[ 26 ] Damai

3K 164 66
                                    

Hanna dan ratusan murid lainnya terkagum-kagum saat memasuki gerbang SMK.

Sekolah yang menjadi teman tawuran sekolahnya itu ternyata sangat indah. Banyak pepohonan yang rindang di sini, membuat suasana damai dan sejuk.

Hari ini adalah hari perdamaian antara SMK dan SMA 2, acara ini diadakan dua hari, sehari di SMK dan sehari lagi di SMA 2.

Saat memasuki gerbang, Hanna beserta seluruh murid lain langsung disambut dengan siswa SMK yang berbaris rapi memakai baju seragamnya.

Hanna berdecak kagum, mereka rapi dan tampan. Walaupun rambut mereka pendek--karena peraturan yang ketat-- tapi tak mengurangi tingkat ketampanan mereka.

Murid-murid yang lain juga sama kagumnya dengan Hanna, tetapi berbeda dengan Iqbal yang menggandeng tangan Fitri posesif, sedangkan Ina tidak tertarik melihat jajaran murid tampan disampingnya.

Hanna dan murid lainnya diarahkan untuk duduk di bawah tenda yang telah disediakan oleh panitia.

Setelah beberapa saat duduk, acara pun dimulai. Mulai dari sambutan kepala sekolah sampai Rangga yang diminta naik ke atas panggung lalu menandatangani perjanjian damai dengan SMK.

Riuh tepuk tangan terdengar, dilanjutkan dengan sesi foto dan sedikit nasehat dari kedua ketua osis.

Setelah itu semua, semua murid SMA 2 diminta untuk berjalan ke tenda makanan yang ada di samping tenda tempat mereka duduk.

Seperti yang sudah dijanjikan, 2 sapi tumbang untuk acara perdamaian ini. Dan juga ada lauk lainnya. Pokoknya SMK memperlakukan dengan baik semua murid SMA 2.

Mereka juga dengan sigap akan membantu keperluan murid SMA 2, seperti jika ada yang ingin ke toilet, mereka akan siap mengantarnya.

Murid SMK memandang dengan tertarik siswi SMA tetangganya itu, jelas sekali mereka kekurangan wajah perempuan disekolahnya. Mumpung ada kesempatan ya di manfaatkan pikir mereka.

Hal ini membuat Hanna maupun siswi lainnya mendapat godaan atau siulan nakal dari beberapa siswa SMK. Hanna tidak ambil pusing, memilih tersenyum sekedarnya agar tidak menimbulkan keributan lagi nanti.

Setelah makan dengan kenyang, Sekarang waktunya untuk acara hiburan. Hanna duduk dengan tenang melihat penampilan murid SMK yang sedang bernyanyi. Suaranya bagus, dan Hanna harus mengakui kalau murid SMK banyak mempunyai kelebihan.

"Hai degem gue"

Sebuah suara membuat Hanna menoleh ke samping, dan mendapati Alvin dengan cengirannya menarik kursi dan duduk di samping Hanna.

Hal ini membuat beberapa siswi berbisik ria, iri karena Alvin duduk di samping Hanna.

"Ih gak di sekolah, gak disini bisa aja nyari kesempatan!"

"Udah dapet Rangga mau dapet yang sebelah juga"

"Ganjen banget sih!"

"Mana ganteng lagi, sial"

Mereka sedang berbisik atau apa? Kenapa suara keras sekali. Hanna menggeram kesal.

"Udah jangan di dengar" ujar Alvin menenangkan dengan senyum manisnya. Membuat beberapa siswi menjerit tertahan dibelakang sana.

"Norak banget" cibir Hanna.

Alvin tertawa melihat wajah Hanna yang kesal, duh milik orang kenapa bisa cantik banget?!

"Mau keliling gak?" Tawar Alvin.

"Abang udah nggak apa-apa?" Tanya Hanna memastikan.

Alvin tertawa lagi mendengar pertanyaan Hanna, kenapa terkadang dia memanggilnya 'abang' tetapi dia juga sering memanggil namanya saja. Dasar labil batin Alvin.

Hujan Dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang