[ 8 ] Kebenaran tentang Rangga

4.5K 226 98
                                    

Hanna mengerjapkan matanya, membiasakan matanya yang silau terkena cahaya lampu. Hanna mulai menggeliat dan bangun dari tempat tidur, ingin kembali mengumpulkan keping-keping nyawanya yang masih berceceran.

Satu detik setelahnya mata Hanna membulat sempurna, mengingat Rangga yang tadi dirawatnya sekarang sudah tidak ada di kasur, melainkan Hanna sendiri yang tertidur di kasur dengan selimut masih menutupi badannya. Pantas saja terasa sangat nyaman, hujan masih saja turun rintik-rintik membuat suhu udara menurun dan selimut yang tebal membuat tubuh hangat, keadaan yang sempurna untuk tertidur kembali.

Hanna yang menyadari Rangga sudah tidak ada lagi di kamar tamu, bukannya pergi mencari Rangga, Hanna melihat sekeliling kamar mengamati apakah ada barang yang hilang yang dibawa kabur oleh Rangga.

Setelah memastikan aman-aman saja, Hanna keluar dari kamar dan menuju ruang tamu, dilihatnya emaknya dan Rangga sedang mengobrol santai sambil meminum teh dan makan pisang goreng panas.

"Oh udah bangun ya" ucap emaknya Hanna melihat Hanna sudah duduk di sampingnya.

"Yaiyalah, masa aku tidur sambil jalan. Kan gak banget mak" sahut Hanna sambil mencomot satu potong pisang goreng.

Mata Hanna lalu beralih kepada Rangga yang sedang memperhatikannya bingung. Baru saja Rangga ingin bertanya, Hanna sudah duluan mengeluarkan suaranya.

"Lo udah mendingan belum?" Tanya Hanna.

"Oh udah kok, lumayan masih pusing sih, tapi lebih baik dari yang tadi." Jawab Rangga disertai senyumannya.

"Ngomong-ngomong tante Aran itu ibunya kamu Han?" Tanya Rangga spontan.

Tantenya Hanna yang sedang meminum teh hangatnya terkejut lalu menyemprotkan tehnya keluar lagi dari mulutnya, dan otomatis Rangga yang duduk didepannya juga terkena semprotan teh tersebut.

"Ih kamu sih Han pakek manggil tante emak kamu, kan tante belum nikah juga, masa dikira udah punya anak sebesar kamu." Omel tante Aran tanpa menyadari telah menyemprot seseorang di depannya.

Hanna yang melihat muka terkejut Rangga langsung tertawa terbahak-bahak sampai memegangi perutnya. Tidak mempedulikan omongan emaknya itu.

"Duh mak kan kasihan tuh tamunya." Ucap Hanna menunjuk Rangga dengan telunjuknya.

Tante Aran yang mendengar ucapan Hanna langsung menolehkan mukanya ke depan dan benar saja Rangga masih dengan muka basah dan shocknya juga bajunya yang sedikit basah terkena teh tadi.

"Ya ampun! Maaf tante gak sengaja. Ini lap pakek tisu, ya ampun maaf ya Nga." Tante Aran panik sendiri melihat kondisi Rangga sekarang. Sementara Hanna masih dengan tawanya sendiri.

"Kamu ini, pokoknya jangan panggil emak lagi kalau di depan orang, Rangga yang udah kenal lama sama tante aja mikirnya kamu itu anak tante, gimana orang luar? Lagian tante juga belum nikah. Kalau gebetan tante gak jadi nikahin tante gimana coba? Kan tante gak mau jadi perawan tua." Omel tante Aran masih sambil mengelap wajah dan baju Rangga menggunakan tissue.

Tapi tunggu, sudah kenal sejak lama? Tante? Sama Rangga? Baru saja Hanna membuka mulutnya tante Aran sudah membuka suaranya lagi.

"Hanna tolong kamu anterin Rangga pulang, motornya biar disini aja. Besok pagi juga bisa diambil. Takutnya nanti Rangga kenapa kenapa di jalan." Perintah tante Aran.

"Tante.. tante aja deh ya, lagian kan aku juga gak bisa bawa mobil." Tolak Hanna secara halus.

Tante Aran hanya tersenyum mendengar Hanna sudah memanggilnya dengan sebutan Tante lagi. Tapi senyumannya tidak lama saat Hanna sudah menolak perintahnya.

Hujan Dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang