Chapter 1

713 45 1
                                    

Seorang namja yang duduk menikmati hembusan angin sejuk yang menerpa wajah tampannya itu sambil melihat pemandangan indah Sungai han. Iya tidak seorang diri, ada yeoja cantik berada di samping kirinya yang sedang menggambar sketsa baju musim panas.
Mereka berdua sangat menikmati pemandangan di sore hati. Waktu weekend mereka hanya di habiskan berdua dengan candaan dan obrolan layaknya sahabat.
Mereka saling kenal sangat lama, sejak usia mereka enam tahun. Awal pertemuan mereka berawal dari kedua orangtua mereka. Ayah sehun dan ibu naeun satu universitas sampai mereka juga bekerja di kantor yang sama, tapi itu tidak berlangsung lama dikarenakan ayah sehun di terima beasiswa S2 di salah satu universitas yang ada di landon. Jalinan pertemanan ayah sehun dan ibu naeun tetap terjalin, dan mereka bertemu kembali saat ayah sehun mengembangkan bisnisnya di korea.
Sehun pun pertama kali menginjakkan kakinya di korea saat usianya enam tahun. Di saat itu juga ia mendapatkan teman pertamanya. Naeun yeoja yang menjadi teman pertama sehun du korea. Naeun sangat suka menjahili sehun, karena sehun dulu sangat pendiam dan kalem. Tapi kini mereka menjadi remaja yang tampan dan cantik. Terutama sehun yang di puja-puja oleh kaum hawa bukan di lingkungan sekolah saja. Siapa yang tidak terpanah oleh karisma ketampanan oh sehun, namja yang cool dan very nice di kalangan yeoja.

" naeun-ah" panggil sehun.
"Hmmm" sahut naeun sambil tetap menggambar.
" apa kau tidak ingin pulang? " tanya sehun.
" apa kau ingin pulang sekarang? " naeun tidak menjawab melainkan melontarkan pertanyaan kepada sehun.
" aku bosan, kau hanya asyik dengan sketsa mu saja. " jawab sehun sambil melipat kedua tangannya.
" jadi apa yang membuatmu tidak bosan? " naeun pun kembali bertanya kepada sehun tanpa melihat ke arah sehun.
" jangan diam saja. " sahut sehun
"Kalau gitu apa yang ingin kau lakukan? " tanya naeun lagi sambil merapikan peralatan menggambarnya.
" apa kau sudah selesai menggambar sketsa mu? " tanya sehun yang melihat naeun merapikan barangnya.
" akan ku lanjutkan di rumah. " jawab naeun.
Saat naeun menggendong tas ransel hitamnya tiba-tiba sehun menarik tangan naeun. Sehun pun langsung memanggil taxi yang lewat di depan mereka. Naeun hanya diam saat sehun tetap menggenggam tanggannya. Suasana hening di dalam taxi, sehun tidak sadar ia masih menggenggam tangan naeun.

" naeun-ah " panggil sehun.
" hmmm " sahut naeun.
" kau marah? " tanya sehun yang melihat naeun kearah tangan mereka berdua. Sehun yang melihat itu pun langsung melepas genggamannya. Sehun jadi salah tingkah, dia pun takut naeun salah arti.
" apa kau salah tingkah setelah memegang tangan ku? " tanya naeun yang langsung membuat pipi sehun merah.
" lihatlah wajahmu itu sudah merah seperti kepiting rebus. " naeun senang sehun seperti ini. Dia paling suka menjahili sehun.
" a-ani " sahut sehun yang nada bicaranya trerbata-bata.
" tapi lihat lah itu wajahmu sangat merah. Kalau kau tidak percaya lihat lah kaca di sampingmu. " kali ini naeun puas membuat sehun tersipu malu. Sehun yang melihat naeun ketawak puas itu langsung memalingkan wajahnya ke jendela. Dia tidak ingin naeun makin melihat wajahnya yang benar-benar merah tersipu malu.

" ternyata kau sudah besar sehun-ah ". Sehun yang mendengar itu langsung melihat naeun dan mendekatkan wajahnya ke arah naeun. Spontan naeun terkejut melihat wajah sehun yang begitu dekat. Jantunganya terpacu dengan cepat. Dan membuat wajah naeun langsung merah. Sehun yang melihat itu langsung ketawak terbahak-bahak. Ia merasa puas membuat naeun terdiam mematung.

" ternyata kau lebih sudah besar naeun-ah" ledek sehun yang sekarang puas membuat naeun diam mematung. Naeun yang mendengar itu terbangun dari lamunan nya. Kini wajahnya yang sekarang memerah.
" kau tidak bisa berkata apa-apa naeun-ah. " ledek sehun kembali. Naeun hanya diam, dengan merasa malu.
Tibalah mereka di sebuah cafe tempat mereka biasa nongkrong. Tidak ada pembicaraan diantara mereka sampai makanan yang mereka pesan telah bersih tidak tersisa.
" terimakasih " naeun memecahkan keheningan diantara mereka.
" hmmm " sahut sehun sambil membayar makanan mereka. Mereka pun keluar dari cafe dan berjalan menuju rumah naeun.
" kau tidak usah mengantar ku pulang." kata naeun.
" apa kau marah? " tanya sehun.
" aku tidak ingin kau pulang terlalu malam, apa lagi kau tidak membawa kendaraanmu. " jawab naeun.
" kau yakin? " tanya sehun
" hmmm " sahut naeun
" yahh, son naeun kau sangat senang jika nanti eommaku memarahiku karena tidak mengantarmu pulang." jawab sehun yang agak kesal.
" tapi aku tidak ingin kau besok telat datang ke sekolah. Karena mengantarku pulang " kata naeun.
" lebih baik aku di omelin oleh saem dari pada eommaku. " sehun pun tetap kekeh ingin mengantar naeun pulang. Naeun pun diam melihat sehun yang berjalan di depannya.

Hearts OwnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang