Author POV
"Selamat Pagi"
"Hai, tampan"
"Arva."Suara dari para wanita mulai terdengar heboh, bahkan mereka sudah berbaris seperti menunggu tamu kehormatannya datang dan benar saja mereka sedang menunggu pria tampan yang ada disekolah ini.
Bagaimana bisa ia baru masuk dua hari para wanita sudah memujanya.
Pria arogan itu menatap tajam kearah Mauren entahlah apa yang ia pikirkan. Beberapa wanita itu kembali heboh, padahal pria arogan itu hanya melirik pada Mauren.Hah benar benar gila dia.
"Dasar angkuh" Ucap Mauren yang kesal akan kesombongannya itu.
"Bagaimana bisa mereka mengagumi pria arogan itu" kesal gadis Indonesia-Amerika itu.
"Dia emang tampan kali Mauren ya wajar lah" sergah Cynthia
"Sonya"
Wanita ini menarikku ke lorong sekolah dekat sini, teman temanku sudah pergi beberapa menit yang lalu.
"Eh, Ren. Kau kenapa sih suka sekali mengganggu pria kami hah?! kau yang menggoda mereka kan?" tanya Sonya mencengkram lengan Mauren.
" Maksud kalian apa hah? Sinting!" balas Mauren.
" Jaga ya ucapan kau dasar pembunuh" balas Sonya.
Hah ucapan itu lagi seolah olah membangkitkan kesakitan Mauren.
" Gak usah pura-pura, jijik kami melihatmu, aku akui kau banyak dikejar kejar sama pria disini aku heran kenapa bisa sih, apa kau menjual dirimu"
ucapnya tersenyum kecutPLAKKKK....
"Mauren kau menampar sahabatku, tunggu kau akan mendapat balasannya" sergah Dhiva, dan Shiva mulai menarik lengan Mauren kuat."Baby,,," ucap Sonya dan Diva serempak seolah melupakan kejadian tadi.
"Apa yang kalian lakukan, tidak tau malu" pria arogan itu menahan tangan Dhiva yang hampir melayangkan tangannya.
"ee..mmm.. Arva. Baby, bukan maksud ku begitu" jawabnya kikuk."Baby? Apa aku pernah mencintai mu. Cih! Memalukan. Pergi kalian dari sini sebelum ku patahkan tangan kalian" pria itu nampak sangat marah. Mereka takut. Dan langsung saja mereka bergegas pergi.
"Tidak sopan!!" ketus Arva saat Mauren akan pergi begitu saja.
"Apanya yang tidak sopan tuan? Apa aku memanggilmu untuk meminta tolong?" jawab Mauren dengan angkuh.
"Kau harusnya berterimakasih padaku karna aku telah menolong mu" ucapnya dingin.
"Apa kau gila akan hormat. Kau tak usah ikut campur masalahku. Kau hanya orang asing bagiku" kata Mauren.
"Tapi kenyataanya aku memang di hormati dan di gilai oleh para wanita"
Angkuhnya kembali, kini bukan tatapan dingin dan kejam namun seperti menyeringai."Hah? Dasar pria sombong, tidak tau diri" kesal Mauren, dan akan pergi.
"Tidak tau diri? Aku?" tanya Arva dan menghentikan langkah Mauren.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Boy
Romance#117 arrogant #70 pengkhianatan #14 sad Aku mempunyai masa yang kelam, yang membuat ku harus bertahan untuk hidup. Bukan berarti orang yang selalu tersenyum bahagia bukan? Aku bukan pembunuh, itu semua murni kecelakaan. Sehingga aku bangkit karna s...