuta, jangan fangirling. istighfar aja, hapus dosa. Soalnya kalo liatin cogan lama banget itu, jadinya zinah mata."

***



aku googling dengan keyword 'haechan ganteng' dan foto itu muncul. jadinya aku tidak akan menyia-nyiakan kejelian mataku h3h3.

remed [nakamoto yuta] [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang