The Past

233 25 2
                                    

Natsu membawa lucy ke Uks dengan cepat. Pendarahan di kepalanya sudah mulai terhenti.
Natsu dengan cepat meletakkan lucy di atas ranjang. Saat itu lah mira datang.

"Apa yang terjadi ?" tanya mira
"Ada sedikit kecelakaan dan kepalanya tak sengaja terbentur ke sudut papan tulis"
"permisi dragneel san. Saya akan memeriksanya"

Natsu berjalan ke ranjang sebelah membiarkan mira untuk memeriksa lucy
lalu....

tok..tok..tok..
Pintu terbuka dengan levy yang membawa kotak p3k.
Levy berjalan ke arah meja yang berada di samping mira, meletakkan P3K.

"Apa lucy baik2 saja?" tanya levy.
Natsu hanya menggerakkan bahunya. Menandakan ketidakpastian

Pintu Uks kembali terbuka dengan sang ketua osis dan wendy yang menenteng sebuah tas ungu yang di yakini milik lucy.

"Bagaimana keadaannya ?"
tanya erza pada mira.
"Ia tak apa apa, hanya sedikit shock. Lalu untuk luka di kepalanya, sepertinya ada luka robek. Untuk saat ini ia tak apa apa." ucap mira.
Erza terlihat mengangguk angguk kepalanya. Mira berjalan meninggalkan mereka. Setelah mengobati luka lucy dengan kotak P3K yang di bawa levy. Ketika melihat natsu yang ingin berbicara dengan erza. Levy segera menarik wendy keluar dari UKS.

"Lalu bisa jelaskan apa yang terjadi pada lucy dan ayahnya?" tanya natsu.
Erza menatap natsu dengan pandangan intens.

"Mengapa kau sangat ingin mengetahuinya?" ucap erza
"Ntah lah. Menurut ku ini sangat menarik." ucap natsu
"Siapa sebenarnya dirimu?"
"Bagaimana jika ku sebut diriku sebagai x?"
"X ? apa maknanya?"
"Kau tahu bukan dunia ini tak sepolos yang kau kira"
"Apa maksud ucapanmu?"
"Bagaimana jika setiap kejadian. sudah termasuk dalam skenarioku?"
"Apa maksudmu, sialan!!"
teriak erza yang dipenuhi amarah nya

Natsu sedikit tersenyum.
Ia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.

"Pistol?" ucap erza
"Yh... ini pistol" ucap natsu
"Apa yang kau lakukan dengan membawa pistol di sini natsu?"
"Menyingkirkan seseorang"
"Siapa?"
"Rahasia"
"Lalu aku harus bagaimana."
"Cerdas... ketua osis kali ini cerdas dalam mengambil keputusan."
"Tak mungkin bukan melapor pada kepala sekolah bahwa kau membawa pistol?"
"Ini mungkin akan menjadi rahasia namun tujuan ku menyamar di sini-"
"Membunuh kah ?"
"Menyingkirkan orang yang telah membunuh ketua fbi"
"Jadi kau anggota fbi?"

Natsu menggangguk.

"Lalu siapa dia?"
Sejenak natsu menutup mata.
Lalu dengan mantap. Ia kembali membuka matanya.

"Sting. Sting eucliffe"

Mata erza membulat sempurna.

"Apa kau bercanda ?"
"Tidak. Tidak bisakah kau melihat. Apa diriku bercanda?"

oh... tidak erza tak bisa mengerti apapun yang telah di katakan natsu

"Apa kau yakin?"
"Yh. Ijinkan aku bertanya. Apa kau sudah menerima surat resmi fbi?"
"Haaa.... surat resmi apa maksudmu?" tanya erza
"Surat resmi dari fbi bahwa kau, mira dan jellal telah di undang secara resmi untuk menjadi anggota fbi"
"Tungggu... tungggu...
mira dan jellal juga ?"
"Mira sudah resmi menjadi anggota fbi sejak 2 tahun yang lalu. Ia terundang karena kemampuan bela dirinya sehingga ia cukup berguna untuk fbi" ucap natsu.
"Lalu apa jellal setuju?"
"Yh... dia sudah setuju... lagian ia termasuk anggota elite. Kemampuan menembaknya di atas rata2"
"Ha... menembak? sejak kapan jellal belajar menembak?"
"Kau bisa menanyakan kelanjutnya pda jellal.
Lalu apakah kau setuju untuk bergabung dengan fbi?"
"Ehm... ehm... baiklah. hei ada yang ingin kutanyakan."
"Apa ?"
"Siapa nama ketua fbi kalian?"
"Heartfilia. Mr. jude heartfilia"
"Paman?! jadi semuanya?"

Natsu mengangguk.
Erza seakan diam seribu bahasa. Permasalahan kali ini tidak lah akan pendek. Apalagi menyangkut keadaan sahabatnya. Singkat waktu pelajaran ke 4 sudah terlewatkan. Namun keadaan di uks tidak berubah.

Natsu yang sibuk dengan hpnya. lalu erza yang sibuk dengan pikirannya.

"ekhm... ekhm...."

Erza segera menyadari bahwa itu erangan lucy

"Lucy? lucy?" tanya erza
"Apa ia sudah sadar?" tny natsu
"apa yang terjadi padaku ?"

Serentak namun berbeda makna. Natsu dan erza menghela nafas lega

"Tunggu sebentar yh lucy.
akan ku panggil levy & wendy.
mereka baru saja ke kantin"

Lucy menggangguk.
Menandakan kesutujuannya

"Kau tadi pingsan" ucap natsu
"Pingsan?" tanya lucy

Lucy sedang memikirkan kejadian 1 jam yang lalu.
Ah... dia ingat.
Saat natsu menanyai mengenai ayahnya. Ia kehilangan keseimbangan. Lalu dengan cekatannya natsu menangkapku lalu... aku tak tahu apa apa lagi

"Ouh... aku minta maaf mengenai sebelumnya"
"Ah.. tidak apa apa"
"Kau ingin menceritakan sesuatu ?" tanya natsu

Lucy terlihat seperti ingin mencurahkan semuanya, agar ia lega. Meskipun kepada orang asing, setidaknya cukup mangambil sekian beban di pundaknya.

"Kau tahu ayahku bukan ?"
"Yh. aku mengenalnya"
"Sia mendidikku dengan keras.
bahkan kadang menyiksaku."

"Ah...ekhm... maaf mengganggu kalian" ucap levy
"Akh... tidak kok levy" ucap lucy
"Baiklah kuserahkan yang di sini pada kalian" ucap natsu
"Baiklah. Terima kasih natsu"
"Natsu kuharap kita bisa berbicara lagi yah" ucap lucy

.....................................
sekian dulu fanficnya...
lagi blankkk otakny

maksih yahhh para readers.
yg udah mau bacaaaa
authorr terharuuu

ok....
mata ashita minna san.
😇😇 god bless you..

Lucky Or Bad Luck?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang