PART 10

53 2 0
                                    

Tidakkah sadar kau jika waktu bahagia kita tinggal sedikit.
Selanjutnya hanya akan ada air mata yang menyambut pagi mu.

🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲

"Upss, maafkan aku bitch. Tapi kau lebih cocok seperti itu" Ucap Sonya bersama temannya yang bernama Dhiva, menumpahkan segelas orange juice ke kepala gadis yang berambut pendek bersama satu temannya.

"Sialan kau brengsek. Aku tau kau sengaja jalang. Dimana letak otakmu?" murka gadis berambut pendek itu.

"Hey tenang, kenapa kau mudah emosi? Benar bukan Mauren? Mauren tolong katakan pada temanmu ini dia lebih pantas begini" ia memperlihatkan sorot tak suka.

"Sonya, kau tau bukan si jalang dan si pembunuh pasti akan membela satu sama lain. Sonya aku dengar si pembunuh itu sedang mendekati pangeran sekolah ini" Kini Dhiva yang berbicara.

"Dan para pria tampan di sekolah ini telah diambil oleh jalang sekolah kita" sambungnya.

"Oh ya? Dimana sahabat kalian satu lagi? Cynthia bukankah kau menyukai Andre? Tapi kenapa ia menghianatimu? Ia bukan sahabat yang baik. Oh,, aku iba sekali padamu dan juga nasibmu dikhianati dan dicampakkan oleh ayahnya sendiri"

Tubuh Cynthia menegang seketika, ia tau segalanya. Sehingga membuat Sonya lebih mudah menghina Cynthia.


" Lebih baik kalian pergi. Sangat menjijikan melihat kalian berdua disini. Sampah bahkan lebih baik dari kalian" Ucap Mauren naik pitam.

"Mereka mana tau Mauren, biar ku perjelas kalian itu hanya bangkai busuk yang terbuang" Cynthia melanjutkan.

"Dasar Jalang, berani sekali kau berkata seperti itu padaku" kemarahan sonya sudah tak tertahan lagi. Ia menarik rambut cynthia sehingga membuat air mata gadis itu turun karena kesakitan.

"Sonya cukup" Mauren ikut membantu melepaskan tangan sonya dari rambut cynthia.

" Ada apa ini? Kenapa jalang ini sangat menggangu?" Bentak Arva pada Sonya dan Dhiva. Ia menyaksikan pergulatan mereka sedari tadi.

"Arva, Baby kau tenang dulu. Mereka mengganggu kita. Cynthia mendorongku sehingga tulang kering ku terluka" Dhiva membuat wajah mengiba pada Arva.

"Cih! Bagus sekali drama kalian, sehingga aku ingin sekali menampar kalian. Pergilah dari sini jalang kecil" Sonya dan Mauren tersentak mendegar ucapan pedas Arva.

"Ayo Dhiv, kita pergi" Sonya sangat murka, bisa diyakinkan mereka tidak akan tinggal diam.

"Astaga, thia rambutmu banyak sekali rontoknya" gumam Mauren yang melihat segenggam rambut yang tadi ditarik oleh Sonya.

"Thiaaa..." teriak mauren pada sahabatnya, saat cynthia berlari keluar.

"Mauren,, biarkan dia tenang dulu sayang" ucap Arva lembut.

"Maaf tapi aku tak bisa melihat ia sendirian" Mauren ikut berlari mengejar cynthia.

"Gadis itu keras kepala" Lalu Arva mengejar Mauren dari belakang.

"Mauren, pergilah. Jangan bersahabat denganku. Jangan. Jangan bersahabat dengan gadis yang penyakitan ini" ucap Cynthia sambil menyeka air matanya.

My Dangerous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang