lembar tigapuluhdua

2.9K 380 11
                                    

Gue sempet ngira gue oleng di tiga detik pertama Kak Yuta ngajakin jalan. Tapi katanya gue cuma bengong 13 detik.

Dan gue nggak ngerti jawab apa sampe akhirnya sekarang udah jalan santai di sebuah tempat yang asing buat gue bareng sama Kak Yuta.

Sama Kak Yuta.

Iya, Nakamoto Yuta.

"Ze, jangan ngelamun terus," gue noleh. Kak Yuta yang negur gue, gue seneng.

"I-iya, kak, hehe."

"Ada yang dipikirin?" Kak Yuta nanya. Gue gelengin kepala cepet.

"Nggak ada kok, kak."

"Ada, kok. Mikirin kenapa bisa jalan sama aku sekarang?" Kak Yuta nanya. Gue noleh bentar.

Pengen bilang, kok bener.

Tapi gue nggak mau tambah baper sama dia.

"Nggak, kok. Cuma bercanda," Kak Yuta ngelanjutin kata-katanya. Mungkin dia ngerasa gue nggak bisa jawab pertanyaannya?

"Meskipun bercanda, tapi bener kok, Kak."

Dorongan asing di hati gue buat bicara ngelantur mulai muncul lagi.

"Kamu tau nggak, Ze?" Kak Yuta nanya. Gue noleh.

"Tau apa, Kak?"

"Kalo squad lagi ketemuan, Haechan terus gangguin. Katanya Taeyong dia nyari aku kalo lagi nggak gabung. Terus, tau dia bilang apa?" Kak Yuta cerita. Gue mulai curiga.

"Nggak ngomongin aku, kan?" gue nanya. Kak Yuta ketawa kecil.

"Haechan selalu bilang kalo dia naksir kamu," jawab Kak Yuta.

Gue berusaha buat nggak kaget.

"Dan dia bilangnya hati kamu masih buat yang lain, jadinya Haechan kamu tolak terus. Bener, Ze?"

"Kenapa Kak Yuta pengen tau?" gue bales nanya.

"Biar aku tau yang dibilang Haechan itu bener apa nggak," Kak Yuta jawab dengan santainya.

"Aku memang nggak berniat buka hati buat Haechan, hehe. Haechan juga nggak pernah nembak aku, aku tolak terus darimana?" akhirnya gue jawab. Kak Yuta noleh.

"Berarti hati kamu masih buat yang lain juga?"

"I-iya?" alis gue naik sedikit denger sedikit nada ragu dari mulut gue sendiri.

"Ooh, gitu."

"Kak Yuta nggak nanya itu siapa?" gue nanya denger respon Kak Yuta yang singkat banget ngalahin balesan chat.

"Bukan privasi?" Kak Yuta bales nanya.

"Hm, sebenernya privasi. Tapi, orang itu masih Kak Yuta."

Hening.

"Aku bilang gitu tadi bukan confession, kok kak. Cuma pengen bilang aja, hehe," alesan. Biar kabut awkward ini bisa hilang.

"Hm, maaf ya jadi awkward. Jujur aku nggak tau harus respon apa," bales Kak Yuta.

"Beli es krim, yuk, kak. Kapan lagi bisa makan es krim bareng Kak Yuta, hehe."

"Aku traktir," Kak Yuta senyum dengan senyum melegakan jiwa raga. Gue noleh.

"Yaudah mau makan es krim banyak-banyak!" kata gue. Kak Yuta ketawa kecil. Masyaallah. Subhanallah. Kenapa senyumnya melegakan jiwa raga sekali. Aduh, gue kudu ngapain–

"Ze? Ngapain diem aja? Ayok, jalan."    

***



mati lah aku kalo aku jadi zia. kalo kalian?

jujur ya, sebenernya cerita ini tuh aku pengennya cuma buat se-chapter gitu, tapi ada versi member nct ataupun sm rookies lainnya. jadi kayak satu book isinya ff bareng sm rookies macem imagine gitu kali ya wkwk aku juga ga paham.

tapi gataw kenapa nih kok bisa jadi sepanjang ini, mana ada sequel-nya lagi HAHA. aku udah mulai ngetik sequel karena remed udah diketik endingnya HAHA.

cukup deh aku ngasih spoiler kayak gini. have a nice day, chings!

oh iya, happy chuseok yach. aku tau ini telat tapi yah oke

remed [nakamoto yuta] [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang