Vote sebelum membaca😘😘
.
.
Sarapan kali ini Sophia sangat bahagia, dia ditemani dua orang yang disayanginya. Malam tadi Edmund ikut menginap dengannya karena mengkhawatirkan Sophia.
Setelah insiden semalam Edmund tidak berhenti mengejeknya. Bahkan ketika hendak tidur, Edmund terus saja menggodanya hingga Sophia hampir menangis. Perempuan itu berakhir tidur dalam dekapan suaminya yang tidak berhenti minta maaf karena menggodanya.
Namun, saat bangun di pagi hari Sophia mendengar suara tawa Edmund dan Martina. Dia mendengar apa yang mereka bicarakan, tentang kebodohannya semalam. Mereka tertawa lepas dan membuat Sophia mengerucutkan bibir sepanjang pagi.
"Berhenti mengejekku," ucap Sophia dengan kesal.
"Maaf, Sophie, tapi kau sangat lucu." Martina mengusap air mata yang hampir menetes karena tertawa.
"Aku tidak bisa berpikir jernih saat mengandung."
Edmund mengangkat alisnya. "Oh, benarkah?"
"Iya, benar. Aku tidak bernafsu lagi untuk sarapan," ucap Sophia meninggalkan meja makan, dia masuk ke kamar untuk merias wajah.
"Bagaimana pernikahan kalian?"
"Baik, Sophia mulai menerima pernikahan ini," ucapnya menyuapkan roti yang dibuatkan Martina.
"Bagaimana denganmu, Nak?"
"Aku mencoba membuka hatiku untuknya."
"Jaga mereka baik-baik, hanya kau yang bisa melakukannya," ucap Martina sembari berdiri lalu mengusap bahu Edmund.
Setelah selesai sarapan, Edmund menunggu Sophia di kursi panjang yang ada di halaman depan. Hingga beberapa menit terlewatu, Sophia akhirnya keluar dari rumah memakai pakaian formal untuk bekerja.
Semalam Edmund juga membawa pakaiannya dan Sophia cukup banyak, dia sengaja menyimpan di rumah Martina, karena Edmund tahu istrinya pasti akan sering menginap di sana. Dan dia tidak ingin berjauhan dengannya apalagi kondisinya sedang mengandung buah hatinya.
"Di mana, Ben?" Sophia mengedarkan pandanga. Dia hanya melihat mobil milik Edmund dengan Nicholas yang menyetir.
"Kita akan berangkat bersama," ucap Edmund menarik pelan tangan istrinya untuk mengikutinya masuk ke dalam mobil.
Sophia tidak menolak, dia masuk saja kedalam mobil yang sama dengan suaminya. Apalagi kini dia secara tiba-tiba merindukan aroma suaminya, beruntungnya dia Edmund ada di sampingnya.
Perjalanan sangatlah hening, hanya terdengar suara mesin mobil dan kendaraan lain dari luar. Edmund sibuk dengan ponsel, dia melupakan istrinya yang sekarang sudah cemberut karena kesal.
Tidak ingin kalah dari sang suami, Sophia mengambil ponselnya yang ada di dalam tas. Dia menghela nalas pelan saat tidak mendapatkan notifikasi apa pun, membuatnya bertambah kesal saja.
Tiba-tiba perut Sophia terasa sakit, dia memegang perut dan mengusapnya pelan. Ini bukan sakit perut biasa, ini sakit perut ingin ke kamar mandi. Sebelum Edmund datang semalam, Sophia makan mie instant dengan cabai yang menyebabkannya merasakan mulas sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Baby [DITERBITKAN]
Romance#First_story_of_D'allesandro_klan "Kita harus bermimpi, namun tidak untuk hidup dalam mimpi" Sophia Alberta (18th) bekerja banting tulang untuk mencukupi kehidupannya semenjak ayah dan ibunya me...