Foreboding

243 18 17
                                    

"Luce. Lain kali jangan lukai dirimu sendiri" ucap natsu

Lucy terlihat hanya mengangguk. Lucy kembali hanyut dalam lamunan nya

"Baiklah jellal sudah waktunya kita pergi" ucap mira yang menyadarkan lamunan lucy

"Bukannya baru jam 8." Ucap lucy

"Jangan bergerak" ucap natsu. Ia masih meneteskan obat merah di pelipis lucy. Jarak mereka terpaut beberapa cm. Hingga lucy tidak sadar bahwa natsu memperhatikannya khawatir akan keadaannya.

"Kami hanya berjaga jaga. Para guru sudah kembali ke pondok mereka. Sehingga kami memajukan jadwalnya." Jelas jellal. Ia sedang mengambil 2 senter. Dengan 1 set pisau lipat. Lalu semprotan merica untuk mira. Bahkan ada beberapa senjata yang mira sembunyikan di paha putihnya seperti pistol.

Perlu di catat keadaan di luar cukup gelap ditambah arah selatan pondok ini adalah hutan. Arah baratnya adalah tebing yang memisahkan pantai dengan hutan terbengkalai. Sedangkan utara pondok ini adalah pantai.

"Aku akan ikut kalian" ucap lucy setelah lukanya selesai perawatan

Semua nya langsung menatapnya

"kau akan mendapatkan giliranmu bukan?" Jawab gray

"Bukan itu maksudku. Aku ingin meminta susu di pondok 4" jelas lucy. Ia segera mengambil celana pendek birunya dan langsung memakainya

"Kami akan langsung ke barat." Jelas mira

"Tak apa. Aku akan kembali sendiri" ucap lucy bersiap siap dengan semprotan merica di kantung celana nya

"Aku akan menemanimu" ujar natsu mendahului levy. Sontak saja levy melemparkan tatapan nya kepada natsu.

.

.

.

.
Terlihat lah disini lucy kurang nyaman dengan keputusan natsu

Terlihat disini mereka ber 2 berjalan dalam gelap. Sedangkan mira dan jellal melakukan tugas mereka.

"Luce maaf" ujar natsu.

"Ahh... Untuk apa ?" Tanya lucy kikuk

"Karena aku kau terluka. Maaf. Lupakan saja apa yang terjadi. Kuharap kau tetap bekerja di perusahaanku" ujar natsu

"Hahaha aku bahkan belum bekerja di perusahaanmu" batin lucy

"Itu bukan kesalahanmu. Aku hanya sedikit out character hingga melukai diriku" jelas lucy dengan senyum

Masalah demi masalah yang menimpa lucy. Ia lupakan begitu saja. Ia bertindak bagai air yang melewati batu dan melupakannya begitu saja. Seperti masa bodoh dengan itu. Bahkan terkadang ia meragukan apa ia benar benar menyukai natsu ? Atau hanya mengaguminya. Masalah apapun itu tak kan pernah dianggap masalah besar oleh lucy. Yang sudah terjadi ya sudah tak perlu di pikirkan lagi. Bahkan ia biasa saja saat berusaha membunuh teman sekelasnya. Tak ada raut cemas maupun khawatir. Terkecuali nakama nya

"Ne luce apa kau sudah mengingat masa lalu mu?" Tanya natsu. Ia sedikit berjalan cepat di pasir putih pantai melewati lucy

"Tidak. Aku bahkan tak mengingat bagaimana pertama kali aku di bully." Jelas lucy. Ia mengakui bahwa selama kejadian itu tak penting baginya. Akan ia hapus dari memorinya

"Benar kah ?" Tanya natsu antusias

Lucy mengangguk angguk

"Bagaimana denganmu?" Tanya lucy yang cukup penasaran dengan natsu. Untuk masalah ciuman tadi saja ia sudah lupakan.

Lucky Or Bad Luck?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang