PART 18

37 0 0
                                    

Happy Reading❤

Tepat lima hari Cynthia meninggalkan segalanya yang ada di dunia ini mulai dari cinta sampai sahabat nya. Pemakaman telah dilakukan empat hari yang lalu, dimana semua orang turut hadir untuk menghormati kepergian Cynthia.

Tak hanya Mauren, David, dan Andre bahkan orang yang selalu dicintai oleh Cynthia turut hadir yaitu Pricilla dan Ayah nya. Pria paruh baya itu tidak berhenti menangis dan menyesali perbuatannya. Surat terakhir dari Dokter William tertuju untuknya. Entah apa isinya sehingga membuat pria tua itu sangat merasa bersalah. Apa ia menyesalinya? Terlambat bukan?
Tak hanya itu, seolah karma memang tertuju padanya, Jalang yang sempat beberapa bulan bersamanya menipu nya sehingga perusahaan nya mengalami kebangkrutan dan pergi begitu saja.
Yah, anggap saja itu adalah suatu pembelajaran dan karma untuknya karena telah mencampakkan orang yang tulus mencintainya.

Tak hanya kepada Cynthia pria paruh baya itu menangis meminta maaf pada makam tepat di sebelah makam Cynthia yaitu makam dari Ibunda Cynthia.

Pricilla? Wanita itu hanya menangis dalam diamnya dan pergi begitu saja. Namun dibalik itu semua ia hancur dan benci pada dirinya sendiri. Cinta telah membutakan segalanya. Membutakan cinta dari temannya.

Andre? Pria itu layaknya orang gila berteriak mengatakan 'ia mencintai Cynthia' saat mendengar kabar Cynthia pria itu banyak diam seperti tertekan? Hanya ia dan Tuhan yang tau apa yang ia pikirkan.

David? Pria itu nampak hancur bukan hanya di dalam melainkan juga luar. Wajah kusut, mata sembab bahkan rambut yang tak tertata rapi bukan seperti David yang biasanya. Dan kemarin pria itu berpamitan akan pergi dimana rasa sakitnya akan segera hilang dengan memilih Negara yang dapat menyembuhkan luka di hatinya dan memilih tak akan kembali. Ia tidak akan kembali dimana cinta yang membawanya pada titik terlemah. Namun ia akan sesekali datang memperingati saat kepergian Cynthia.

Dokter William? Jangan tanyakan dia. Pria itu sangat terpukul. Saat menghadiri pemakaman ia bahkan berkali lipat kurus, kantung mata yang jelas berwarna hitam. Dan memberikan tatapan membunuh kepada papa Cynthia.

Dan disinilah sekarang Mauren berada di dalam pesawat yang akan membawanya juga pergi dari kepahitan yang ada disini serta luka yang sudah menganga lebar di hatinya. Ia duduk di pinggir jendela pesawat menikmati pemandangan dari atas sana sambil mendengar lagu dari earphone miliknya.

Gadis itu melirik ke depan dimana orangtuanya duduk berdampingan. Ya. Ia memutuskan pergi dari kota itu meninggalkan kenangan yang pernah ada. Sudah cukup ia kehilangan

Ia memutuskan untuk pindah ke New York dimana ia akan melanjutkan pendidikan disana. Dan melupakan segalanya, walau sakit itu masih menyayat setiap detik nya.

Ia memejamkan matanya, menetralisir rasa gelisah dalam dadanya. Ia bingung perasaan cemas apa ini?

Ia tidak boleh berfikir negative dulu. Semua akan baik-baik saja. Rapal doanya dalam hati.

"Maaf kepada penumpang yang terhormat, tolong kuatkan sabuk pengaman Anda" Pramugari tersebut berbicara dengan Cemas? Ah, tidak kenapa ia selalu berfikir negative.

Tidak sampai lima menit alarm berbunyi. Ada apa ini? Tiba-tiba semua penumpang disini panik dan berteriak histeris.

Karena takut gadis itu segera berlari kearah dimana Ayah dan Ibunya berada.

"Mom, Dad. Ada apa ini?" tanya Mauren tak kalah panik

"Sayang duduklah. Kita berdoa pada Tuhan saja. Ia yang tau takdir kita, mom dan dad menyayangi mu, sayang" Sang Ibu memeluk dan mencium anaknya.

My Dangerous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang