Sobekan Empat

110 42 8
                                    


"Lo balik sama siapa?"

Jihan berhenti sebentar, melihat Sewoon yang berjalan di sebelahnya. Busking hari ini sudah selesai dan hasilnya sukses karna banyaknya orang yang menonton.

"Balik sama lo aja deh kak." Jihan menyimpan hp ke dalam tas kecilnya lalu menarik tangan Sewoon seenaknya. "Beli minum dulu ya, haus nihhh."

Sewoon pasrah saja diseret sepupunya masuk ke dalam starbucks. "Lo mau beli minum apa mau nongkrong sih?" tanya Sewoon.

Dia pikir Jihan pure mau beli minum karna haus tapi kalo udah diajak ke starbucks gini ujungnya pasti gak cuma minum. Pasti nongki dulu.

Jihan cengengesan aja. "Yaelah kak masih sore kali, gak usah buru-buru deh."

Sewoon mau nolak juga gak enak, mereka udah ngantri dan jarang juga sih Sewoon nongki gini sama Jihan. Sewoon yang mageran jelas lebih suka di rumah, beda sama Jihan yang gak pernah bisa diem di rumah.

"Kenapa sih?" Sewoon gerah sendiri liat Jihan bolak-balik ngecek hpnya terus, dan tak sengaja dia liat panggilan masuk yang malah Jihan reject. "Angkat kali kalo ada yang telfon, siapa tahu penting."

"Penting apanya, dia tuh palingan iseng doang." kata Jihan.

Tak lama ada panggilan masuk lagi, Sewoon langsung mencondongkan kepalanya untuk mengintip.

"Si Woojin tuh..." Jihan yang terkejut refleks mendorong kepala Sewoon menjauh.

"Kak Sewoon ngapain sih ngintip-ngintip!!"

"Lah dek, katanya lo gak suka brondong kok si Woojin disabet juga?" maksud Sewoon di sini Woojin Fahlefi, tetangga sebelah Sewoon yang masih kelas dua sma.

"Apaan brondong sih kak, ini tuh Rachmat Woojin Annaufall bukan Woojin tetangga lo!" sewot Jihan.

"Yaudah biasa aja gak usah sewot gitu."

"Gue mau angkat telfon dulu deh, kak Sewoon yang pesen. Gue mau cotton candy aja satu, nih uangnya." Jihan nyodorin selembar lima puluh ribu tapi langsung ditolak sama Sewoon.

"Gua yang bayar." katanya kalem. "Udah sana angkat telfonnya."

"Wiiddiihhh mantap dah kak Sewoon bisa juga traktir gue."

"Udah sana angkat telfon."

Jihan langsung menjauh dari antrian dan Sewoon maju selangkah karna antriannya berkurang.







"Chaey, kamu pesen sendiri gak apa-apa kan, aku mau cari tempat duduk."

"Oh iya... jangan di luar ya Jae, bau asep rokok."

"Nih buat bayar."

"Ih gak usah pake uang aku aja."

"Pake ini aja sih Chaey, nanggung kan."

"Yaudah deh."

"Aku ke sana dulu."






Sewoon nahan diri buat gak ketawa karna geli sendiri denger orang pacaran yang antri di belakangnya. Mau beli minum aja repot siapa yang bayar, ckck untung Sewoon kalo pacaran gak gitu-gitu amat.

"Maaf mas, gitarnya bisa diangkat dulu gak? Ikat rambut saja ketindihan gitarnya mas..."

Sewoon buru-buru angkat gitarnya, tadi dia pegel gendong gitarnya terus makanya di taro ke lantai sebentar.

"Oh—iya maaf ya mbak..."

"Gak apa-apa mas—loh mas yang tadi nyanyi kan?"

Mau tak mau Sewoon menoleh dan terkejut. "Mbak yang tadi ngemc ya?"

"Iya... mas Sewoon kan ya?" cewek itu senyum tipis. "Penampilan mas tadi keren loh, suaranya bagus sampe banyak yang nonton."

Dipuji cewek cantik Sewoon cuma bisa nyengir sambil garuk-garuk leher, ngerasa salting sendiri.

"Eh bisa aja... mbak siapa ya namanya?" iya dari tadi mereka ngobrol asik di atas panggung tapi Sewoon gak tahu nama cewek ini siapa.

"Panggil Chaeyeon aja."

Sewoon ngangguk kecil. "Namanya cantik, kayak orangnya." gumamnya tanpa sadar.

"Hah? Kenapa mas?" Chaeyeon sebenernya denger Sewoon ngomong apa, cuma dia ragu takutnya kupingnya salah dengar.

"Mbaknya can—"

"Maaf mas mau pesan apa?" Sewoon langsung ngeliat ke depan, ternyata antrian di depan dia udah kosong, duh saking asiknya ya ngobrol sama cewek cantik jadi lupa kondisi.

"Eh—iya mas... cotton candy dua." kata Sewoon kikuk sendiri.

"Ukurannya?"

"Grande."

"Gulanya—"

"Standar." potong Sewoon cepat. Rasanya dia gak mau basa-basi lagi.

"Atas nama siapa?"

"Jihan aja dua-duanya."

Setelah Sewoon menyerahkan uang pada si pelayan dia buru-buru nengok ke belakang, lalu tersenyum kecil ke Chaeyeon. "Duluan ya mbak Chaeyeon..."

Chaeyeon balas senyum. "Iya mas..."

Masih dengan senyum kecilnya Sewoon berlalu dari sana.













"Eh—iya mbak..." seakan teringat sesuatu Sewoon kembali berbalik pada Chaeyeon yang masih menunggu untuk dilayani.

"Kenapa?"

"Kesini... sendirian?"

"Ah saya sama pacar saya mas, tuh dia lagi duduk di bangku pojok."

Rasanya Sewoon seperti mendengar suara patahan di dalam tubuhnya. Senyumnya langsung luntur bersamaan dengan matanya yang melihat kearah tunjuk Chaeyeon.

"Pacarnya ganteng ya mbak..."

Chaeyeon ketawa aja, gak tau kalo cowok di depannya ini sudah lemas tanpa alasan. "Mas-nya bisa aja."

Lalu Sewoon benar-benar pamit dari sana, berjalan lemas mencari bangku kosong.

Gujunponyo; Jung Sewoon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang