[ 30 ] Mendung

2.8K 159 49
                                    

- Happy Reading -

Jika ini adalah animasi yang bisa menggambarkan suasana, Hanna bisa menggambarkan suasana di mobilnya sekarang, atau lebih tepatnya suasana hatinya.

Mendung dan canggung.

Sedangkan sepertinya di mobil tantenya, matahari bersinar cerah dan kelopak bunga bermekaran karena tantenya bisa berduaan dengan pasangannya.

Ah bahagianya pasangan itu. Sementara Hanna sendiri sudah pindah duduk di kursi belakang, sementara Rangga? Dia duduk berdua bersama Ina.

Hanna menghela napas kesal, perjalanan ke Bogor terasa lebih jauh dari sebelumnya. Orangtua Rangga juga sepertinya sangat senang bersama Ina.

Hanna masih tidak mengerti dan takut untuk bertanya hubungan mereka. Mendengar mereka tertawa bersama dan saling bercanda membuat Hanna iri dan juga kesal.

Bukankah dirinya yang lebih dulu kenal Rangga dan keluarganya dibandingkan Ina? Lalu kenapa sekarang dirinya seperti tak kasat mata?

Hanna menutuskan berbaring dan mengangkat kakinya ke jendela, tidak peduli jika ayah Rangga--yang ditakutinya--memarahinya.

Jika dia disuruh turun bahkan lebih bagus, jadi dia bisa turun sekarang dan pulang sendiri, lebih baik dia tidak ikut ke puncak bersama orang yang sedang berbahagia itu.

Hanna menutup mata berpura-pura tidur saat Rangga berbalik dan melihat apa yang sedang dilakukannya.

Hanna bisa mendengar Rangga terkekeh, lalu selang beberapa menit, Hanna merasakan kepalanya terangkat dan ada paha dibawahnya.

Itu paha Rangga.

Hanna masih memejamkan matanya saat Rangga sudah mengusap-usap kepalanya pelan, Hanna tidak berniat berbicara dengan Rangga. Moodnya benar-benar hancur.

"Kamu gak jago acting ya? Masa orang tidur mukanya cemberut sih?"

Setelah berkata seperti itu, Rangga menyentil pelan hidung Hanna.

Hanna tidak menjawab, malah sekarang dia menaruh lengannya diatas matanya.

Rangga menghela napas panjang, lalu dia mencoba memindahkan lengan Hanna, tapi gagal karena Hanna mempertahankan lengannya disitu.

"Jangan cemberut dong"

Rangga berujar dengan manja dan menusuk-nusuk pipi Hanna yang tidak tertutup dengan lengan gadis itu.

Tidak lama Rangga melakukan kegiatannya, karena Hanna segera menepis tangan Rangga.

"Jangan ganggu aku!" Hanna menjawab dengan pelan namun juga tegas, takut suaranya didengar oleh Ina dan orang tua Rangga.

Hanna membalik tubuhnya, sehingga membelakangi Rangga. Tapi Rangga tidak menyerah, dia kembali membalik tubuh Hanna dan mencekal kedua tangan Hanna hanya dengan satu tangannya saja.

Dasar tangan besar.

Hanna berdecak, dan melotot tajam ke arah Rangga.

Hujan Dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang