lembar empatpuluhlima

1.8K 260 2
                                    

16.32

Gue masih belum bisa percaya.

Gue jalan sama Kak Yuta untuk yang kedua kalinya.

Kak Yuta, boi. Nakamoto Yuta. Pujaan hati gue sejak menginjakkan kaki di gerbang sekolah pas masa-masa ospek. Hehe.

"Ze," suara Kak Yuta. Gue noleh.

"Apa, Kak?" gue nanya. Nyengir kecil.

"Kenapa diem aja daritadi?" Kak Yuta bales nanya. Mampus, gue ketauan.

Sebenernya gue masih mikirin apa kata Hyeri tadi. Apa gue tanyain aja ya?

"Nggak apa-apa, Kak. Aku cuma mikir enaknya minta es krim rasa apa nanti. Traktir aku lagi ya Kak?"

Gue lebih memilih untuk menjauhkan suasana awkward di 'date' gue sama Kak Yuta kali ini.

"Gantian kamu aja yang traktir. Kan, udah pernah aku traktir, udah pernah ditraktir Haechan. Hehe," cengiran Kak Yuta kedengeran iseng banget. Bikin gue kesel.

"Itu aku beli pake duit sendiri, Kak!"

***

'Date' gue sama Kak Yuta selalu berujung pada acara makan es krim.

Dan gue lagi-lagi kecolongan. Kak Yuta ngefoto gue yang lagi makan es krim (lagi). Kali ini gue tau karena Kak Yuta ketawa kecil pas abis ngefoto gue dan masih ngarahin hapenya ke gue.

Sempet ada acara rebutan hape singkat. Dan berujung gue kalah karena nggak bisa ngeraih tangan Kak Yuta yang ngangkat hapenya tinggi-tinggi. Oke, gue emang pendek.

Dan berujung pada moment dimana gue melongo (lagi) liatin notif instagram.

@.nakamotoyeuta menandai anda dalam salah satu kirimannya.

Mantab jiwa? Mantab.

***



mantab.

remed [nakamoto yuta] [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang