Bad News

152 18 13
                                    

"Ahh" pekikannya lolos begitu saja. Darah segar sedikit mencucur dari pundak nya. Sedangkan kaosnya sudah tak memiliki rupa. Leher jenjangnya menjadi target selanjutnya. Rambut panjang yang disanggulnya berantakan begitu saja. Namun bukan hal itu yang ia pekikan melainkan keadaan natsu yang tumbang di pasir putih pantai.

Natsu berusaha melawan 2 pria berbadan besar. 2 wanita dan seorang anak kecil. Tentu natsu sangat kewalahan. Awalnya semua berjalan lancar. Hingga seorang pria berbadan besar yang bertelanjang dada mengambil sebuah kayu dan menghantamkannnya di kepala natsu. Menyadari natsu yang lengah seorang wanita menusukkan pisau dapur ke dada natsu. Sehingga membulatkan mata lucy dan pekikan lolos dari mulutnya

"Natsuuuuu" teriak lucy. Mata lucy perlahan menutup. Lelah menjemputnya. Seakan berkata 'ayo, saatnya kau tidur' itu lah yang lucy ketahui sebelum ia tak sadarkan diri. Dirinya seperti dikejar. Berusaha menarik semua oksigen ke paru paru nya. Seakan tak ada hari esok tuk bernafas. Dan disini la dia. Tak sadarkan diri dan terjatuh dalam pelukan jellal.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sinar cahaya cerah pagi menerangi sebuah ruangan. Ruangan yang bernuansa putih bersih dan biru laut. Tak mengurangi situasi tegang didalamnya. Kini semuanya berharap maupun berdoa yang terbaik, hingga....

"Emmm" erangan manis terdengar dalam ruangan yang tegang. Membuat 2 pasang mata menatapnya

"Lu chan" gumam levy. Kini ia berdiri di dekat jendela. Pagi ini pun ia baru tahu situasi lucy yang mengenaskan. Bahkan ia tak sempat membersihkan diri dan langsung tancap gas menuju rumah sakit.

"Shhhhh" racau lucy. Ia berusaha mendudukan dirinya hingga erza membantu dirinya.

"Pelan pelan lucy" ujarnya. Dengan pelan pelan dan perhatian ia membantu lucy

Lucy menggerakkan kepala nya ke arah kanan dan kiri.

"Apa yang kau lakukan lu chan ?" Tanya levy. Ia beranjak untuk mendekati lucy

"Pegel" sahut lucy. Matanya bergerak liar meneliti ruangan

"Aku dimana?" Lanjut lucy. Ia melihat sekitar. Ruangan yang super luas namun terkesan nyaman dengan warna biru lautnya. Luasnya seluas 1 rumah. Bahkan 1 keluarga bisa tinggal di sana. Beberapa fasilitas mewah terjajar rapi di dalamnya. Pendingin ruangan yang berjumlah 2. Lalu dengan kulkas 2 pintu yang berisi cemilan sehat seperti salad atau buah buahan segar. Dengan beberapa sofa empuk yang menghiasi ruangan dan sebuah meja keramik bundar terletak di tengah ruangan dan tentu saja sebuah kamar mandi.

"Rumah sakit ayahku. Ini ruang vvip" ujar erza

"Vvip ? Astajimmmm bagaimana bisa aku di ruang vvip" pekik lucy. Tentu saja ia memikirkan berapa biaya rumah sakit dengan ruangan vvip senyaman ini

"Oii oii tenang saja lu chan" ujar levy menenangkan lucy

"Tak perlu pikirkan biaya. Erza tidak akan bangkrut karena 1 pasien vvipnya tidak membayar" lanjut levy dengan kekehan kecil yang hanya dianggap erza dengan anggukan

Lucy hanya menghela nafas. Ia melihat ke 2 temannya.

"Yang lain sedang menunggu operasi natsu" ujar erza yang seakan mengerti apa maksud lucy

"Apa kah natsu baik baik saja?" Tanyanya pelan. Matanya mulai berkaca kaca. Tentu ia tak lupa apa yang terjadi dengan mereka semalam.

"Tidak bisa di bilang baik. Ia memerlukan pemeriksaan menyeluruh" ujar erza. Ia menghela nafas.

"Dan liat lu chan. Bahkan kau juga terluka parah. Apa yang terjadi seben-!" ucapan levy terpotong dengan tatapan tajam erza. Yg seakan mengisyaratkan untuk diam.

Tangan kiri lucy bergerak ke lehernya. Matanya bergerak ke arah lengan kanannya yang di perban. Lehernya sakit. Bahkan perih karena luka kuku wanita

"Lalu bagaimana keadaan wisatawan semalam ?" Tanya lucy cepat. Seakan ingatannya terulang kembali

"Mereka di angkut ke cabang markas fbi. Untuk di mintai keterangan" ujar erza.

"Mereka baik baik saja bukan?" Tanya lucy

"Yh mereka baik baik saja. Mereka menyerangmu dan natsu atas kendali obat obatan. Para agen masih menyelidiki dari mana obat tersebut berasal. Padahal dalam kasus gaun merah semalam. Para agen sudah memeriksa semua barang bawaan wisatawan sehingga menurut mereka tidak ada barang berbahaya" tutur erza

Lucy hanya ber-oh pendek. Ingatannya berputar cepat. Kejadian pembunuhan gaun merah. Kejadian penemuan ken-

"Ken. Dimana ken?!" Ujar lucy.

"Dia bersama ku" ujar seseorang. Pintu ruang vvip lucy terbuka menampilkan seorang wanita yang membuat lucy melebarkan matanya

"Oka san ?!" Ujar lucy tak percaya

"Dasar gadis bodoh. Bagaimana bisa kau tidak memberitahuku bahwa aku sudah menjadi nenek" ujar layla. Ia berjalan menuju ke arah lucy

"Cucuku sangat manis. Bahkan dia menatap ku berjam jam karena tidak mengenaliku" ujar layla dengan tawa kecilnya

"Jangan menggoda ku ka san" ujar lucy. Ke 2 temannya hanya tertawa kecil

"Ken dirumah. Tadi dia mencari mu. Bahkan ia menangis tersedu sedu saat mencari mu di kamar mandi" ujar layla dengan tawanya yang membuat lainny juga tertawa.

"Aku yang memberi tahu" ujar erza. Sebelum lucy bertanya kepada layla bagaimana ibunya ini bisa mengetahui segalanya

Erza calon cenayang kali yh

Sedangkan lucy hanya menggangguk angguk

"Baiklah. Aku harus kembali. Atau tidak ken akan mencarimu lagi di kamar mandi atau lebih buruknya ia akan mencari mu di dalam korslet dan menangis tersedu sedu" ujar layla. Ia membalikkan badannya dan mengangkat tangannya.

"Hati hati ka san" ujar lucy dan tersenyum. Bahkan ke 2 temannya hanya ketawa2 mendengar penuturan layla dan pintu pun tertutup

"Lu chan ini" ujar levy menjulurkan tangan kanannya kepada lucy. Yang membuat erza maupun lucy melihatnya.

"Jimat?" Ujar ke 2 nya serempak

"Iyh. Aku memdapatkannya 1 bulan yang lalu" ujar levy. Ia menyelipkannya ke bawah bantal lucy

"Kau tahu rumah sakit adalah tempat ter angker bagi indigo" jelas levy yang membuat lucy menggangguk angguk.

"Kau membuatku takut levy chan" ujar lucy.

"Gomen lucy. Tapi aku dan levy harus kembali ke pondok. Untuk mengambil beberapa benda dan menjelaskan nya ke kepala sekolah apa yang terjadi di sini" ujar erza yang membuat lucy seketika menatap nya horor

"Bisakah nanti siang saja. Ini masih pagi. Baru jam 7." Ujar lucy memelas kepada ezra dan levy secara bergantian

"Gomen lucy. Kami semalam membawamu ke sini tanpa persiapan. Bahkan butuh waktu 1 jam untuk menjelaskan kepada ibumu. Dan jellal juga di rawat disini. Karena terluka. Mira dan gray harus menunggu operasi natsu" jelas ezra

"Jellal terluka ?" Tanya lucy

"Dia terluka karena melindungi mu lucy. Dia terlihat keren semalam" ujar erza sambil mengedipkan mata kananny dan tersenyum. Lucy pun ikut tersenyum meskipun ia sedang bergulat dengan pemikirannya

"Apa kau sudah baik baik saja ezra ? Demammu sudah turun ?" Tanya lucy sebelum pintu kamarr vvip nya tertutup rapat

"Aku baik baik lucy. Jaga dirimu baik baik saja" ujar erza hingga pintu tertutup rapat. Dan menimbulkan suasana hening di kamar vvip.

Lucy seharusny kau lebih mengkhawatirkan apa yang terjadi malam nanti

Gonen minna. Chap ini pendek 😉😉. Nnt chap selanjutnya bakalan di jelasin kejadian sebelumnya baru chap selanjutnya lagi bakalan jadi lucy pov seutuhnya

Lucky Or Bad Luck?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang